Suku Enggano merupakan salah satu suku tertua di Sumatra. Secara etnis, mereka terkait erat dengan suku-suku asli di Jawa dan Sumatra, yang dari sana migrasi mengalir langsung ke Pulau Enggano.[2] Suku yang paling terkait secara antropologi dengan suku Enggano adalah suku Mentawai dan Nias, serta terkait jauh dengan suku Lampung (Abung dan Pepaduan).[3]
Organisasi sosial suku Enggano menyerupai model sosial suku Nias dan hingga sekarang masih mempertahankan ciri khas kekeluargaan patrilineal. Masyarakat pedesaannya adalah tipe "keluarga tetangga besar".
Orientasi politik modern
Saat ini, masyarakat Enggano, akibat isolasi budaya yang berkepanjangan, berada di ambang kepunahan. Mereka asing bagi bangsa tetangga, misalnya, tidak seperti orang Batak dalam beberapa dekade terakhir, munculnya dan tumbuhnya kesadaran diri etnis sudah lazim, terutama di kalangan masyarakat arus utama Indonesia.[4]
^ abВ.А Тишков, ed. (1998). "Научное издательство "Большая российская энциклопедия". Народы и религии мира: энциклопедия. Большая Российская Энциклопедия. hlm. 653.
^Reimar Schefold, P. Nas & Gaudenz Domenig, ed. (2008). Indonesian Houses, Volume 2. Singapore University Press. hlm. 468. ISBN90-671-8305-9.
^А.А. Губера, ed. (1966). Народы Юго-Восточной Азии: этнографические очерки. АН СССР, Ин-т этнографии им. Н.Н. Миклухо-Маклая. hlm. 531-534.
^Н. А. Симония & Людмила Федоровна Пахомова (1983). "Институт востоковедения (Академия наук СССР)". Индонезия, справочник. Изд-во "Наука," Глав. ред. восточной лит-ры. hlm. 17–31.