Daftar ini memuat bahasa-bahasa yang yang disusun berdasarkan perkiraan waktu bukti tertulis tertua secara lengkap dalam bahasa itu. Daftar ini tidak termasuk aksara-aksara yang tidak terurai. Daftar ini juga tidak memasukkan tulisan yang memuat hanya nama-nama atau kata-kata yang sangat pendek, tidak dikategorikan sebagai kalimat.
Dalam kebanyakan kasus, beberapa bentuk bahasa telah dituturkan (dan bahkan ditulis) jauh lebih awal dari bukti paling awal yang ditemukan bertahan.
Sebuah catatan tertulis dapat menyandikan tahap bahasa yang sesuai dengan waktu sebelumnya, baik sebagai akibat dari tradisi lisan, atau karena sumber paling awal termasuk salinan dari naskah lebih tua yang telah hilang. Tradisi lisan puisi wiracarita biasanya dapat melampaui beberapa abad sebelum bukti tertulisnya, bahkan dengan selisih rentang lebih dari satu milenium. Kasus yang paling terkenal adalah bahasa Sanskerta yang terdapat dalam Regweda: dengan gaya kebahasaan yang dipakai, diperkirakan ditulis pada tahun 1500 SM,[1] sedangkan naskah lengkap yang bertahan hanya ditulis pada tahun 1040 M.[2]
Demikian juga dengan naskah berbahasa Avesta, yaitu Gatha, diyakini telah disusun secara lisan sebelum 1000 SM, tetapi naskah lengkap yang bertahan tertua diketahui hanya ditulis pada abad ke-13 M.[3]
Untuk bahasa yang telah berkembang dari pendahulunya yang dikenal, tahun yang dicantumkan di sini mengikuti kesepakatan para ahli bahasa. Sebagai contoh, bahasa Prancis Kuno berkembang secara bertahap dari bahasa Latin Umum, dan Piagam dari Strasbourg (842 M) yang tercantum adalah naskah terawal yang digolongkan sebagai "bahasa Prancis Kuno".
Sebelum 1000 SM
Tulisan pertama kali muncul di Timur Tengah pada awal milenium ke-3 SM. Sejumlah bahasa yang sangat terbatas dibuktikan secara tertulis di daerah tersebut pada sebelum runtuhnya Zaman Perunggu dan munculnya aksara berjenis abjad dan alfabet:
Sumeria, Hatti, dan Elam merupakan bahasa isolat, yaitu tanpa ada hubungan kekerabatan dengan bahasa lainnya yang diketahui,
Hieroglif Mesir merupakan kalimat lengkap paling awal yang diketahui, ditemukan di makam Seth-Peribsen (Dinasti ke-2), Umm El Qa'ab. Kalimat ini mengacu pada ayah raja yang terkubur dan diterjemahkan sebagai, "Dia telah menyatukan Dua Negeri untuk putranya, Raja Ganda Peribsen."[9]
Apa yang disebut prasasti "proto-hieroglif", seperti yang ada pada Pelat Narmer, diketahui ditulis pada tahun 3300 SM, tetapi hanya digolongkan sebagai rebus dan terbatas pada keterangan semi-tata bahasa, label, dan nama diri. Lihat pula Naqada III, dan Abydos.
Beberapa lusin tulisan pra-Sargon yang ditemukan di Mari dan situs lain di Babilonia utara[10]
Bahasa Semit tertulis tertua yang diketahui. Beberapa tulisan singkat memuat nama orang Akkadia di Tell Harmal diperkirakan ditulis pada tahun 2800 SM.[11] Pecahan prasasti Etana ditemukan di Tell Harmal, ditlis sekitar tahun 2600 SM.[12]
Bahasa Indo-Eropa tertulis tertua yang diketahui. Kata-kata dan nama Het yang secara tersendiri dan terpisah muncul dalam naskah-naskah Asyur yang ditemukan di Kültepe, pada abad ke-19 SM.[19]
Hanya ada sedikit bukti untuk bahasa seperti Iberia, Tartessia, Galatia, dan Messapia.[30]Bahasa Pikenum Utara pada Prasasti Novilara Stele (k. 600 SM) belum terurai.[31]
Beberapa tulisan singkat dalam bahasa Trakia yang ditulis pada abad ke-6 hingga ke-5 SM belum dapat terurai sepenuhnya.[32]
Contoh paling awal dari aksara Epi-Olmek ditulis sekitar 500 SM, tetapi hasil penafsiran penguraian aksara tersebut masih diperdebatkan.[33]
Prasasti batu ARE 465/1906 di Gua Mangulam, Tamil Nadu[60] (Penulis lain menyebut pada abad ke-3 SM hingga abad ke-1 M).[61][62]
Prasasti abad ke-5 SM pada pecahan tembikar yang ditemukan di Kodumanal, Porunthal, dan Palani telah diklaim menggunakan Aksara Brahmi Tamil,[63][64] tetapi masih diperdebatkan.[65]
Tembikar bertuliskan nama-nama orang telah ditemukan di Keeladi,[66][67]
^Jamison, Stephanie W. (2008). "Sanskrit". Dalam Woodward, Roger D. The Ancient Languages of Asia and the Americas. Cambridge University Press. hlm. 6–32. ISBN978-0-521-68494-1. pp. 6–7.
^Hale, Mark (2008). "Avestan". Dalam Woodward, Roger D. The Ancient Languages of Asia and the Americas. Cambridge University Press. hlm. 101–122. ISBN978-0-521-68494-1.
^Hasselbach, Rebecca (2005). Sargonic Akkadian: A Historical and Comparative Study of the Syllabic Texts. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 8. ISBN978-3-447-05172-9.
^Andrew George, "Babylonian and Assyrian: A History of Akkadian", In: Postgate, J. N., (ed.), Languages of Iraq, Ancient and Modern. London: British School of Archaeology in Iraq, pp. 31–71.
^DeFrancis, John (1989). "Chinese". Visible Speech. The Diverse Oneness of Writing Systems. University of Hawaii Press. hlm. 89–121. ISBN978-0-8248-1207-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-04. Diakses tanggal 2010-02-12.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^F. W. Walbank; A. E. Astin; M. W. Frederiksen, ed. (1990). Part 2 of The Cambridge Ancient History: The Hellenistic World. Cambridge University Press. hlm. 12. ISBN978-0-521-23446-7.
^Wallace, Rex E. (2008). "Venetic". Dalam Woodard, Roger D. The Ancient Languages of Europe. Cambridge University Press. hlm. 124–140. ISBN978-0-521-68495-8.
^Ray, Himanshu Prabha (2006). "Inscribed pots, emerging identities". Dalam Olivelle, Patrick. Between the Empires: Society in India 300 BCE to 400 CE. Oxford University Press. hlm. 113–143. ISBN978-0-19-977507-1., pp. 121–122.
^Coningham, R.A.E.; Allchin, F.R.; Batt, C.M.; Lucy, D. (1996). "Passage to India? Anuradhapura and the Early Use of the Brahmi Script". Cambridge Archaeological Journal. 6 (1): 73–97. doi:10.1017/S0959774300001608.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Falk, Harry (2014). "Owner's graffiti on pottery from Tissamaharama". Zeitschrift für Archäologie Außereuropäischer Kulturen. 6: 46, with footnote 2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-17. Diakses tanggal 2019-04-20.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) Falk has criticized the Kodumanal and Porunthal claims as "particularly ill-informed"; Falk argues that some of the earliest supposed inscriptions are not Brahmi letters at all, but merely misinterpreted non-linguistic Megalithic graffiti symbols, which were used in South India for several centuries during the pre-literate era.
^Sivanantham, R.; Seran, M., ed. (2019). Keeladi: an Urban Settlement of Gangam Age on the Banks of the River Vigai (Laporan). Chennai: Department of Archaeology, Government of Tamil Nadu. hlm. 8–9, 14.
^Rilly, Claude; de Voogt, Alex (2012). The Meroitic Language and Writing System. Cambridge University Press. hlm. 6. ISBN978-1-139-56053-5.
^"Frieze, Mausoleum of Ateban". British Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2020. Diakses tanggal 30 June 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Keightley, David N. (1999), "The Shang: China's first historical dynasty", dalam Loewe, Michael; Shaughnessy, Edward L., The Cambridge History of Ancient China, Cambridge: Cambridge University Press, hlm. 232–291, ISBN978-0-521-47030-8.
Macdonald, M. C. A. (2000), "Reflections on the linguistic map of pre-Islamic Arabia", Arabian archaeology and epigraphy, 11 (1): 28–79, doi:10.1111/j.1600-0471.2000.aae110106.x.
Pollock, Sheldon (2003), The Language of the Gods in the World of Men: Sanskrit, Culture, and Power in Premodern India, University of California Press, ISBN978-0-520-24500-6.