Lontara Bilang-bilang

Tabel sandi lontara bilang-bilang beserta ekivalen lontara standarnya sebagaimana dicatat oleh Matthes[1]

Lontara Bilang-bilang adalah sandi aksara Lontara yang digunakan dalam sastra Makassar untuk penulisan genre puisi tertentu. Sandi ini mensubtitusikan aksara Lontara dengan gubahan bentuk yang diturunkan dari angka Arab berdasarkan sistem bilangan abjad Arab. Sandi ini merupakan adaptasi dari sandi abjad Arab serupa yang pernah digunakan di wilayah Asia Selatan abad 19 M.[2][3]

Penggunaan

Sebuah puisi élong maliung bettuanna dalam Lontara sandi dan Lontara standar sebagaimana dikutip Matthes (1883)

Dalam sastra Makassar, sandi Lontara Bilang-bilang kadang digunakan sebagai pengganti aksara Lontara dalam penulisan basa Makassar, semacam teka-teki permainan kata, serta Nyanyian dan Artinya, puisi dengan makna tersembunyi yang memanfaatkan basa Makassar Kuno. Dalam sandi ini, tiap aksara dasar dalam Lontara standar digantikan dengan bentuk-bentuk yang diturunkan dari abjad dan angka Arab. Diakritik tidak diubah dan digunakan sebagaimana dalam Lontara standar, namun menempel pada aksara dasar yang bentuknya telah disandikan.[3]

Sistem Sandi

Prinsip dasar dari sandi Lontara Bilang-bilang adalah pengalihan atau subtitusi huruf Arab menjadi stilisasi angka dari nilai masing-masing huruf berdasarkan sistem bilangan abjad Arab. Sistem subtitusi ini diadaptasi dari sandi abjad Arab yang pernah digunakan di Asia Selatan abad 19 M, di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari negara Pakistan dan Afghanistan. Dalam versi Lontara Bilang-bilang, beberapa huruf untuk bunyi Arab yang tidak digunakan dalam bahasa Makassar dihilangkan, sementara huruf-huruf untuk bunyi yang muncul dalam bahasa Melayu ditambahkan melaui prinsip subtitusi yang sama.[2] Sebagai contoh, huruf ba ب memiliki nilai 2 sehingga bentuknya disubtitusikan dengan stilisasi angka Arab ٢. Sistem subtitusi ini dapat diilustrasikan sebagaimana berikut:

Arab Nilai Lontara
Bilang-bilang
Lontara Latin Keterangan
ب ٢ 2 ba Stilisasi angka ٢ dengan tarikan garis vertikal yang pendek
ك ٢٠ 20 ka Stilisasi angka ٢ dengan tarikan garis vertikal menengah
ر ٢٠٠ 200 ra Stilisasi angka ٢ dengan tarikan garis vertikal yang panjang

Huruf Arab Jawi untuk bunyi yang biasa digunakan dalam bahasa Melayu dan bahasa Makassar dibentuk dengan penambahan titik sebagaimana ekivalen huruf Arab masing-masing. Sebagai contoh, huruf jim ج menggunakan stilisasi angka ٣, sementara huruf ca چ menggunakan dasar stilisasi angka ٣ yang sama dengan ج namun dengan tambahan tiga titik. Sistem pembentukan ini dapat diilustrasikan sebagaimana berikut:

Arab Nilai Lontara
Bilang-bilang
Lontara Latin Keterangan
ج ٣ 3 ja Stilisasi angka ٣ dengan tarikan garis vertikal yang pendek
چ ca dengan tambahan tiga titik berdasarkan analogi چ
ك ٢٠ 20 ka Stilisasi angka ٢ dengan tarikan garis vertikal menengah
ga dengan tambahan satu titik berdasarkan analogi ࢴ

Huruf pra-nasal dalam aksara Lontara dibentuk dengan penambahan coretan. Sistem pembentukan ini dapat diilustrasikan sebagaimana berikut:

Arab Nilai Lontara
Bilang-bilang
Lontara Latin Keterangan
ك ٢٠ 20 ka Stilisasi angka ٢ dengan tarikan garis vertikal menengah
ngka dengan tambahan coretan
ر ٢٠٠ 200 ra Stilisasi angka ٢ dengan tarikan garis vertikal yang panjang
nra dengan tambahan coretan

Tabel

Arab Nilai Lontara
Bilang-bilang
Lontara Latin Jawi Lontara
Bilang-bilang
Lontara Latin Lontara
Bilang-bilang
Lontara Latin
ا ١ 1 a
ب ٢ 2 ba
ج ٣ 3 ja چ ca nca
د ۴ 4 da
ن ۵ 5 na
و ۶ 6 wa
ع ٧ 7 ڠ nga
ف ٨ 8 pa mpa
ي ١٠ 10 ya ۑ nya
ك ٢٠ 20 ka ga ngka
ل ٣٠ 30 la
م ۴٠ 40 ma
س ۶٠ 60 sa
ر ٢٠٠ 200 ra nra
ت ۴٠٠ 400 ta
Catatan

Aksara Lontara ha ᨖ tidak memiliki ekivalen Lontara Bilang-bilang

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Matthes, B F (1883). Eenige proeven van Boegineesche en Makassaarsche Poëzie. Martinus Nijhoff. 
  2. ^ a b Miller, Christopher (2011-03-11). "Indonesian and Philippine Scripts and extensions not yet encoded or proposed for encoding in Unicode". UC Berkeley Script Encoding Initiative. 
  3. ^ a b Tol, Roger (1992). "Fish food on a tree branch; Hidden meanings in Bugis poetry". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. Leiden. 148 (1): 82-102. doi:10.1163/22134379-90003169.