Ampekale, Bontoa, Maros

4°54′13″S 119°30′45″E / 4.9035988°S 119.5125033°E / -4.9035988; 119.5125033

Ampekale
ᨕᨇᨙᨀᨒᨙ
ᨕᨄᨙᨀᨒᨙ
Kantor Desa Ampekale di Jl. Lalang Tedong
Kantor Desa Ampekale di Jl. Lalang Tedong
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenMaros
KecamatanBontoa
Kode pos
90554[1]
Kode Kemendagri73.09.05.2008 Edit nilai pada Wikidata
Luas15,07 km²
Jumlah penduduk3.001 jiwa tahun 2019
Kepadatan199,14 jiwa/km² tahun 2019
Jumlah RT12
Jumlah RW4
Jumlah KK625 tahun 2019
Peta
PetaKoordinat: 4°54′3.67″S 119°31′43.32″E / 4.9010194°S 119.5287000°E / -4.9010194; 119.5287000


Ampekale (Lontara Bugis: ᨕᨇᨙᨀᨒᨙ , transliterasi: Ampékalé; Lontara Makassar: ᨕᨄᨙᨀᨒᨙ , transliterasi: Ampékalé ) adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa Ampekale berstatus sebagai desa definitif dan tergolong pula sebagai desa swasembada (2011-2018). Desa Ampekale memiliki luas wilayah 15,07 km² dan jumlah penduduk sebanyak 3.001 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 199,14 jiwa/km² pada tahun 2019. Pusat pemerintahan desa ini berada di Dusun Lalang Tedong. Desa Ampekale kerap dijuluki sebagai kampung utara seribu empang karena di wilayah desa ini terhampar begitu banyak empang dan lokasinya berada paling utara di Kabupaten Maros dekat Sungai Binanga Sangkara.

Etimologi

Secara leksikal, nama Ampekale diambil dari dua kata dalam bahasa Makassar, yaitu ampe yang berarti "sikap, kelakuan, atau perbuatan" dan kale/kaleng yang berarti "diri, badan, atau tubuh". Jadi Ampekale dapat diartikan sebagai "perbuatan diri" menuju kebaikan. Dengan nama ini penduduk desa diharapkan senantiasa melakukan perbuatan kebaikan dalam setiap kegiatan.

Kondisi geografis

Peta

Pusat pemerintahan Desa Ampekale berjarak 6 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Bontoa di Panjalingan, Kelurahan Bontoa dan 14 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Maros di Kelurahan Pettuadae, Turikale.

Topografi

Wilayah Desa Ampekale yang terdiri atas empat dusun diklasifikasikan sebagai wilayah dataran rendah dengan ketinggian bervariasi antara 0–20 mdpl. Sistem koordinat geografi atau letak astronomis Desa Ampekale adalah 4°54′10″S 119°32′5″E / 4.90278°S 119.53472°E / -4.90278; 119.53472. Dusun Lalang Tedong merupakan wilayah bukan pantai sedangkan Dusun Padaria, Dusun Binanga Sangkara, dan Dusun Mangara Bombang merupakan wilayah pantai. Potensi Desa Ampekale didominasi oleh tambak ikan dan udang. Desa ini ditumbuhi banyak pohon api-api (bahasa ilmiahnya Avicennia) di wilayah pesisir, terutama di Dusun Padaria.

Orbitrasi

Beberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Desa Ampekale adalah sebagai berikut:

  • Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan (Panjallingan): 6 km
  • Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten (Turikale): 14 km
  • Jarak dari pusat pemerintahan provinsi (Makassar): 44 km

Batas wilayah

Desa Ampekale memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Berbatasan
utara Sungai Binanga Sangkara & Kelurahan Sibatua (Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep)
selatan Desa Pajukukang
barat Selat Makassar
timur Desa Minasa Upa & Desa Tupabiring

Iklim

Desa Ampekale memiliki musim kemarau dan musim penghujan. Iklim yang ada di desa ini berupa iklim tropis basah. Anging Barubu (angin muson timur) adalah angin lokal yang sering menerjang desa ini.

Kondisi demografis

Etnis dan bahasa

Mayoritas penduduk Desa Ampekale adalah Suku Bugis dengan penciri penutur Bahasa Bugis yang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka tersebar sebagian besar di Dusun Lalang Tedong, Dusun Padaria, Dusun Binanga Sangkara, dan sebagian kecil di Dusun Mangara Bombang). Suku lainnya adalah Suku Makassar yang berdialek Lakiung mendiami sebagian besar Dusun Mangara Bombang dan kecil Dusun Binanga Sangara).

Berdasarkan silsilah historis, sebagian penduduk Desa Ampekale masih merupakan anak keturunan dari Raja Bone ke-22, La Temmassonge, Toappawali, Sultan Abdul Razak, Matinroe Ri Mallimongeng dari istrinya yang bernama Sitti Habibah (cucu Syekh Yusuf) setelah meninggalnya istri sebelumnya yang merupakan saudaranya sendiri, yaitu Sitti Aisyah.

Mata pencaharian

Mata pencaharian masyarakat desa Ampekale adalah nelayan, petani, petambak, pedagang, dan lain-lain. Petani tambak di dusun Padaria kebanyakan memelihara udang sitto, udang paname, dan ikan bandeng. Selain itu terdapat pula pembudidayaan rumput laut.

Jumlah penduduk

Desa Ampekale memiliki luas 15,07 km² dan penduduk berjumlah 3.020 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 200,40 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Desa Ampekale pada tahun tersebut adalah 104,75. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 104 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Desa Ampekale dari tahun ke tahun:

Tahun Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin Jumlah Rumah Tangga Total Penduduk (jiwa) Pertumbuhan Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) Referensi
2009 1.229 1.318 93,25 N/A 2.547 N/A 169,01 [2]
2010 1.367 1.411 96,88 539 2.778 231 184,34 [2]
2011 1.368 1.412 96,88 548 2.780 2 184,47 [3]
2012 1.369 1.411 97,02 550 2.780 Steady 0 184,47 [4]
2013 1.380 1.427 96,71 N/A 2.807 27 186,26 [5]
2014 1.431 1.460 98,01 567 2.891 84 191,84 [6]
2015 1.446 1.469 98,43 573 2.915 24 193,43 [7]
2016 1.461 1.485 98,38 579 2.946 31 195,49 [8]
2017 1.474 1.486 99,19 585 2.960 14 196,42 [9]
2018 1.487 1.494 99,53 619 2.981 21 197,81 [10]
2019 1.500 1.501 99,93 625 3.001 20 199,14 [11]
2020 1.516 1.421 106,69 N/A 2.937 64 194,89 [12]
2021 1.545 1.475 104,75 779 3.020 83 200,40 [13]

Rukun tetangga

  • 2010: TBA
  • 2011: 12
  • 2012: 12
  • 2013: 12
  • 2014: 12
  • 2015: 12
  • 2016: 12
  • 2017: 12
  • 2018: 12
  • 2019: 12
  • 2020: TBA

Rukun warga

  • 2010: TBA
  • 2011: -
  • 2012: -
  • 2013: -
  • 2014: -
  • 2015: -
  • 2016: -
  • 2017: -
  • 2018: -
  • 2019: -
  • 2020: TBA

Blok sensus

  • 2010: TBA
  • 2011: 6
  • 2012: 6
  • 2013: 6
  • 2014: 6
  • 2015: 6
  • 2016: 6
  • 2017: 6
  • 2018: 6
  • 2019: TBA
  • 2020: TBA

Pendidikan

Daftar sekolah

  • KB Nelayan Bersatu, Dusun Padaria
  • TPA Mifathul Fuhum, Dusun Padaria
  • TK Nelayan Bersatu, Dusun Padaria
  • Rumah Qur'an Ibnu Mas'ud Maros
  • UPTD SD Negeri 132 Inpres Lalang Tedong, Dusun Lalang Tedong
  • UPTD SD Negeri 203 Inpres Binanga Sangkara, Dusun Binanga Sangkara
  • UPTD SD Negeri 44 Padaria, Dusun Padaria
  • UPTD SD Negeri 86 Mangarabombang, Dusun Mangarabombang
  • UPTD SMP Negeri 31 Satap Lalang Tedong, Dusun Lalang Tedong

[14][15]

Agama

Penduduk Desa Ampekale 100% memeluk agama Islam.

Masjid

  • Masjid Raudatul Muflihin (Dusun Padaria)

Pemerintahan

Pusat pemerintahan atau lokasi Kantor Desa Ampekale berada di Dusun Lalang Tedong.

Pembagian wilayah administrasi

Dusun

Desa Ampekale memiliki empat wilayah pembagian administrasi daerah tingkat V (lima) berupa dusun sebagai berikut:

  1. Dusun Binanga Sangkara
  2. Dusun Lalang Tedong
  3. Dusun Mangarabombang
  4. Dusun Padaria

Rukun warga

Desa Ampekale memiliki TBA wilayah pembagian administrasi berupa rukun warga (RW) sebagai berikut:

  1. RW TBA
  2. RW TBA
  3. RW TBA
  4. RW TBA

Rukun tetangga

Desa Ampekale memiliki 12 wilayah pembagian administrasi berupa rukun tetangga (RT) sebagai berikut:

  1. RT 001/Dusun Lalang Tedong
  2. RT 002/Dusun Lalang Tedong
  3. RT 003/Dusun Lalang Tedong
  4. RT 004/Dusun Lalang Tedong
  5. RT TBA
  6. RT TBA
  7. RT TBA
  8. RT TBA
  9. RT TBA
  10. RT TBA
  11. RT TBA
  12. RT TBA

Daftar kepala desa

Berikut ini adalah daftar kepala desa di Desa Ampekale dari masa ke masa:

No. Foto Nama Awal Menjabat Akhir Menjabat Keterangan Referensi
1. - - - - - -
2. - Abdul Rahim Manaj, S.E. 2006 2012 kepala desa definitif; pemenang Pilkades Ampekale 2006 -
3. - - 2012 7 Februari 2013 plt. kepala desa -
(2.) - Abdul Rahim Manaj, S.E. 7 Februari 2013 Januari 2017 kepala desa definitif; pemenang Pilkades Ampekale 2012; diberhentikan karena masalah hukum -
4. - Puang Rudi Januari 2017 Februari 2017 plt. kepala desa -
5. - Abdul Muin Februari 2017 7 Februari 2019 plh. kepala desa -
6. - Fuad Latif 7 Februari 2019 sedang menjabat kepala desa definitif; pemenang Pilkades Ampekale 2018 -


Adat dan budaya

  • Massuro' Baca (membacakan do'a kepada empunya hajat)
  • Barazanji (pujian-pujian dalam bahasa Makassar dan Bugis)
  • Massikkiri' (berdzikir)
  • Makkaremo Doang (teknik menangkap udang)
  • Cemme-Cemme (tradisi mandi bersama-sama)
  • Passoppo Botting (memikul pengantin mempelai pria)
  • Massiara (temu silaturahmi)
  • Mappi Tau (mengangkat tanah untuk memperbesar pematang empang)
  • Ma'bule Baske' Bale (memikul tempat ikan dengan bambu)
  • Malempa' Wae (memikul sepasang jeriken yang berisi air dengan setengah bilah bambu yang disebut lempa')
  • Mattimpa Sawwang dan Mattutu' Sawwang
  • Mallele Puka'
  • Bersantai-santai di Dego-Dego
  • Pernikahan sistem doe panai/dui pappaenre (penentuan mahar)

Organisasi dan lembaga

Sosial

Orangtua pada keluarga masyarakat pesisir Desa Ampekale sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Rata-rata orangtua tersebut bekerja sebagai petani tambak dan mengelola tambak ikan keluarganya. Pendidikan dalam keluarga dapat dilakukan dengan hubungan yang harmonis antara anggota keluarga. Pemberian arahan berupa penguatan dan dukungan akan memperkuat pola pikir yang terbentuk seraya memperkuat perilaku individu pula. Hal ini juga akan menghilangkan perilaku dan pola pikir yang tidak diinginkan bila dikenai hukuman seseorang dikatakan belajar apabila telah menunjukkan perilakunya. Pendidikan informal berfokus pada pembentukan pola pikir dan perilaku. Perilaku dan pola pikir juga dapat dengan mudah dibentuk dengan pemberian penguatan dan dukungan. Penguatan yang dilakukan berupa pemberian contoh nyata serta arahan-arahan untuk menabung kepada anaknya. Selain pemberian dukungan dan penguatan, pembentukan pola pikir juga dapat dilakukan dengan pemberian aturan-aturan ketat atau hukuman kepada anak. Dengan demikian dapat menghilangkan perilaku dan pola pikir yang tidak diinginkan dan secara langsung membentuk pola pikir yang diinginkan. Hal seperti ini biasa disebut dengan pola pendidikan otoriter dimana memberikan aturan ketat kepada anak agar menjadi sesuai dengan yang diinginkan. Dalam proses pendidikan informal tentu masing-masing keluarga mempunyai bentuk transfer pengetahuan yang beragam. Hal ini tergantung pada pola pendidikan yang diterapkan dalam keluarga.[17]

Secara umum terdapat beberapa perilaku ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat Desa Ampekale diantaranya: (1) pembiasaan rajin menabung, (2) sikap selektif dalam membeli, dan (3) pembiasaan untuk hidup hemat. Transfer pemahaman orang tua kepada anak mengenai ekonomi dipengaruhi oleh pemahaman tentang pendidikan ekonomi itu sendiri, kemampuan keluarga, serta kondisi sosial ekonomi. Dalam prosesnya terdapat tiga pola pendidikan yang diterapkan, yakni pola pendidikan otoriter, permisif, dan demokratis. Pendidikan yang diberikan oleh orangtua kepada anak-anak menciptakan kebiasaan baru bagi anak dalam hal perilaku ekonominya. Hal inilah yang kemudian menciptakan pemahaman kembali mengenai pendidikan ekonomi. Pola pendidikan ekonomi informal yang diterapkan dalam keluarga masyarakat pesisir di Desa Ampekale, yaitu dominan menerapkan pola pendidikan yang demokratis. Orangtua memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya dan disertai dengan pengawasan dan pengarahan kepada anak. Terdapat juga keluarga menerapkan pola pendidikan yang permisif dimana memberikan kebebasan penuh kepada anak untuk menentukan pilihan tanpa adanya tekanan yang diberikan. Terdapat keluarga menerapkan pola pendidikan yang otoriter, orangtua bersifat keras dan mengatur kegiatan sehari-hari anaknya. Pemberian pendidikan kepada anak biasanya dilakukan dengan memberikan contoh nyata mengenai sesuatu hal yang nantinya akan menjadi perilaku anak. Pendidikan itu berupa pembiasaan untuk menabung, pembiasaan untuk selektif dalam pembelian barang, pembiasaan mengatur keuangan serta memberi pandangan melanjutkan pendidikan atau memilih bekerja. Pendidikan ini diberikan kepada anak agar dapat mengatur kegiatan ekonominya sendiri di masa yang akan datang.[17]

Tempat menarik

  • Hutan Bakau Padaria
  • Pemandangan Senja Padaria

Indeks desa membangun

Data informasi mengenai Indeks Desa Membangun (IDM) berperan membantu upaya pemerintah dalam memahami kondisi desa. Data yang diekspos sangat penting dalam perencanaan agar setiap tahun ada peningkatan status desa. Setiap tahun status desa diperbarui sesuai dengan capaian yang ada dalam indeks desa membangun. Tim ahli IDM yang menilai terdiri dari tenaga ahli bidang infrastruktur, pengembangan masyarakat desa, perencanaan partisipatif, dan pelayanan sosial dasar. IDM ini mengukur aspek indeks pembangunan desa, yakni ketahanan sosial, ketahanan lingkungan, dan ketahanan ekonomi. Indeks Desa Membangun meliputi kategori sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri. Kategori desa mandiri adalah kategori ideal yang ingin dicapai.

Pada tahun 2020, prestasi Indeks Desa Membangun (IDM) dari Desa Ampekale mendapatkan raihan nilai 0,7019 dan diklasifikasikan dengan status desa berkembang di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Tahun Nilai IDM Desa Status IDM Desa Peringkat Referensi
Dalam Kecamatan Dalam Kabupaten Dalam Provinsi Nasional
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016 0,6049 berkembang 3 27 807 24.609 [18]
2017
2018 0,6354 berkembang 5 26 564 21.296 [19]
2019
2020 0,7019 berkembang 1 11 384 15.597 [20]
2021 0,7019 berkembang 1 25 672 20.863 [21]
2022 0,6778 berkembang 37.874
IDM Desa Ampekale
Sumber: Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kemendes PDTT RI

Desa wisata

Pemandangan senja di pesisir Dusun Binanga Sangkara
Pemandangan hutan mangrove, Dusun Binanga Sangkara

Desa Ampekale adalah salah satu desa yang terletak di pesisir Kabupaten Maros yang lokasinya bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit dari pusat kota. Desa Ampekale terdiri dari 4 Dusun/RW dan 12 RT yang hampir seluruh dusun memiliki sumber daya alam yang berupa pesisir pantai. Sumber daya alam pesisir ini ditumbuhi mangrove yang lebat. Sumber daya alam pesisir berupa hamparan hutan mangrove ini berfungsi untuk menahan abrasi pantai dan juga menjadi tempat biota laut berlindung dan berkembang biak. Manfaat lain dari hutan mangrove ini adalah menjadi tempat wisata yang bernilai edukasi keluarga seperti menanam pohon dan re-stocking hewan-hewan laut (ikan, udang, kepiting, dan lain-lain) serta suguhan panorama alam yang indah dan suasana yang sejuk jauh dari penat dan hiruk pikuk perkotaan yang membosankan. Di sisi lain budaya masyarakat lokal yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai kegotongroyongan sangat baik untuk dijadikan pembelajaran oleh keluarga atau pengunjung tentang nilai kemanusiaan. Udara pantai yang sejuk dan suasana hutan mangrove yang tenang bisa menjadi pilihan untuk berlibur guna merelaksasi pikiran dan tubuh agar kembali bugar dan sehat.

Tahun Nomenklatur Nilai Kategori Posisi ADWI Status Referensi
2021 Desa Wisata Mangrove Binanga Sangkara 52,00 Rintisan Tidak masuk Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros [22]
2022 Desa Wisata Mangrove Binanga Sangkara Maju Tidak masuk Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros [22]
2023 Desa Wisata Mangrove Binanga Sangkara Berkembang Tidak masuk Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros [22]
Desa Wisata Kampung Bahari Seafood Rintisan Tidak masuk [23]

Potensi desa

Desa Ampekale dikenal sebagai salah satu desa penghasil kepiting rajungan di Kabupaten Maros, baik yang sudah diolah maupun yang belum diolah. Desa ini telah menjadi salah satu pemasok utama kepiting rajungan untuk industri hasil laut di KIMA yang berlokasi di Tamalanrea. Potensi lainnya adalah berupa udang dengan jenis beragam, yaitu udang windu, vaname, udang putih, udang api-api, dan lainnya Sepanjang pesisir di desa ini terdapat hutan mangrove sebagai ekosistem kepiting dan beragam jenis ikan. Hutan mangrove ini memiliki potensi pengembangan wisata bahari. Adapun jalur pemasaran hasil perikanan di desa ini terdapat 3 jalur, yaitu jalur pertama dimana petambak menjual langsung ke perusahaan eksportir, jalur pemasaran ke-2, dimana petambak menjual udangnya itu melalui perantara, yaitu pedagang pengumpul kemudian diteruskan ke perusahaan eksportir, dan jalur ke 3, dimana jalur ini petambak menjual udangnya ke pedagang pengumpul diteruskan ke pedagang pengecer kemudian diteruskan ke konsumen akhir.[16][24]

Kuliner

Makanan

  • Burasa' (Buras)
  • Salonde
  • Bundu'-Bundu'

Permainan tradisional yang ada dan pernah eksis

  • Bota'-Bota'
  • Enggo'-Enggo'
  • Pappalleppo Bulo
  • Sipeppe' Lipa' dan Sipeppe' Uri'

Media

  • Padaria News

Permasalahan desa

Setiap memasuki musim kemarau, wilayah Desa Ampekale kerap mengalami kekeringan dimana sumur hingga penampungan air masyarakat mengering. Walau secara letak geografis merupakan daerah pesisir. Kondisi ini sangat berdampak terhadap pemenuhan air bersih masyarakat di Desa Ampekale.[25]

Jalan

  • Jalan Poros Padaria-Binasangkara

Kesehatan

Sarana

  • 2010: TBA Posyandu
  • 2011: 1 buah Pustu & 4 buah Posyandu
  • 2012: 1 buah Pustu & 4 buah Posyandu
  • 2013: 1 buah Pustu, 1 buah Poskesdes, & 4 buah Posyandu
  • 2014: 1 buah Pustu, 1 buah Poskesdes, & 4 buah Posyandu
  • 2015: 1 buah Poskesdes & 4 buah Posyandu
  • 2016: 1 buah Poskesdes & 4 buah Posyandu
  • 2017: 1 buah Poskesdes & 4 buah Posyandu
  • 2018: 1 buah Poskesdes & 4 buah Posyandu
  • 2019: TBA buah Poskesdes & TBA Posyandu
  • 2020: TBA buah Poskesdes & TBA Posyandu

Keamanan

Fasilitas

  • 2010: TBA buah pos ronda
  • 2011: 5 buah pos ronda
  • 2012: 5 buah pos ronda
  • 2013: 5 buah pos ronda
  • 2014: 5 buah pos ronda
  • 2015: 5 buah pos ronda
  • 2016: 5 buah pos ronda
  • 2017: 5 buah pos ronda
  • 2018: 5 buah pos ronda
  • 2019: 5 buah pos ronda
  • 2020: 5 buah pos ronda

Riwayat bencana

  • 20 Februari 2022: angin puting beliung

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Kode Pos Desa Ampekale". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-16. Diakses tanggal 2019-06-17. 
  2. ^ a b BPS Kabupaten Maros (2011-01-03). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2011. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  3. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-01-30). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2012. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  4. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2013. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  5. ^ BPS Kabupaten Maros (2014-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2014. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  6. ^ BPS Kabupaten Maros (2015-10-31). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2015. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  7. ^ BPS Kabupaten Maros (2016-07-29). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2016. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  8. ^ BPS Kabupaten Maros (2017-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2017. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  9. ^ BPS Kabupaten Maros (2018-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2018. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  10. ^ BPS Kabupaten Maros (2019-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2019. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  11. ^ BPS Kabupaten Maros (2020-09-28). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2020. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  12. ^ BPS Kabupaten Maros (2021-09-24). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2021. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 20. Diakses tanggal 2022-03-26. 
  13. ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 4 April 2022. 
  14. ^ "Data Referensi - Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI". www.referensi.data.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli (Daftar) tanggal 2022-03-16. Diakses tanggal 29 April 2022. 
  15. ^ "Data Referensi - Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI: PAUD". www.referensi.data.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli (Daftar) tanggal 2022-03-09. Diakses tanggal 4 Mei 2022. 
  16. ^ a b Chandra, Wahyu (25 Januari 2016). "Aturan Pembatasan Kepiting Pengaruhi Pendapatan Nelayan di Maros. Kenapa?". www.mongabay.co.id. Diakses tanggal 29 Juni 2021. 
  17. ^ a b Fadhel, Achmad, dkk (2020). "Pola Pendidikan Ekonomi Informal Masyarakat Pesisir di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabuaten Maros" (PDF). eprints.unm.ac.id. Diakses tanggal 29 Juni 2021. 
  18. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2016). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2016. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-29. 
  19. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2018). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2018. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-06-09. 
  20. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2020). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2020. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-28. 
  21. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2021). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2021. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-27. 
  22. ^ a b c Jadesta Kemenparekraf RI. "Desa Wisata Mangrove Binanga Sangkara". jadesta.kemenparekraf.go.id. Diakses tanggal 9 April 2022. 
  23. ^ Jadesta Kemenparekraf RI. "Desa Wisata Mangrove Binanga Sangkara". jadesta.kemenparekraf.go.id. Diakses tanggal 22 Maret 2023. 
  24. ^ Ruslan, dkk (2020). "Marjin Pemasaran Udang Di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros (Jurnal Agribis Vol. 11 No. 1 Maret 2020)". ejournals.umma.ac.id. hlm. 44-52. Diakses tanggal 29 Juni 2021. 
  25. ^ Sukirman, Maman (9 Oktober 2018). "Cerita Foto : Sulitnya Air Bersih di Desa Ampekale Maros". makassar.sindonews.com. Diakses tanggal 29 Juni 2021. 

Pranala luar