Dalam Bahasa Inggris, kata Gaul juga merujuk pada orang Keltik yang menghuni kawasan tersebut dahulu kala. Orang Gallia menyebar di Eropa pada zaman Romawi, mereka menggunakan Bahasa Gallia. Selain itu, terdapat orang Lepontii yang menghuni di lereng Pegunungan Alpen Italia, yakni di Raetia.
Menurut kesaksian dari Julius Caesar, Gaul dibagi menjadi tiga bagian, Gallia Celtica, Belgica dan Aquitania. Secara arkeologis, Galia adalah pembawa budaya La Tène, yang diperluas di seluruh Gaul, ke timur Rhaetia, Noricum, Pannonia dan barat dayaGermania dari abad ke-5 sampai abad ke-1 SM. Selama abad 2 dan 1 SM, Gaul jatuh di bawah kekuasaan Romawi yaitu Galia Cisalpina ditaklukkan pada 203 SM dan Galia Narbonensis di 123 SM. Gaul diserbu oleh Cimbri dan Teuton setelah 120 SM, yang pada gilirannya dikalahkan oleh Roma dengan 103 SM. Setelah 120 SM, Gaul diserbu oleh Cimbri dan Teuton, yang pada gilirannya dikalahkan oleh Roma dengan 103 SM. Julius Caesar akhirnya menaklukan dalam Perang Galia dari 58-51 SM.[1]
.
Perang Gallia
Perang Gallia terjadi pada 58-51 SM, atas ambisi Julius Caesar memperluas wilayah Romawi ke utara. Bangsa Gallia di
bawah Vercingetorix melawan dengan gigih, mereka akhirnya menyerah setelah benteng mereka dikelilingi oleh barikade oleh tentara Caesar untuk mencegah bangsa Gallia mendapat makanan dari luar. Kegigihan bangsa Gallia mengilhami kartunis René Goscinny dan Albert Uderzo menciptakan tokoh kartun Asterix dan Obelix.
Referensi
^Caesar. In: Hans Herzfeld(de) (1960): Geschichte in Gestalten (History in figures), vol. 1: A-E. Das Fischer Lexikon(de) 37, Frankfurt 1963, p. 214. "Hauptquellen [betreffend Caesar]: Caesars eigene, wenn auch leicht tendenziöse Darstellungen des Gallischen und des Bürgerkrieges, die Musterbeispiele sachgemäßer Berichterstattung und stilistischer Klarheit sind" ("Main sources [regarding Caesar]: Caesar's own, even depictions of the Gallic and the Civil Wars, which are paradigms of pertinent information and stylistic clarity")