Matius 6

Matius 6
Halaman yang memuat Injil Matius pasal 5 dan 6 dalam versi Terjemahan Lama
KitabInjil Matius
KategoriInjil
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
1
pasal 5
pasal 7

Matius 6 (disingkat Mat 6) adalah pasal keenam Injil Matius, pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, yang disusun menurut catatan Matius, salah seorang dari keduabelas Rasul pertama Yesus Kristus.[1][2]

Teks

Kotbah ini dianggap sebagai contoh dari apa yang diberitakan Yesus Kristus di setiap tempat yang dikunjungi-Nya.

  • Sejumlah bagian terkenal dari pasal 6 adalah hal pemberian sedekah, "Doa Bapa Kami" dan nasihat untuk mencari dulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dalam mengatasi kekuatiran.[4]

Struktur isi

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 3

[Yesus berkata:] "Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu."[5]

Ayat 8

[Yesus berkata:] "Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya."[6]

Ayat 9

[Yesus berkata:] "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,"[7]

Memuat bagian awal Doa Bapa Kami.

Ayat 10

[Yesus berkata:] "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga."[8]

Memuat bagian Doa Bapa Kami.

Ayat 12

Doa Bapa Kami (1886-1896) dari serial The Life of Christ, Museum Brooklyn.
[Yesus berkata:] "Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami."[9]

Memuat bagian Doa Bapa Kami.

Seorang akademisi patristik dan teolog Anglikan bernama Henry Chadwick mengatakan bahwa ayat ini merujuk pada Sirakh 28:2 ("Ampunilah kesalahan kepada sesama orang, niscaya dosa-dosamupun akan dihapus juga, jika engkau berdoa.")[10][11]

Ayat 13

[Yesus berkata:] "dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)"[12]

Memuat bagian akhir Doa Bapa Kami.

Ayat 16

[Yesus berkata:] "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.".[13]

Ayat 17-18

[Yesus berkata:] "17Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 18supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."[14]

Ayat 24

[Yesus berkata:] "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."[15]

Ayat 25

[Yesus berkata:] "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"[16]

Yesus tidak bermaksud bahwa mengadakan persiapan untuk kebutuhan fisik di masa depan adalah salah (bandingkan 2 Korintus 12:14; 1 Timotius 5:8). Yang dilarang oleh Yesus adalah kekuatiran atau kecemasan yang menunjukkan bahwa orang kurang percaya akan pemeliharaan dan kasih Allah sebagai Bapa orang percaya (Yehezkiel 34:12; 1 Petrus 5:7; Matius 6:30).[17]

Ayat 28

[Yesus berkata:] "Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,"[18]

Ayat 33

[Yesus berkata:] "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."[4]

Ayat 34

[Yesus berkata:] "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."[19]

Foto

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 979-415-905-0.
  3. ^ Matius 5:1
  4. ^ a b Matius 6:33
  5. ^ Matius 6:3
  6. ^ Matius 6:8
  7. ^ Matius 6:9
  8. ^ Matius 6:10
  9. ^ Matius 6:12
  10. ^ Chadwick, Henry.(2001) The Church in Ancient Society: From Galilee to Gregory the Great Clarendon Press, Oxford, England, page 28, ISBN 0-19-924695-5
  11. ^ "Sirakh 28:2". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-04. Diakses tanggal 2016-06-28. 
  12. ^ Matius 6:13
  13. ^ Matius 6:16
  14. ^ Matius 6:17–18
  15. ^ Matius 6:24
  16. ^ Matius 6:25
  17. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  18. ^ Matius 6:28
  19. ^ Matius 6:34

Pranala luar