Pasar Kranggan (bahasa Jawa: ꧋ꦥꦱꦂꦏꦿꦁꦒꦤ꧀, translit. Pasar Kranggan) adalah salah satu pasar tradisional di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Lokasi pasar ini berada di Jalan Pangeran Diponegoro, tidak jauh dari kawasan Tugu Yogyakarta.
Sejarah
Etimologi
Kata "Kranggan" berasal dari nama salah satu pejabat Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa Hindia Belanda, yakni Raden Tumenggung Rangga Prawirasantika. Ia menginisiasi berdirinya pasar ini, sehingga namanya digunakan, yakni dari kata Ka-Rangga-an.[2]
Riwayat
Keberadaan pasar ini sebenarnya telah terdeteksi pada abad ke-19, dimana pasar ini diperuntukkan bagi etnis Tionghoa di Yogyakarta. Wijkensteelsel, Peraturan pemerintah Hindia Belanda yang mengatur tata ruang kota membagi wilayah etnis Tionghoa berada di Kampung Ketandan dan Poncowinatan (belakang pasar Kranggan saat ini).[3]
Bangunan pasar Kranggan mengalami beberapa kali pemugaran, pemugaran pertama dilakukan pada tahun 1975[1] dan selesai pada 1978[2], kemudian direnovasi kembali pada 2013.[4]
Struktur
- Luas bangunan : 7400 m2
- Luas tanah : 6180 m2
- Jumlah pedagang kios : 92
- Jumlah pedagang los : 592
- Jumlah pedagang lapak : 179
- Jumlah total pedagang : 863[1]
Isi Pasar
Pasar Kranggan dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dengan penjual jajanan pasar dan bunga. Jajanan pasar yang ada di pasar ini, antara lain jenang, lemper, serabi, talam, pisang goreng keju, clorot dan lain sebagainya.
Pasar Kranggan juga dikenal dengan toko perhiasan emasnya, yang berada di lantai 1.
Referensi
Pranala luar
|
---|
|
Arsitektur bersejarah | | |
---|
Candi | |
---|
Monumen dan museum | |
---|
Transportasi | |
---|
Objek wisata alam | |
---|
Tempat ibadah | |
---|
Wisata belanja, hiburan, hotel, dan kuliner | |
---|
Pendidikan | |
---|
Olahraga | |
---|
Militer dan kepolisian | |
---|
Kebudayaan | |
---|
Makanan dan minuman tradisional khas Yogyakarta | |
---|
Festival dan pesta rakyat | |
---|
Media | |
---|
Topik lainnya | |
---|
|