Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Ekari (juga disebut sebagai bahasa Ekagi, Kapauku, atau Mee) merupakan sebuah bahasa Trans–Nugini yang dituturkan di wilayah pegunungan Provinsi Papua Tengah, terutama di Kabupaten Paniai. Penuturnya berjumlah sekitar 100.000 orang.[1]
Klasifikasi
Bahasa Ekari termasuk ke dalam rumpun bahasa Danau Paniai yang dipertuturkan di wilayah sekitaran tiga danau besar: Paniai, Tage dan Tigi, yang secara kolektif juga disebut sebagai Wisselmeren.[1][4][5] Rumpun bahasa Danau Paniai merupakan satu di antara beberapa subkelompok yang status keanggotaanya pada rumpun bahasa Trans–Nugini (TNG) dianggap relatif kuat.[6] Subkelompok Danau Paniai secara umum dianggap berkerabat erat dengan beberapa subkelompok TNG lainnya yang dipertuturkan di bagian barat Papua, terutama rumpun bahasa Dani. Menurut William Foley, dua subkelompok ini membentuk rumpun bahasa Papua Pegunungan Barat,[5] sementara Malcolm Ross mengusulkan bahwa keduanya merupakan bagian dari linkage[a] lebih besar dengan nama "Trans–Nugini Barat" yang juga mencakup, antara lain, bahasa-bahasa Bomberai Barat dan Timor–Alor–Pantar.[4][7]
Demografi dan persebaran
Bahasa Ekari dipertuturkan oleh sekitar 100.000 orang di wilayah barat pegunungan Provinsi Papua, terutama di Kabupaten Paniai. Wilayah penutur bahasa Ekari merupakan daerah dengan banyak gunung dan lembah, yang hampir seluruhnya berada di ketinggian lebih dari 1500 meter di atas permukaan laut.[1]
Fonologi
Terdapat 15 fonem segmental dalam bahasa Ekari, dengan rincian 10 fonem konsonan dan 5 fonem vokal.[8]
Fonem /ɡ/ diucapkan secara lateral sebagai [ɡˡ]. Jika fonem /k/ dan /ɡ/ didahului oleh bunyi vokal belakang, keduanya akan diucapkan dengan labialisasi, seperti dalam kata okei [okʷei] 'mereka' dan euga [euɡˡʷa] 'lebih'. Fonem /j/ memiliki alofon [ʝ] jika diucapkan sebelum /i/, semisal dalam kata yina [ʝina] 'serangga'.[8]
Bahasa Ekari membedakan antara vokal panjang dan pendek; perbedaan panjang vokal dapat mengubah arti, semisal dalam kata iye 'daun' vs. iyee 'kelakuan', ena 'satu' vs. enaa 'baik', dan miyo 'bawah' vs. miyoo 'kecil'. Marion Doble menganalisis vokal panjang dalam bahasa Ekari sebagai geminasi vokal yang terdiri dari dua mora seperti dalam diftong. Ada dua aksen nada (pitch-accent) berbeda dalam bahasa Ekari, yaitu nada netral dan tinggi. Nada netral mencakup nada menengah dan rendah yang penggunaannya dapat diprediksi tergantung posisinya dalam sebuah kata. Nada tinggi yang persebarannya lebih terbatas berkontras dengan nada netral, seperti dalam kata ii 'ya' vs. íí 'pasir' dan iyee 'kelakuan' vs. iyéé 'sembilan'.[8][9]
Tata bahasa
Sintaksis
Dalam kalimat transitif independen, struktur yang paling sering digunakan adalah subjek–objek–predikat (SOP), seperti dalam contoh berikut:[10]
Meido
kodo
nota
noogai
orang-orang
p
ubi jalar
makan
'Orang-orang itu makan ubi jalar'
Struktur OSP juga dapat digunakan untuk memberi penekanan pada objek. Susunan ini lebih umum ditemui pada kalimat dependen.[10]
Nota
kodo
okei
noogai
ubi jalar
p
mereka
makan
'Ubi jalar itu mereka makan'
Kata benda
Nomina dalam bahasa Ekari terdiri dari empat jenis: (1) nomina dasar, (2) nomina yang terikat bentuk posesif, (3) nomina yang diturunkan dari kata dasar dengan cara yang tidak reguler, serta (4) nomina yang dibentuk dari gabungan nomina lainnya. Contoh bagi jenis nomor (3) adalah kata makiyo 'desa, negara' yang diturunkan dari kata maki 'tanah', ayeyoka 'bayi' dari yoka 'anak', dan iyee piyee 'adat-istiadat' dari iyee 'kelakuan'. Untuk nomor (4), contohnya adalah kata ebepeka 'wajah' dari gabungan kata ebe 'mulut' + peka 'mata' dan kapogeiye 'kertas' dari kapoge 'lembaran' + iye 'daun.[11]
Referensi
Keterangan
^Sebuah linkage adalah "sekelompok bahasa yang terbentuk melalui proses diversifikasi bertahap dari sebuah (atau sebagian dari) rangkaian dialek purba alih-alih protobahasa yang berdiri sendiri." Tidak seperti subkelompok dengan satu set inovasi bersama yang dapat ditemukan pada seluruh bahasa turunan, persebaran inovasi dalam sebuah linkage tumpang tindih dan tidak merata.[7]
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Ekari". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
^"Bahasa Ekari". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
Doble, Marion (1987). "A Description of Some Features of Ekari Language Structure". Oceanic Linguistics. 26 (1/2): 55–113. JSTOR3623166.
Foley, William A. (2000). "The Languages of New Guinea". Annual Review of Anthropology. 29: 357–404. JSTOR22342.
Pawley, Andrew; Hammarström, Harald (2018). "The Trans New Guinea family". Dalam Bill Palmer. The Languages and Linguistics of the New Guinea Area: A Comprehensive Guide. The World of Linguistics. 4. Berlin: De Gruyter Mouton. hlm. 21–196. ISBN9783110286427.
Ross, Malcolm (2005). "Pronouns as a preliminary diagnostic for grouping Papuan languages". Dalam Andrew Pawley; Robert Attenborough; Robin Hide; Jack Golson. Papuan pasts: cultural, linguistic and biological histories of Papuan-speaking peoples. Pacific Linguistics. 572. Canberra: Pacific Linguistics. hlm. 15–66. ISBN0858835622.