Sebelum menjabat sebagai Bupati Gowa, Adnan sebelumnya adalah anggota DPRD Sulsel selama dua periode. Pada periode pertama, Adnan Purichta Ichsan terpilih sebagai anggota legislatif dengan raihan suara terbanyak di Dapil 1 Sulsel (Kota Makassar) untuk DPRD Sulsel pada Pemilu 2009 melalui Partai Demokrat. Keluarga besar Adnan sebenarnya kebanyakan di Partai Golongan Karya yang merupakan partai penguasa di Sulsel.
Pemilu 2009 ia bertarung di luar daerah basisnya, Gowa. Saat itu, ayahnya DR. H. Ichsan Yasin Limpo, SH, MH, masih berstatus Bupati Gowa.
5 April 2013, Adnan memutuskan mundur dari Partai Demokrat di mana pada hari yang sama diikuti pengunduran dirinya di DPRD Provinsi Sulsel. Konstelasi politik di Pemilihan Gubernur Sulsel 2013 membuatnya mengambil keputusan itu.[2]
Pemilu 2014, anak kedua dari empat bersaudara ini kembali bertarung memperebutkan kursi di DPRD Provinsi Sulsel. Di Pemilu 2014, Adnan terpilih kembali menjadi anggota DPRD Sulsel, kali ini melalui Partai Golongan Karya.[3]
Saat memutuskan untuk bertarung di Pilkada Gowa, pada saat itu DPR RI mengesahkan UU Pilkada yang memuat pasal terkait dinasti politik atau detilnya adalah larangan keluarga petahana untuk mengikuti Pilkada. Adnan Purichta masih berstatus sebagai putra dari Bupati Gowa saat itu, Ichsan Yasin Limpo. Berdasarkan UU Pilkada Pasal 7 Huruf r, Adnan tidak bisa ikut bertarung di Pilkada Gowa 2015 lalu.
Adnan Purichta Ichsan lalu mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi untuk judicial review atas Pasal 1 angka 6, Pasal 7 huruf r berikut penjelasannya dan huruf s UU Perubahan atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Wali kota (UU Pilkada) terkait persyaratan menjadi bakal calon kepala daerah baik sebagai calon bupati/wali kota maupun gubernur. Baginya, pasal yang ia gugat dari UU Nomor 1 Tahun 2015 menyalahi UUD 1945 terkait hak warga negara untuk dipilih dan memilih.[4]
Mahkamah Konstitusi kemudian mengabulkan gugatan Adnan Purichta Ichsan, sehingga dirinya bisa ikut bertarung di Pilkada Serentak 2015.[5]
Saat Pilkada Gowa 2015 ia maju melalui jalur independen. Sebagai anak dari petahana dan keponakan dari Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, saat itu, bukan hal sulit untuk menarik dukungan partai.[6]
Berpasangan dengan Abdul Rauf Malaganni, Adnan Purichta Ichsan sukses menjadi pemenang dari lima pasangan yang bertarung. Ia mematahkan mitos di Sulawesi Selatan, yang di pilkada-pilkada sebelumnya, belum pernah ada anak petahana yang memenangkan pertarungan.[7]
Bupati Gowa (2015-sekarang)
Renovasi Masjid Agung Syekh Yusuf Jadi Prioritas Pembangunan Pertamanya
Pada tahun pertamanya memimpin, kepuasan masyarakat Gowa atas kepemimpinannya begitu tinggi, mencapai angka 74,9 persen.[8]
Di sektor pembangunan fisik, Masjid Agung Syekh Yusuf yang merupakan masjid kebanggan masyarakat Gowa yang di awal pemerintahannya masih dikelola dan dimiliki yayasan jadi perhatian khususnya. Kondisinya yang mengkuatirkan, mendorongnya mencari solusi agar pemerintah bisa terlibat dalam proses renovasi. Pemkab Gowa dan yayasan sepakat, sehingga kepemilikan masjid agung itu beralih menjadi aset Pemkab Gowa.[9]
Memasuki tahun kedua pemerintahannya (2017-2018), Adnan Purichta mulai menggenjot pembangunan fisik fasilitas publik yang lain, seperti Lapangan Syekh Yusuf dan Syech Yusuf Discovery.[10]
Kembangkan Malino Menjadi Destinasi Wisata Nasional
Adnan Purichta Ichsan melihat potensi menjadikan salah satu wilayahnya sebagai destinasi wisata nasional, yakni Malino yang berada di Kecamatan Tinggimoncong.
Malino dengan segala pesona alam dan sejarah masa lalu sejak dulu memang adalah destinasi wisata andalan Kabupaten Gowa. Adnan Purichta melihat potensi menjadikan Malino sebagai destinasi wisata nasional, akhirnya memprogramkan event tahunan yang diberi nama “Beautiful Malino”.[11] Event ini telah diselenggarakan selama dua tahun berturut-turut yakni tahun 2017 dan tahun 2018.
Langkah besar Pemerintah Kabupaten Gowa dibawah kepemimpinan Adnan Purichta Ichsan untuk menjadikan Malino sebagai destinasi wisata nasional ternyata juga mendapat sambutan positif dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla[12]
Targetkan Gowa Menjadi Kabupaten Pendidikan Pertama di Sulawesi Selatan
Sejak pemerintahan Ichsan Yasin Limpo sebagai Bupati Gowa, kabupaten ini memang dikenal pro atas program pembangunan sumber daya manusia. Berbagai program pendidikan yang akhirnya diadopsi daerah lain sempat lahir di Kabupaten Gowa, seperti pendidikan gratis.[13]
Selain pendidikan gratis, Gowa juga menjadi daerah yang pertama menolak penentuan kelulusan melalui ujian nasional melalui program Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB). Ada lagi, pemberian beasiswa bagi ratusan anak kabupaten Gowa untuk kuliah melalui program Investasi Sumber Daya Manusia Seperempat Abad.[14]
Keberpihakan Pemerintah Kabupaten Gowa atas pendidikan meyakinkan Adnan Purichta Ichsan sebagai Bupati Gowa menargetkan Gowa bisa menjadi kabupaten pendidikan pertama di Sulawesi Selatan. Apalagi, di Gowa juga sudah cukup banyak perguruan tinggi yang berdiri. Seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, STPDN, kampus Teknik Universitas Hasanuddin, dan kampus lainnya.[15]