Istilah "Symbolum Apostorolum" (Kredo Para Rasul) pertama kali muncul dalam sebuah surat yang dikeluarkan oleh Sinode Milan tahun 390 M, yang merujuk pada keyakinan saat itu bahwa Kedua Belas Rasul masing-masing menyumbangkan salah satu dari dua belas "butir" dalam kredo tersebut.
Sejarah
Penyebutan paling awal dari ungkapan "Symbolum Apostorolum" muncul dalam surat tahun 390 M dari sebuah sinode di Milan dan mungkin telah dikaitkan dengan kepercayaan, diterima secara luas pada abad ke-4, bahwa, di bawah inspirasi Roh Kudus, masing-masing Dua Belas Rasul menyumbangkan sebuah artikel untuk dua belas artikel dari kredo.
Bukti historis konkret yang tertua mengenai keberadaan kredo ini adalah sepucuk surat dari Konsili Milano (390 M) kepada Paus Siricius yang bunyinya demikian:
"Bila engkau tidak memuji ajaran-ajaran para imam ... biarlah pujian itu setidak-tidaknya diberikan kepada Symbolum Apostolorum yang selalu dilestarikan oleh Gereja Roma dan akan tetap dipertahankan agar tidak dilanggar."
Teks paling awal yang menyatakan pernyataan iman serupa tertulis dalam "Testamentum in Galilaca D[ominus]. N[oster]. I[esu]. Christi'' (150–180 M).[5] Lalu versi Kredo Para Rasul yang sekarang berasal dari tradisi Kristen Galia dari abad ke-5.[6]
Pada masa Abad Pertengahan, kredo ini diyakini rumus ajaran dasar Gereja perdana, yang dibuat berdasarkan amanat agungYesus untuk menjadikan segala bangsa muridnya, membaptiskan mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus (Matius 28:18–20). Karena itu, dari kredo ini kelihatan bahwa doktrin sentralnya adalah Tritunggal dan Allah sang Pencipta. Konon, pada masa ketika kebanyakan umat Kristen masih buta huruf, pengulangan secara lisan Kredo Para Rasul ini seiring dengan Doa Bapa Kami dan Sepuluh Perintah Tuhan (Dasa Titah) membantu melestarikan dan menyebarkan iman Kristiani dari gereja-gereja Barat.
Kredo Para Rasul tidak digunakan oleh Gereja Ortodoks Timur dengan alasan bahwa isinya kurang mendefinisikan Kekristenan Nikea, bukan karena menolak isinya.
Teks
Latin
Berikut ini merupakan teks Latin berdasarkan Misale Romawi.
Credo in unum Deum
Patrem omnipoténtem, Creatórem cæli et terræ,
et in Iesum Christum, Fílium eius únicum,
Dóminum nostrum,
qui concéptus est de Spíritu Sancto,
natus ex María Vírgine,
passus sub Póntio Piláto,
crucifíxus, mórtuus, et sepúltus,
descéndit ad ínferos,
tértia die resurréxit a mórtuis,
ascéndit ad cælos,
sedet ad déxteram Dei Patris omnipoténtis,
inde ventúrus est iudicáre vivos et mórtuos.
Credo in Spíritum Sanctum,
sanctam Ecclésiam cathólicam,
sanctórum communiónem,
remissiónem peccatórum,
carnis resurrectiónem,
vitam ætérnam. Amen.
Bahasa Indonesia
Berikut ini merupakan teks Kredo Para Rasul dalam bahasa Indonesia menurut Versi Katolik dan Protestan.
Catatan: Dalam misa Gereja Katolik, bagian yang "dicetak miring" didaraskan sambil "membungkuk", atau sambil "berlutut" pada Hari Raya Kabar Sukacita dan Hari Raya Natal.
Syahadat Para Rasul
Syahadat Pembaptisan Gereja Romawi
Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi.
Dan akan Yesus Kristus,
Putra-Nya yang Tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria;
yang menderita sengsara
dalam pemerintahan Pontius Pilatus,
disalibkan, wafat, dan dimakamkan; yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
yang naik ke Surga duduk di sebelah kanan
Allah Bapa yang Mahakuasa; dari situ Ia akan datang mengadili orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus,
persekutuan para Kudus, pengampunan dosa,
kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin.
^ abKonferensi Waligereja Indonesia (2021). Tata Perayaan Ekaristi: Buku Umat. Jakarta: Obor. hlm. 33. ISBN978-979-565-892-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan