Bahasa Melayu Langkat adalah dialek bahasa Melayu yang dituturkan oleh masyarakat Melayu di Kabupaten Langkat. Dialek ini dituturkan di kota Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara. Kota Tanjung Pura merupakan sebuah kota tua yang dahulunya dijadikan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Langkat. Sampai saat ini, bahasa Melayu dialek Langkat masih terus digunakan dan dilestarikan oleh masyarakat di Tanjung Pura.
Sastra lisan
Sama seperti halnya dengan bahasa lain yang terdapat di Indonesia, bahasa Melayu dialek Langkat juga memiliki beberapa tradisi sastra lisan, diantaranya ialah:[2]
- Kisah Tontong Kapor
- Kisah Si Kelambai
- Kisah Raja Mombang dari Awan
Fonologi
Fonologi dalam bahasa Melayu dialek Langkat secara singkat ialah:[2]
- 8 bunyi vokoid
- 6 huruf vokal
- 19 huruf konsonan
Kosakata
Glosa
|
Melayu Langkat
|
Hubungan keluarga
|
ayah
|
abah
|
ibu
|
mak
|
kakak perempuan
|
akak
|
kakak laki-laki
|
abang
|
paman
|
pakcik
|
bibi
|
makcik
|
kakek
|
atok
|
nenek
|
andong
|
Hewan
|
Kupu-kupu
|
kalibanban
|
kunang-kunang
|
kelip-kelip
|
kepiting
|
ketam
|
bebek
|
itik
|
Warna
|
hitam
|
itam
|
Putih
|
puteh
|
Merah
|
merah
|
Hijau
|
ijaw
|
Referensi
- ^ a b "Kata tubas bahasa Melayu Langkat". Repositori Kemdikbud. Diakses tanggal 24 Agustus 2023.
Menurut sensus penduduk tahun 1982, Kabupaten Langkat berpenduduk 716.323 jiwa. Bahasa Melayu Langkat dipakai hampir pada semua kegiatan kebahasaan di Kabupaten Langkat yang kedudukannya sarna dengan bahasa daerah lainnya di Indonesia.
- ^ a b Struktur Bahasa Melayu Langkat (PDF). Jakarta. 1985.