Hubungan India-Indonesia mengacu pada hubungan bilateral antara India dan Indonesia.
India dan Indonesia adalah negara bertetangga. Kawasan Andaman dan Kepulauan Nikobar India berbatasan langsung dengan wilayah maritim Indonesia di sepanjang Laut Andaman.
Hubungan antara India dan Indonesia telah terjalin sejak dahulu kala, selama hampir dua ribu tahun lamanya. Pada tahun 1950, Presiden pertama Indonesia - Soekarno menyerukan kepada rakyat Indonesia dan India untuk "meningkatkan hubungan baik" yang sudah terjalin antara kedua negara "selama lebih dari 1000 tahun" sebelum sementara "terputus" oleh kekuasaan kolonial Eropa.[5] Pada musim semi tahun 1966, para menteri luar negeri dari kedua negara mulai berbicara lagi dari era hubungan persahabatan.
India memiliki kedutaan besar di Jakarta [6] dan Indonesia memiliki kedutaan besar di New Delhi.[7] India menganggap Indonesia sebagai anggota paling penting ASEAN. Kedua negara telah sepakat untuk membentuk kemitraan strategis.[8]
Menurut World Service Poll 2013 BBC, 79% orang Indonesia memandang India memberikan pengaruh positif bagi dunia, sementara 21% menyatakan pandangan negatif terhadap India, hal ini adalah salah satu persepsi terbaik terhadap India di dunia.[9]
Sejarah
Hubungan antara Indonesia dan India telah dimulai sejak zaman Ramayana,[10] "Yawadvipa" (pulau Jawa) disebutkan dalam epos kuno India, Ramayana. Disebutkan Sugriwa, salah satu jenderal Rama mengirim anak buahnya ke Yawadvipa, Pulau Jawa, untuk mencari Shinta.[11] Orang India telah mengunjungi Indonesia sejak zaman kuno, dan orang Indonesia kuno (Bangsa Austronesia) telah memulai perdagangan bahari di laut Asia Tenggara dan Samudera Hindia. Orang India purba menyebarkan ajaran Hindu dan banyak aspek lain dari budaya India termasuk bahasa Sanskerta dan Aksara Brahmi. India telah memainkan peran besar dalam budaya Indonesia, yang merupakan perpaduan dari India, China, Asia Tenggara, dan budaya asli Indonesia. Jejak pengaruh India yang paling terlihat jelas dalam sejumlah besar kata-kata serapan dari bahasa Sanskerta dalam kosakata Bahasa Indonesia.
Nama Indonesia berasal dari bahasa Latin Indus, yang berarti "India", dan bahasa Yunani nesos, yang berarti "pulau". (karena kemiripan budaya di kedua wilayah ini).[12] Nama ini mulai dikenal sejak abad ke-18, jauh mendahului pembentukan Indonesia merdeka. Selama zaman Sriwijaya, banyak orang Indonesia belajar di Universitas Nalanda di India.[13]
Indonesia memasuki periode sejarah setelah mengadopsi Aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta dari India. Sebagaimana terbukti dari temuan beberapa prasasti awal yang berasal dari kerajaan Indonesia tertua seperti Yupa dari Kutai, Prasasti Tugu dari Tarumanagara dan catatan sejarah Kalingga. Kerajaan bercorak Hindu - Buddha seperti Sriwijaya, Medang, Sunda dan Majapahit adalah pemerintahan yang berkuasa di Indonesia, dan era klasik Hindu-Buddha ini berlangsung dari kurun tahun 200[14] hingga abad ke-16, dengan kerajaan Hindu terakhir masih tersisa di Bali.
Sepanjang sejarah kedua bangsa, sebagian besar hubungan antara India kuno dan Indonesia berlangsung harmonis dan damai, namun ada satu pengecualian ketika India kuno dan Indonesia terlibat dalam peperangan. Pada 1025 Rajendra Chola, Raja Chola dari Coromandel di India Selatan, meluncurkan serangan angkatan laut pada pelabuhan Sriwijaya dan merebut Kadaram dari Sriwijaya dan menempatinya selama beberapa waktu.[15]
Indonesia telah menyerap banyak aspek budaya India sejak kontak pertama hampir dua ribu tahun yang lalu. Dampak yang paling jelas adalah kata serapan bahasa sanskerta ke dalam Bahasa Indonesia (lihat: kata serapan Sanskerta di Indonesia). Epos India - Ramayana dan Mahabharata - memainkan peran penting dalam budaya Indonesia dan sejarahnya, dan populer di kalangan orang Indonesia sampai hari ini. Dalam teater terbuka Prambanan di Jawa, Muslim Jawa narikan Sendratari Ramayana selama malam bulan purnama. Sebuah contoh dalam pengaruh Hindu-Buddha di sejarah Indonesia adalah abad ke-9 Borobudur dan Prambanan. Bahkan setelah datangnya ajaran Islam, hubungan antara kedua negara tetap kuat, bukan hanya karena India memiliki populasi Muslim yang signifikan. Arsitektur Islam Indonesia, terutama di Sumatra, telah sangat dipengaruhi oleh arsitektur Mughal India. Hal ini terlihat jelas dalam arsitektur Masjid Raya Baiturrahman di Aceh dan Masjid Raya Medan.
Kekaguman budaya tidak bertepuk sebelah tangan. India juga merasa memiliki kedekatan budaya yang erat dengan budaya Indonesia. Rabindranath Tagore mengunjungi Jawa dan Bali pada tahun 1927 dan ia terpesona oleh budaya Bali dan ajaran Hindu Dharma Bali.
Pada 1945-1949, selama Revolusi Nasional Indonesia dan pembentukan republik, India dan Mesir adalah negara-negara paling awal yang mendukung dan mengakui kedaulatan Indonesia, serta membina hubungan diplomatik dengan Republik Indonesia. Selain itu, sebelum kemerdekaan Indonesia, Muhammad Ali Jinnah - pendiri Pakistan - yang pada waktu itu adalah Presiden dari Liga Muslim Seluruh India, mendorong tentara Muslim India yang bertugas di Ketentaraan Kolonial Inggris untuk bergabung dan membantu perjuangan Indonesia melawan Kekaisaran Belanda. Akibatnya, 600 tentara Muslim Angkatan Darat Inggris asal India melakukan desersi untuk mempertaruhkan hidupnya bergabung dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia.[16] India dan Indonesia secara resmi membuka hubungan diplomatik sejak 3 Maret 1951.[17] Pada tahun 1955, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dan Presiden Indonesia Soekarno adalah dua di antara lima tokoh pendiri Gerakan Nonblok.
Selama perang India-Pakistan tahun 1965, Indonesia menawarkan bantuan militer kepada Pakistan untuk 'merebut Andaman dan Kepulauan Nikobar' dari India untuk mengalihkan perhatian dari fron Kashmir. Akhirnya Indonesia memobilisasi kapal selam untuk membantu Pakistan. Sebuah perjanjian batas laut antara kedua negara dikeluarkan di New Delhi pada 14 Januari 1977.[18]
Ekonomi
Pada tanggal 25 Januari 2011, setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri India Manmohan Singh dan mengunjungi Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, India dan Indonesia telah menandatangani kesepakatan bisnis bernilai miliaran dolar dan menetapkan target yang ambisius menggandakan perdagangan selama lima tahun ke depan.[19] Dalam hal pariwisata, Indonesia merupakan salah satu dari hanya 14 negara yang bebas visa untuk memasuki India. Warga India juga mendapatkan visa turis pada saat kedatangan di Indonesia.
India juga memiliki hubungan ekonomi lebih lanjut dengan Indonesia melalui perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN, dimana Indonesia menjadi anggotanya.[20]
Presiden Indonesia Soekarno adalah tamu kehormatan yang diundang menghadiri parade tahunan republik India. Pada tahun 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah tamu utama untuk upacara kenegaraan yang sama.
Budaya
Ikatan budaya India-Indonesia masih terus berlanjut hingga kini, musik Dangdut yang populer di Indonesia menampilkan pengaruh musik Hindustan (India) terutama penggunaan alat musik Tabla yang berasal dari India sangat penting di dalam alunan musik dangdut. Film Bollywood dan musik India juga populer di Indonesia.[21] Untuk mempromosikan budaya India di Indonesia, Pusat Kebudayaan India Jawaharlal Nehru didirikan di Jakarta pada tahun 1989, menyediakan layanan perpustakaan dan memberikan pelajaran tentang budaya India, serta mempromosikan seninya seperti Yoga, musik dan tari India[22]
Busana dari kedua negara juga memiliki beberapa kemiripan, misalnya kain lungi yang mirip sarung Indonesia yang umum dikenakan kaum pria. Makanan dari kedua negara juga memiliki banyak kesamaan seperti Kare yang sebenarnya berasal dari kari India, dan Masakan Padang dari Sumatera Barat menggunakan rempah-rempah yang sama dengan rempah dalam masakan India, selain itu kue apam adalah kue Indonesia yang dipengaruhi kue India yang juga disebut apam. Cara Makan makanan dengan tangan dan ciri khas makan secara lesehan juga diimplementasikan oleh rakyat dari kedua negara (India dan Indonesia).
Pewayangan juga memiliki unsur India yang sangat kental, terutama para tokoh-tokoh pewayangan seperti Rama, Sinta, Hanuman, dll dan cerita yang berasal dari cerita-cerita Hindu kuno seperti Ramayana dan Mahabharata berasal dari India dan masuk ke Nusantara sejak ribuan tahun lalu terutama pada masa kerajaan Hindu-Buddha. Bahasa Sanskerta juga yang digunakan di Indonesia terutama untuk semboyan-semboyan dan motto-motto instansi juga memiliki unsur India yang sangat kental, contohnya motto Akademi Militer Indonesia yang berbunyi "अधिकाऱ्या महत्व विर्य नगरभक्ति" - Adhitakarya Mahatvavirya Nagarabhakti yang berarti "seorang taruna/perwira mencapai ilmu dan pengetahuan dengan mengutamakan jiwa kesatria dan patriot untuk berbakti kepada negara" berasal dari peribhahasa India kuno. Ini membuktikan betapa kentalnya unsur India di Indonesia dari segala macam aspek terutama dalam berbahasa. Dalam segi transportasi, Bajaj yang digunakan di Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia adalah salah satu hubungan erat antara India dan Indonesia dari segi otomotif, sejak 40 tahun, kendaraan roda tiga ini diimpor dari India dengan pabrikan Bajaj Auto dan TVS Motor.[23]
Budaya yang sangat kental memiliki unsur India di Indonesia sangat dominan bisa dilihat di pulau Jawa dan Bali, dan juga beberapa daerah lainya di Indonesia.
^Tomascik, T. (1996). The Ecology of the Indonesian Seas - Part One. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. ISBN962-593-078-7.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)