Lontara Bilang-bilangLontara Bilang-bilang adalah sandi aksara Lontara yang digunakan dalam sastra Makassar untuk penulisan genre puisi tertentu. Sandi ini mensubtitusikan aksara Lontara dengan gubahan bentuk yang diturunkan dari angka Arab berdasarkan sistem bilangan abjad Arab. Sandi ini merupakan adaptasi dari sandi abjad Arab serupa yang pernah digunakan di wilayah Asia Selatan abad 19 M.[2][3] PenggunaanDalam sastra Makassar, sandi Lontara Bilang-bilang kadang digunakan sebagai pengganti aksara Lontara dalam penulisan basa Makassar, semacam teka-teki permainan kata, serta Nyanyian dan Artinya, puisi dengan makna tersembunyi yang memanfaatkan basa Makassar Kuno. Dalam sandi ini, tiap aksara dasar dalam Lontara standar digantikan dengan bentuk-bentuk yang diturunkan dari abjad dan angka Arab. Diakritik tidak diubah dan digunakan sebagaimana dalam Lontara standar, namun menempel pada aksara dasar yang bentuknya telah disandikan.[3] Sistem SandiPrinsip dasar dari sandi Lontara Bilang-bilang adalah pengalihan atau subtitusi huruf Arab menjadi stilisasi angka dari nilai masing-masing huruf berdasarkan sistem bilangan abjad Arab. Sistem subtitusi ini diadaptasi dari sandi abjad Arab yang pernah digunakan di Asia Selatan abad 19 M, di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari negara Pakistan dan Afghanistan. Dalam versi Lontara Bilang-bilang, beberapa huruf untuk bunyi Arab yang tidak digunakan dalam bahasa Makassar dihilangkan, sementara huruf-huruf untuk bunyi yang muncul dalam bahasa Melayu ditambahkan melaui prinsip subtitusi yang sama.[2] Sebagai contoh, huruf ba ب memiliki nilai 2 sehingga bentuknya disubtitusikan dengan stilisasi angka Arab ٢. Sistem subtitusi ini dapat diilustrasikan sebagaimana berikut: Huruf Arab Jawi untuk bunyi yang biasa digunakan dalam bahasa Melayu dan bahasa Makassar dibentuk dengan penambahan titik sebagaimana ekivalen huruf Arab masing-masing. Sebagai contoh, huruf jim ج menggunakan stilisasi angka ٣, sementara huruf ca چ menggunakan dasar stilisasi angka ٣ yang sama dengan ج namun dengan tambahan tiga titik. Sistem pembentukan ini dapat diilustrasikan sebagaimana berikut: Huruf pra-nasal dalam aksara Lontara dibentuk dengan penambahan coretan. Sistem pembentukan ini dapat diilustrasikan sebagaimana berikut: TabelLihat pulaReferensi
|