Abock Busup (4 Desember 1976 – 3 Oktober 2021) adalah seorang politikus asal Indonesia yang pernah menjabat sebagai Bupati Yahukimo dari tahun 2016 hingga 2021. Sebelum menjadi bupati, politikus Partai Amanat Nasional ini menjabat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Yahukimo sejak 2004 hingga pengunduran dirinya pada 2015.
Kehidupan awal dan pendidikan
Abock Busup lahir di Korupun, Kabupaten Jayawijaya, Irian Jaya pada 4 Desember 1976, ia merupakan anak dari pasangan Brunda Busup dan Kweli Nipsan.[1] Abock memulai pendidikannya di SD Inpres Koropun pada 1989 dan lulus pada 1993. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di Wamena. Ia mengenyam pendidikan tingkat menengah pertamanya di SMP Negeri 1 Wamena dan lulus pada 1995, kemudian ia menjalani pendidikan tingkat menengah atas di SMA PGRI Wamena, pada 1997 ia berhasil tamat dari sekolah tersebut.[2]
Ia merupakan seorang Sarjana Teologi setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Tinggi Teologi Baptis Papua pada tahun 2000. Gelar Master of Arts ia raih pada tahun 2009 setelah menyelesaikan kuliah program studi sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.[2][3]
Karier politik
DPRD Yahukimo
Pada tahun 2004, Abock terpilih untuk pertama kalinya sebagai legislator di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Yahukimo (DPRD Yahukimo), ia kemudian menjadi Wakil Ketua DPRD untuk periode 2004–2009.[2] Pada dua pemilu legislatif berikutnya yakni pada 2009 dan 2014, ia terpilih kembali untuk menduduki kursi DPRD, dan menempati jabatan yang sama sebagai Wakil Ketua DPRD pada 2009–2014.[4] Pada tahun 2015, ia mengundurkan diri sebagai anggota DPRD begitu ditetapkan sebagai calon bupati pada Pemilihan Bupati Yahukimo 2015.[5]
Pemilihan Bupati Yahukimo 2011
Abock mencalonkan diri sebagai calon Bupati Yahukimo berpasangan dengan calon wakil bupati Isak Salak pada pemilihan Bupati Yahukimo 2011. Pasangan ini mendapatkan nomor urut 1, bertarung melawan dua pasangan lainnya di antaranya, pasangan calon nomor urut 2 Didimus Yahuli dan Welhelmus Lokon serta pasangan nomor urut 3 Ones Pahabol dan Robby Longkutoy.[6] Pemilihan yang berlangsung pada 18 Januari 2011 tersebut dimenangkan oleh pasangan Ones Pahabol dan Robby Longkutoy dengan perolehan suara sebanyak 152.214 suara. Lalu diikuti oleh Abock Busup–Isak Salak dengan 84.328 suara dan terakhir pasangan Didimus Yahuli–Welhelmus Lokon yang hanya mendapatkan 18.616 suara.[6]
Kedua calon pasangan yang kalah kemudian menggugat hasil pemilihan itu ke Mahkamah Konstitusi (MK). Pada 2 Maret 2011, MK mengadakan sidang sengketa pemilihan itu dan hasilnya menolak permohonan mereka.[6] Imbasnya, pada 3 Maret 2011 terjadi kerusuhan di Yahukimo, kantor bupati dan beberapa bangunan disekitarnya dirusak massa serta menyebabkan dua orang luka-luka.[7][8]
Bupati Yahukimo
Pada pemilihan Bupati Yahukimo 2015, Abock berhasil keluar sebagai pemenangnya. Ia bersama pasangannya, calon wakil bupati Yulianus Heluka yang didukung oleh PAN, Nasdem, Demokrat, PBB dan PPP ini memperoleh 138.944 suara.[9] Mereka mengungguli dua pasangan calon lainnya, yaitu David Silak & Septinus Pahabol (84.148 suara) serta Arkelas Asso & Lapius Merel (56.970 suara).[10] Abock Busup dan Yulianus Heluka kemudian dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Yahukimo untuk periode 2016–2021 pada 15 April 2016 oleh Gubernur Papua Lukas Enembe di Lapangan Yahukimo Bangkit.[11]
Pada saat menjabat bupati, Abock membagikan Dana Desa dari Pemerintah Pusat secara tunai dan langsung dilakukan olehnya di tengah lapangan disaksikan oleh ratusan warga. Pada tahun 2017 misalnya, ia berkeliling ke 12 titik untuk mendistribusikan Dana Desa sebesar Rp34 Miliar.[12] Hal ini ia lakukan bertujuan agar terciptanya transparansi dalam pembagian uang tersebut dan untuk menghindari terjadinya pemotongan administrasi.[12]
Pemilihan Bupati Yahukimo 2020
Sebagai petahana, Abock Busup mencalonkan diri kembali pada pemilihan Bupati Yahukimo 2020. Ia dan pasangannya Yulianus Heluka didukung oleh 8 partai politik, di antaranya: PAN, Demokrat, PKB, Gerindra, PKS, PBB, PPP dan PSI.[13] Akan tetapi, ia gagal terpilih pada pemilihan kali ini karena hanya memperoleh 138.064 suara. Sementara itu pasangan yang menjadi pemenangnya adalah Didimus Yahuli & Esau Miram, mereka berhasil meraup 172.535 suara.[14]
Referensi
Pranala luar