Aksara Gupta merupakan keturunan aksara Brahmi zaman Maharaja Ashoka, dan merupakan mata rantai penting antara aksara Brahmi dengan aksara-aksara anggota rumpun aksara Brahmi, suatu rumpun aksara alfasilabis atau abugida. Ini berarti bahwa hanya fonemkonsonan yang memiliki simbol (huruf) berbeda-beda, bunyi vokal ditandai dengan diakritik, dan bunyi /a/ dilafalkan bersama konsonan bila huruf tersebut tidak dibubuhi diakritik. Aksara Gupta digunakan dengan cara yang sama seperti aksara pendahulu dan keturunannya, dan hanya bentuk grafem dan diakritiknya saja yang berbeda.
Selama abad ke-4Masehi, huruf-hurufnya mulai berbentuk lebih kursif dan simetris, sebagai hasil upaya untuk menulis dengan lebih cepat nan estetis. Hal ini juga menandakan bahwa aksara Gupta mulai berkembang (bervariasi) di wilayah kemaharajaan tersebut, dengan variasi regional yang secara umum diklasifikasikan menjadi tiga, empat, atau lima kategori;[2][3] bagaimanapun, klasifikasi yang pasti belum jelas, sebab tidak hanya karena ada sedikit peninggalan tulisan arkeologis, melainkan juga kemungkinan variasi penulisan simbol-simbol tertentu. Maka dari itu, istilah aksara Gupta dapat diartikan sebagai suatu bentuk tulisan yang berasal dari zaman Kemaharajaan Gupta, meskipun ada sedikit keseragaman dalam bentuk tulisannya.
Inskripsi
Inskripsi aksara Gupta yang tersisa kebanyakan ditemukan pada pilar besi dan batu, dan pada koin emas dari zaman Gupta. Salah satu yang terpenting adalah Prasasti Allahabad. Digubah oleh Harishena, penyair dan menteri Raja Samudragupta, prasasti itu memaparkan masa kepemimpinan Samudragupta, dimulai dari penobatannya sebagai raja kedua Dinasti Gupta dan termasuk penaklukkannya atas para raja lain.