Bahasa MaduraBahasa Madura (Bhâsa Madhurâ; pelafalan [bʰɤsa maʈʰurɤ], Pèghu: ٻاْسا ماڊوراْ, Carakan: ꦧꦱꦩꦢꦸꦫ) adalah bahasa yang digunakan suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 7.179.356 orang (perkiraan), dan terpusat di Pulau Madura, Jawa Timur maupun di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan timur sampai Banyuwangi, Kepulauan Masalembo, Bawean. Penutur bahasa Madura yang merupakan transmigran , juga dapat ditemui di pulau Kalimantan, masyarakat suku Madura banyak mendiami daerah yang terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Sistem Penulisan"Pedoman Umum Ejaan Bahasa Madura Yg Disempurnakan Edisi Revisi (2012) (1).pdf". Diakses tanggal 02 Maret 2023. Huruf AbjadHuruf abjad Latin yang digunakan dalam ejaan bahasa Madura sebagai berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.
Huruf Vokal
Catatan: Huruf Konsonan
Catatan: Gabungan Huruf KonsonanDalam bahasa Madura terdapat lima gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu: kh, ng, ny, sy, dan th, serta lima konsonan beraspirasi. Dalam bahasa Madura, konsonan beraspirasi dan konsonan tidak beraspirasi merupakan fonem yang berbeda sehingga perlu diberi simbol yang berbeda juga. Misalnya, bârâ (bengkak) dan bhârâ (paru-paru); ḍâḍâ (dada) dan ḍhâḍhâ (cepat letih); bâjâ (saat, waktu) dan bâjhâ (baja [sejenis logam]) serta bâgi (bagi) dan bâghi (berikan).
Huruf DiftongDi dalam bahasa Madura terdapat tiga buah diftong yang dilambangkan dengan ay, oy, dan uy.
Tata BahasaPronomina personaPronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu ke orang; yang dibagi menjadi pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga. Pronomina persona yang digunakan dalam bahasa Madura adalah sebagai berikut:
Bahasa Madura juga memiliki pronomina tak tentu antara lain sabbhân orèng 'masing-masing', dhibi' 'sendiri', bi'-dhibi' 'masing-masing', sapa orèng 'barang siapa', sapa bhâi 'siapa saja', ano 'anu' dan sebagainya. Demonstrativa
Demonstrativa yang digunakan sebagai penunjuk benda dan kejadian adalah: arèya 'ini', jârèya 'itu', dan arowa 'itu'. Dalam penggunaan, a pada kata arèya dan arowa sering dilesapkan; sehingga kata-kata tersebut sering dituturkan rèya, jârèya, dan rowa. Demonstrativa yang digunakan sebagai penunjuk tempat adalah: diyâ 'sini', dinna' 'sini', jâdiyâ 'situ', dan dissa' 'sana'. Dalam penggunaan, antara diyâ dan dinna' sering tumpang tindih atau saling berganti, dan yang paling sering digunakan adalah diyâ. Akan tetapi, antara jâdiyâ dan dissa' tidak pernah tejadi penggunaan yang tumpang tindih; karena keduanya tidak dapat saling menggantikan kata yang lain. Sebagai penunjuk tempat kata-kata tersebut biasanya dirangkaikan dengan preposisi pengacu arah: è 'di', dâri 'dari', dan dâ' atau ka 'ke'. Demonstrativa yang digunakan untuk penunjuk ihwal ialah bâriyâ 'begini', cara jârèya 'begitu', dan iyâ arèya 'yaitu'. NominaNomina dalam bahasa Madura berdasarkan bentuk dapat dikategorikan menjadi dua antara lain nomina dasar dan turunan. Nomina dasarNomina dasar adalah nomina yang berupa bentuk dasar, tidak dirangkai dengan satuan lain.
Nomina turunanNomina turunan adalah nomina yang berupa bentuk kompleks. Nomina turunan dalam bahasa Madura dapat dikelompokkan menjadi (a) nomina berafiks, (b) nomina reduplikasi, (c) nomina gabungan proses, dan (d) nomina komposisi.
Numeralia
Bilangan gugus atau bentuk klitika dalam numeralia dimulai dengan sa"satu". Bilangan gugus yang penyebutannya khusus adalah saghâmè' "dua puluh lima", saèket/sèket "lima puluh", dan sabidhâk "enam puluh". Komponen yang digunakan untuk menyebut bilangan gugus adalah polo "puluh", ratos "ratus", èbu "ribu", dan juta "juta". Contoh penggunaannya yaitu:
KosakataBahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Melayu-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia. Bahasa Madura juga memiliki serapan dari bahasa Melayu sebagai sesama bangsa Austronesia, bahasa Arab, bahasa Tionghoa, dan beberapa bahasa lainnya. Bahasa Madura juga memiliki keterkaitan erat dengan Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, dan Bahasa Bali mengingat masih merupakan satu komunitas budaya. Sebagian kata-kata dalam bahasa Madura mirip bahasa Melayu, bahkan ada beberapa kata yang mirip dengan yang ada pada dengan Bahasa Banjar, bahasa Minangkabau maupun bahasa bahasa di Pulau Sumatera & Kalimantan lainya, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda. Minangkabau mengucapkan "a" sebagai "o" pada posisi akhir, sedangkan pada bahasa Madura, diucapkan "ə" ("e" pepet) atau "a". Contoh:
Sistem pengucapanBahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik. Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalan tadi. Bahasa Madura mempunyai lafal sentak dan ditekan terutama pada konsonan [b], [d], [j], [g], jh, dh dan bh atau pada konsonan rangkap seperti jj, dd, dan bb. Namun penekanan ini sering terjadi pada suku kata bagian tengah. Sedangkan untuk sistem vokal, Bahasa Madura mengenal vokal [a], [i], [u], [e], [ə] dan [o]. Tingkatan bahasaBahasa Madura sebagaimana bahasa Sasak dan bahasa Bali juga mengenal tingkatan-tingkatan, tetapi agak berbeda karena hanya terbagi atas tiga tingkat yakni:
Èngghi-Bhunten adalah bentuk kalimat yang paling sopan dan paling halus yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat terhadap orang yang diajak bicara ataupun yang sedang dibicarakan. Seperti berbicara kepada orang tua, orang yang lebih tua, guru, orang yang lebih tinggi jabatannya, tokoh masyarakat, dan tokoh-tokoh yang dihormati oleh masyarakat umum.
Enjâ'-Iyâ adalah bentuk kalimat yang digunakan dalam situasi keakraban di antara teman sebaya atau orang-orang yang lebih muda. Enjâ'-Iyâ biasanya sering dipakai dalam kehidupan pergaulan sehari-hari. Enjâ'-Iyâ tidak umum digunakan ketika dalam pertemuan pertama, biasanya penutur meminta izin terlebih dahulu untuk menggunakan Enjâ'-Iyâ setelah mengenal satu sama lain. Terhadap penutur yang lebih muda atau anak-anak, Enjâ'-Iyâ umum dan dapat diterima untuk digunakan tanpa meminta izin terlebih dahulu. Penggunaan Enjâ'-Iyâ terhadap senior atau orang yang lebih tua atau tinggi jabatannya tanpa izin, dianggap tidak sopan. Enjâ'-Iyâ hanya digunakan dengan orang yang sebaya usianya, dengan orang yang lebih muda, atau (jika dengan orang yang lebih tua) harus seizin orang tersebut. Jika tidak diketahui usia atau status orang yang diajak bicara, lebih baik tidak menggunakan Enjâ'-Iyâ. Namun jika tahu orang tersebut usianya lebih muda, boleh menggunakan Enjâ'-Iyâ, tapi untuk kenyamanan lebih baik minta izin terlebih dahulu untuk menggunakan Enjâ'-Iyâ. Contoh:
Dialek-dialek bahasa MaduraBahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah tuturnya. Di Pulau Madura sendiri pada galibnya terdapat beberapa dialek seperti:[4]
Dialek yang dijadikan acuan standar bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep pada masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Untuk di pulau Jawa, dialek-dialek ini sering kali bercampur dengan bahasa Jawa sehingga kerap dipanggil sebagai dialek Pandalungan daripada sebagai Jawa. Masyarakat di Pulau Jawa, terkecuali daerah Situbondo, Bondowoso, dan bagian timur Probolinggo umumnya menguasai Bahasa Jawa selain Madura. Contoh pada kasus kata ganti "kamu":
Perbandingan bahasaPerbandingan dengan bahasa MelayuPersamaan suara, contohnya:
Perbedaan imbuhan di depan, contohnya:
Konsonan [j] biasanya ditukar ke [ɟ], seperti:
Konsonan [w] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [b], seperti:
Perbandingan dengan bahasa JawaPerkataan yang sama dengan bahasa Jawa: Bahasa Jawa = bahasa Bawean
Konsonan [w] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [b], seperti: Bahasa Jawa ~ bahasa Bawean
Konsonan [j] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [ɟ], seperti: Bahasa Jawa ~ bahasa Bawean
Perbandingan dengan bahasa BanjarPerkataan yang sama dengan bahasa Banjar: Bahasa Banjar = bahasa Bawean
Perbandingan dengan bahasa TagalogBahasa Bawean = bahasa Tagalog
Dialek BaweanContoh:
Pranala luarWikipedia juga mempunyai edisi Bahasa Madura
Referensi"Pedoman Umum Ejaan Bahasa Madura Yg Disempurnakan Edisi Revisi (2012) (1).pdf". Diakses tanggal 02 Maret 2023.
|