Rumpun bahasa Melayu-Sumbawa adalah sekelompok bahasa Melayu-Polinesia yang diusulkan oleh ahli bahasa K. Alexander Adelaar. Rumpun ini mempersatukan subkelompok Melayik dan Chamik dengan beberapa bahasa di Jawa dan di Nusa Tenggara Barat, kecuali bahasa Jawa sendiri. Usulan ini tidak diterima secara universal, dan ditolak oleh ahli linguistik sejarah Austronesia Robert Blust dan Alexander Smith, yang mendukung hipotesis Kalimantan Utara Raya serta Indonesia Barat.[2][3] Dalam artikelnya yang diterbitkan oleh jurnal Oceanic Linguistics pada akhir 2019, Adelaar menerima kedua pengelompokan ini, ditambah dengan usulan lanjutan dari Smith (2018)[4] bahwa bahasa-bahasa Barito Raya membentuk sebuah linkage.[5]
Klasifikasi
Adelaar (2005)
Menurut Adelaar (2005), rumpun bahasa Melayu-Sumbawa terdiri dari:[6]
Catatan
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Melayu-Sumbawa". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ Blust, Robert (2010). "The Greater North Borneo Hypothesis". Oceanic Linguistics. University of Hawai'i Press. 49 (1): 44–118. JSTOR 40783586.
- ^ Smith, Alexander D. (December 2017). "The Western Malayo-Polynesian Problem". Oceanic Linguistics. University of Hawai'i Press. 56 (2): 435–490. doi:10.1353/ol.2017.0021.
- ^ Smith, Alexander D. (2018). "The Barito Linkage Hypothesis, with a Note on the Position of Basap". Journal of Southeast Asian Linguistic Society. 11 (1).
- ^ Adelaar, Alexander (2019). "Dual *kita in the History of East Barito Languages". Oceanic Linguistics. University of Hawai'i Press. 58 (2): 414–425.
- ^ Adelaar, Alexander. 2005. Malayo-Sumbawan. Oceanic Linguistics, Vol. 44, No. 2 (Dec., 2005), pp. 357-388.
Bacaan lanjutan
- Adelaar, K. Alexander dan Nikolaus Himmelmann, The Austronesian languages of Asia and Madagascar. Routledge, 2005