Suku Tobelo

Suku Tobelo
O’Hoberera Manyawa[1]
Kapten Lisa M. Franchetti (kiri) memberikan plak kepada Bupati Halmahera Utara, Hein Namotemo (kanan), dengan baju tradisional Tobelo.
Daerah dengan populasi signifikan
 Indonesia (Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara)
Bahasa
Bahasa Tobelo, bahasa Indonesia
Agama
Kristen (mayoritas), kepercayaan setempat, Islam
Kelompok etnik terkait
Togutil, Galela, Tabaru

Suku Tobelo merupakan suatu suku yang berada di daerah semenanjung bagian utara Pulau Halmahera dan di sebagian daratan Pulau Morotai. Sebagian lagi hidup tersebar sampai ke pedalaman Halmahera, seperti ke daerah Patani. Weda dan Gane. Ada juga yang sampai ke Kepulauan Raja Ampat, Papua. Daerah asal mereka termasuk dalam wilayah Kecamatan Galela di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Jumlah populasinya sekitar 20.000 jiwa

Bahasa

Bahasa Tobelo tidak termasuk ke dalam bahasa Austronesia, tetapi merupakan salah satu bahasa yang termasuk ke dalam rumpun bahasa Halmahera Utara. Bahasa Tobelo berdekatan sekali dengan bahasa Galela dan Tobaru. Bahasa ini memiliki beberapa dialek, seperti gamsung, dodinga dan boeng.

Ekonomi

Pencaharian utama orang Tobelo adalah bertani di ladang menanam pokok padi dan jagung. Tanaman lainnya meliputi sayur, kacang-kacangan, pisang dan tebu. Mereka juga berkebun cengkih, damar dan kelapa, dan mereka meramu hasil hutan seperti rotan dan damar. Di samping itu, orang Tobelo juga menangkap ikan di laut atau berburu binatang liar seperti rusa, babi hutan menggunakan tombak dan jerat dibantu oleh anjing.

Kekerabatan

Orang Tobelo menghitung hubungan keturunan berdasarkan garis ayah "patrilineal" dengan pola menetap setelah kawin yang patrilokal.[2] Sekarang cenderung untuk lebih neolokal. Namun, dalam kehidupan sehari-hari mereka selalu menjaga hubungan bilateral dalam kekerabatannya, sehingga ahli asing ada yang beranggapan bahwa sistem kekrabatan orang Tobelo adalah bilateral.

Agama dan kepercayaan

Suku Tobelo sangat dekat dengan alam. Anak-anak Tobelo biasanya diberi nama berdasarkan pohon terdekat d imana mereka dilahirkan. Ketika ada yang meninggal, jasadnya akan diletakkan di dekat pohon. Kepercayaan ini berorientasi kepada pemujaan roh "goma" nenek moyang dan tokoh dewa-dewa. Dalam kehidupan sehari-hari, kepercayaan tradisional masih berdampak besar.[2] Kini agama yang dianut sebagian besar anggota suku Tobelo adalah agama Kristen Protestan. Mereka baru mulai menganut agama Kristen pada tahun 1980-an setelah beberapa dasawarsa menolak agama tersebut. Namun, versi agama Kristen yang mereka anut bukanlah versi yang didengar dari masyarakat yang menuturkan bahasa Tobelo, tetapi yang dibawa ke kawasan tersebut oleh misionaris Amerika.[3]

Catatan kaki

  1. ^ "Mengenal O'Hongana Manyawa di Hutan Halmahera yang 'Dikepung' Tambang Nikel". ppman. 2024-03-23. Diakses tanggal 2024-06-12. 
  2. ^ a b "Тобело". Etnolog. Diakses tanggal 2018-01-01. 
  3. ^ Christopher R. Duncan (2009). "Reconciliation and Revitalization: The Resurgence of Tradition in Postconflict Tobelo, North Maluku, Eastern Indonesia". The Journal of Asian Studies, Vol. 68, No. 4. hlm. 307. Diakses tanggal 2018-01-01. 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41