Alfabet Yunani (bahasa Yunani Kuno: Ἑλληνῐκό ἀλφάβητος, translit. Hellenĭkó alfábetos; bahasa Yunani: Ελληνικό αλφάβητο, translit. Elli̱nikó alfávi̱to) adalah sebuah alfabet yang terdiri dari 24 huruf yang telah digunakan untuk menuliskan bahasa Yunani sejak akhir abad ke-9 SM atau awal abad ke-8 SM.[2] Alfabet Yunani merupakan alfabet tertua yang masih digunakan secara terus-menerus hingga sekarang. Huruf-huruf ini juga digunakan untuk mewakili angka Yunani sejak abad ke-2 SM.[3]
Huruf
Di bawah ini adalah sebuah tabel yang menampilkan huruf-huruf Yunani, juga bentuknya ketika dijadikan huruf Romawi. Tabel ini juga menyediakan bentuk huruf Fenisia yang diambil oleh setiap huruf Yunani. Pengucapan dijelaskan dengan Alfabet Fonetis Internasional.
Perlu dicatat bahwa pengucapan klasik yang diberikan di bawah ini adalah pengucapan di Attika pada akhir abad ke-5 SM hingga awal abad ke-4 SM (sebelum Periode Helenistik yang dibawa oleh Aleksander Agung yang memopulerkan bahasa Yunani Koine).
Selama Peradaban Mikenai, pada abad ke-16 hingga ke-12 SM, aksara Linear B digunakan untuk menulis bentuk bahasa Yunani tertua yang diketahui. Aksara tersebut lalu terakhir muncul pada abad ketiga belas SM, tidak ada kaitan ataupun hubungan kerabat dengan alfabet Yunani. Setelah itu, masa kekosongan bukti atau melek aksara yang dikenal sebagai Zaman Kegelapan Yunani. Pada akhir abad kesembilan SM atau awal abad kedelapan SM, bangsa Yunani mulai menggunakan alfabet yang diturunkan dari dari abjad Fenisia yang umum digunakan untuk menulis bahasa Semit Barat,[4] bangsa Yunani saat itu menyebutnya Φοινικήια γράμματα (berarti "huruf-huruf Fenisia").[5] Namun, abjad Fenisia terbatas untuk mewakili bunyi-bunyi konsonan. Ketika digunakan untuk menulis bahasa Yunani, huruf-huruf konsonan tertentu mulai bergeser untuk mewakili bunyi-bunyi vokal. Penggunaan vokal dan konsonan menjadikan Yunani sebagai jenis alfabet pertama yang diketahui,[6] yang berbeda dengan jenis abjad untuk menulis bahasa-bahasa Semit, yang memiliki huruf-huruf hanya untuk mewakili bunyi konsonan.[7]
Bangsa Yunani awalnya menyerap semua 22 huruf abjad Fenisia. Lima huruf diubah untuk mewakili bunyi vokal dan semivokal: /j/ (yod) dan /w/ (waw) digunakan mewakili masing-masing bunyi [i] (Ι, iota) dan [u] (Υ, upsilon); Konsonan letup celah-suara/ʔ/ (alef) digunakan mewakili bunyi [a] (Α, alfa); konsonan faringeal/ʕ/ (ʿayin) diubah untuk mewakili bunyi [o] (Ο, omikron); dan huruf untuk bunyi /h/ (he) diubah untuk mewakili bunyi [e] (Ε, epsilon). Sebuah bentuk ganda dari waw juga diserap sebagai konsonan untuk [w] (Ϝ, digama). Selain itu, huruf Fenisia untuk konsonan emfatis/ħ/ (het) diserap dalam dua fungsi berbeda oleh dialek-dialek Yunani yang berbeda: sebagai huruf untuk mewakili bunyi /h/ (Η, heta) oleh dialek-dialek yang memiliki bunyi seperti itu, dan sebagai huruf vokal tambahan untuk bunyi /ɛː/ (Η, eta) panjang, oleh dialek-dialek yang tidak memiliki konsonan napas kasar. Kemudian, huruf vokal ketujuh untuk bunyi /ɔː/ (Ω, omega) panjang juga dibuat tanpa serapan dari abjad Fenisia.
Bahasa Yunani juga memperkenalkan tiga huruf konsonan baru untuk bunyi konsonan teraspirasi dan gugus konsonannya: Φ (fi) untuk mewakili bunyi /pʰ/, Χ (khi) untuk mewakili bunyi /kʰ/, dan Ψ (psi) untuk mewakili bunyi /ps/. Dalam alfabet Yunani Kuno ragam barat, Χ malah digunakan untuk mewakili bunyi /ks/ (menjadi asal-usul huruf Xx (eks) dalam alfabet Latin) dan Ψ untuk mewakili bunyi /kʰ/.
Awalnya ada banyak ragam alfabet Yunani, yang berbeda dalam penggunaan dan non-penggunaan huruf vokal dan konsonan tambahan dan beberapa fitur lainnya. Ragam-ragam alfabet umumnya terbagi menjadi empat jenis utama menurut perlakuan yang berbeda dari huruf tambahan untuk konsonan teraspirasi (/pʰ, kʰ/) dan gugus konsonan (/ks, ps/).[8] Empat jenis ini sering secara umum diberi label sebagai jenis "hijau", "merah", "biru muda", dan "biru tua", berdasarkan peta berkode warna dalam karya mani abad ke-19 dengan judul, Studien zur Geschichte des griechischen Alphabets oleh Adolf Kirchhoff (1867).[8]
Jenis "hijau" (atau selatan) adalah yang paling kuno dan paling dekat dengan Fenisia.[9] Jenis "merah" (atau barat) adalah yang kemudian disebarkan terus ke daerah Barat dan menjadi leluhur alfabet Latin, dan memiliki beberapa hal penting yang menjadi ciri perkembangan selanjutnya.[9] Jenis "biru" (atau timur) adalah leluhur dari alfabet Yunani baku modern.[9]Athena dan daerah sekitarnya di Attika menggunakan bentuk setempat dari jenis alfabet "biru muda" hingga akhir abad ke-5 SM, yang tidak mempunyai huruf konsonan Ξ dan Ψ serta huruf vokal Η dan Ω.[9][10] Dalam ragam Attika, digrafΧΣ mewakili bunyi /ks/, dan digraf ΦΣ mewakili bunyi /ps/. Ε digunakan untuk tiga bunyi /e,eː,ɛː/ (sesuai dengan Ε, ΕΙ, Η pada zaman Klasik), dan Ο digunakan untuk mewakili bunyi /o,oː,ɔː/ (masing-masing sesuai dengan Ο, ΟΥ, Ω pada zaman klasik).[10] Huruf Η (heta) digunakan untuk mewakili bunyi /h/.[10] Beberapa ragam huruf lokal juga merupakan ciri khas tulisan Athena, beberapa di antaranya sama dengan alfabet Euboia (tetapi digolongkan sebagai jenis alfabet "merah"): yaitu Λ yang menyerupai huruf L di alfabet Latin () dan bentuk Σ yang menyerupai huruf S di alfabet Latin ().[10]
Alfabet klasik dua puluh empat huruf yang sekarang digunakan untuk mewakili alfabet Yunani baku modern pada awalnya adalah alfabet Ionia setempat.[11] Pada abad ke-5 SM, ragam Ionia mulai umum digunakan oleh banyak penduduk Athena.[11] Pada k. 403 SM, atas saran dari arkhon bernama Eukleides, Majelis Athena secara resmi meninggalkan alfabet Attika kuno dan mengadopsi alfabet Ionia sebagai bagian dari reformasi demokrasi setelah penggulinganTiga Puluh Tiran.[11][12] Karena peran Eukleides yang menyarankan untuk mengadopsi alfabet Ionia, alfabet Yunani baku modern dua puluh empat huruf kadang-kadang dikenal sebagai "alfabet Eukleides".[11] Kira-kira tiga puluh tahun kemudian, alfabet Eukleides diadopsi di Boiotia dan mungkin telah diadopsi beberapa tahun sebelumnya di kerajaan Makedonia.[13] Pada akhir abad keempat SM, alfabet Eukleides menggantikan alfabet-alfabet setempat di seluruh daerah berbahasa Yunani untuk menjadi bentuk baku alfabet Yunani.[13]
Aksara turunan
Alfabet Yunani diturunkan menjadi aksara-aksara sebagai berikut:[6]
^Pierre Swiggers, Transmission of the Phoenician Script to the West, in Daniels and Bright, The World's Writing Systems, 1996
^The date of the earliest inscribed objects; A.W. Johnston, "The alphabet", in N. Stampolidis and V. Karageorghis, eds, Sea Routes from Sidon to Huelva: Interconnections in the Mediterranean 2003:263-76, summarizes the present scholarship on the dating.
Keller, Andrew; Russell, Stephanie (2012). Learn to Read Greek, Part 1. New Haven, Connecticut and London, England: Yale University Press. ISBN978-0-300-11589-5.
Horrocks, Geoffrey (2006). Ellinika: istoria tis glossas kai ton omiliton tis. Athens: Estia. [Greek translation of Greek: a history of the language and its speakers, London 1997]
Horrocks, Geoffrey (2010). "The Greek Alphabet". Greek: A History of the Language and its Speakers (edisi ke-2nd). Hoboken, New Jersey: Wiley-Blackwell. ISBN978-1-4051-3415-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-07. Diakses tanggal 2022-07-05.
Johnston, A. W. (2003). "The alphabet". Dalam Stampolidis, N.; Karageorghis, V. Sea Routes from Sidon to Huelva: Interconnections in the Mediterranean 16th–6th c. B.C. Athens: Museum of Cycladic Art. hlm. 263–276.
Kristophson, Jürgen (1974). "Das Lexicon Tetraglosson des Daniil Moschopolitis". Zeitschrift für Balkanologie. 10: 4–128.
Macrakis, Stavros M (1996). "Character codes for Greek: Problems and modern solutions". Dalam Macrakis, Michael. Greek letters: from tablets to pixels. Newcastle: Oak Knoll Press. hlm. 265.
Mazon, André; Vaillant, André (1938). L'Evangéliaire de Kulakia, un parler slave de Bas-Vardar. Bibliothèque d'études balkaniques. 6. Paris: Librairie Droz.–selections from the Gospels in Macedonian.
Miletich, L. (1920). "Dva bŭlgarski ru̐kopisa s grŭtsko pismo". Bŭlgarski Starini. 6.
Panayotou, A. (12 February 2007). "Ionic and Attic". A History of Ancient Greek: From the Beginnings to Late Antiquity. Cambridge, England: Cambridge University Press. hlm. 405–416. ISBN978-0-521-83307-3.
Peyfuss, Max Demeter (1989). Die Druckerei von Moschopolis, 1731–1769: Buchdruck und Heiligenverehrung in Erzbistum Achrida. Wiener Archiv für Geschichte des Slawentums und Osteuropas. 13. Böhlau Verlag.
Swiggers, Pierre (1996). "Transmission of the Phoenician Script to the West". Dalam Daniels; Bright. The World's Writing Systems. Oxford: University Press. hlm. 261–270.
Stevenson, Jane (2007). "Translation and the spread of the Greek and Latin alphabets in Late Antiquity". Dalam Harald Kittel; et al. Translation: an international encyclopedia of translation studies. 2. Berlin: de Gruyter. hlm. 1157–1159.
Verbrugghe, Gerald P. (1999), "Transliteration or Transcription of Greek", The Classical World, 92 (6): 499–511, doi:10.2307/4352343, JSTOR4352343
Voutiras, E. (2007). "The Introduction of the Alphabet". Dalam Christidis, Anastasios-Phoivos. A History of Ancient Greek: From the Beginnings to Late Antiquity. Cambridge, England: Cambridge University Press. hlm. 266–276. ISBN978-0-521-83307-3.
Woodard, Roger D. (2010), "Phoinikeia Grammata: An Alphabet for the Greek Language", dalam Bakker, Egbert J., A Companion to the Ancient Greek Language, Oxford, England: Wiley-Blackwell, ISBN978-1-118-78291-0