Pasal-pasal pengakuan Iman tersebut disusun oleh Guy de Bres, seorang pendetaProtestanCalvinis.[1] Pengakuan Iman ini disusun berdasarkan Pengakuan Iman Prancis.[1] Hal itu menunjukan corak dari Calvinisme yang dibawa ke Belanda dipengaruhi oleh golongan Huguenot dan dengan semangat ajaran dan praksis Protestan Prancis.[1] Pengakuan Iman Belanda ini terdiri dari 37 pasal.[1] Pengakuan Iman Belanda ini dirampungkan pada tahun 1561.[2]
Sejarah
Pengakuan iman ini pada awalnya dimaksudkan sebagai penjelasan kepada Raja Philip II dari Spanyol mengenai isi dari iman Kristen, sesuai dengan prinsip-prinsip Reformasi atau Calvinis. Guido de Brès, pendeta pada saat itu, ingin menjelaskan bahwa orang-orang Reformasi bukanlah bidat atau revolusioner yang memberontak terhadap raja. Mereka juga adalah orang-orang Kristen, sama seperti umat Katolik Roma. Semua kerusuhan dan pemberontakan ia hubungkan dengan kaum Anabaptis.
Pada abad ke-16, Martin Luther, John Calvin dan Ulrich Zwingli membela prinsip Reformasi tentang pembenaran orang berdosa terhadap ajaran Gereja Katolik Roma. Prinsip ini mengajarkan bahwa Tuhan ingin menebus manusia hanya karena anugerah. Reformasi mengajarkan bahwa manusia diselamatkan, bukan karena mereka layak, tetapi semata-mata karena dan oleh kasih karunia Kristus. Meskipun prinsip sola gratia diakui oleh Katolik Roma, tesis pembenaran 'hanya oleh iman' (sola fide) benar-benar bertentangan dengan doktrin Katolik Roma yang menganggap bahwa iman dan perbuatan diperlukan untuk keselamatan. Dari penentangan Luther, Calvin dan Zwingli terhadap ajaran Roma, lahirlah gereja-gereja Reformed dan pengakuan-pengakuan iman Reformed.
Meskipun tulisan ini awalnya diterbitkan secara anonim, namun dapat dipastikan bahwa Guido de Brès (1522-1567) adalah penulisnya. Ia menyusun naskah tersebut dari tahun 1559 melalui konsultasi yang erat dengan Petrus Datheen, Herman Moded, dan para pemimpin gereja Calvinis lainnya di Belanda. Jemaat Antwerpen secara khusus memberikan masukan yang besar. De Brès adalah murid dari John Calvin, Theodore Beza dan Pierre Viret. Ia menggunakan Confessio Gallicana, sebuah pengakuan iman Prancis yang disusun di bawah pengaruh Calvin. Namun, pengakuan ini tidak sepenuhnya diikuti: Pengakuan Iman Prancis lebih panjang, sedangkan Pengakuan Iman Belanda ringkas; juga, Pengakuan Iman Prancis terdiri dari 40 pasal, sedangkan Pengakuan Iman Belanda terdiri dari 37 pasal. Dalam pengakuannya, Guido de Brès banyak mengambil ide dan karya Calvin meskipun Guido de Brès juga dipengaruhi oleh gurunya, Theodore Beza.
Pengakuan ini awalnya diterbitkan dalam bahasa Prancis dengan judul Confession de foy, dicetak pada tahun 1561 oleh Abel Clémence di Rouen.[3] Setahun kemudian, terjemahan dalam bahasa Belanda, Belydenisse des gheloofs, muncul di sebuah lokasi yang tidak diketahui. Buku tersebut dilemparkan ke dinding kastil Tournai pada malam hari tanggal 1 hingga 2 November 1561, dengan harapan buku tersebut dapat sampai ke tangan Margaret dari Parma dan Raja Philip II dari Spanyol. Penindasan pun terjadi dan De Brès terpaksa melarikan diri. Ketika rumahnya yang terbakar ditemukan pada tanggal 10 Januari 1562, edisi pengakuan iman yang disimpannya di sana disita.[4] Pengakuan iman tersebut disetujui oleh Sinode paling lambat pada tahun 1563, dan mungkin sejak tahun 1562 atau bahkan 1561. Pengakuan Iman ini merupakan sebuah teks yang menciptakan kesatuan dan hubungan di antara kaum Reformed. Pada hari Pentakosta 1565, saudara-saudara memutuskan bahwa pengakuan iman tersebut akan dibacakan pada awal setiap sinode.
Teks-teks dalam bahasa Prancis dan Belanda beberapa kali diadaptasi, dipersingkat, atau disesuaikan dengan versi dalam bahasa lain. Hal ini terjadi khususnya pada Sinode Antwerpen tahun 1566. Pada tahun 1610, kaum Remonstran memperdebatkan isi pengakuan iman dengan lima artikel mereka. Sinode Dordrecht (1618-1619) menolak pandangan mereka dan mengadopsi teks akhir. Pengakuan Iman Belanda termasuk di antara Tiga Formula Kesatuan.
Isi
Calvin menyatakan persetujuannya terhadap pengakuan ini; ia mengkritiknya hanya di beberapa bagian. Sebagai contoh, ia yakin bahwa kitab Ibrani tidak ditulis oleh Paulus, seperti yang dinyatakan oleh Pengakuan Iman Belanda. Pengakuan Iman Belanda mengikuti alur dari Institutio. Pengakuan ini terdiri dari 37 pasal. Strukturnya adalah sebagai berikut:
Pasal 1-2 Tentang keberadaan dan pengenalan akan Allah
Pasal 3-7 Tentang Alkitab
Pasal 8-11 Tentang Allah Tritunggal
Pasal 12-15 Tentang penciptaan dan dosa manusia.
Pasal 16 Tentang pemilihan Allah yang kekal
Pasal 17-21 Tentang pribadi dan karya Kristus
Pasal 22-26 Tentang iman
Pasal 27-32 Tentang gereja
Pasal 33-35 Tentang sakramen-sakramen Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus
Pasal 36 Tentang jabatan pemerintahan
Pasal 37 Tentang penghakiman terakhir.
Pengakuan ini pertama-tama menyajikan poin utama dari doktrin Reformed, kemudian menyajikan apa yang ditentangnya. Pengakuan ini sepenuhnya dicirikan oleh ide bahwa Alkitab dalam pengertiannya yang utuh adalah Firman Allah. Pengakuan ini berfokus pada dua hal, pertama pada pandangan Katolik Roma dan kedua pada pandangan kaum Anabaptis.