Pada tanggal 25 Agustus 2022, siaran analog TVRI Yogyakarta 22 UHF akan dimatikan, dan nantinya, siaran TVRI Yogyakarta hanya dapat disaksikan melalui kanal digital 29 UHF (DVB-T2).
Sejarah
TVRI Yogyakarta didirikan oleh Direktorat Radio Departemen Penerangan.[2] Stasiun pada mulanya berlokasi di Jl. Hayam Wuruk, tepatnya saat TVRI Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Stasiun yang pertama yakni Ir. Dewabrata. Konon, untuk mendirikan menara pemancar, dibangun dari bahan bambu.
Pada awalnya TVRI Yogyakarta mengudara tiga kali seminggu yang masing-masing berdurasi 2 jam. Pada saat itu jangkauan siaran masih terbatas pada area yang dapat dijangkau pemancar VHF berkekuatan 10 KW, begitu pula format siarannya masih hitam putih. Namun pada tahun 1973, TVRI Yogyakarta telah mulai melakukan siaran setiap hari.[1]
Mulai tahun 2005,[butuh rujukan] nama siaran dan logo stasiun menggunakan jenamaJogja dari tulisan tangan Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X yang digunakan untuk promosi pariwisata Jogja Never Ending Asia, sehingga menjadi TVRI Jogja. Logo berubah pada tahun 2015, mengikuti jenama baru "Jogja Istimewa". Menyusul perubahan logo TVRI pada Maret 2019, saat ini TVRI Jogja tidak lagi digunakan sebagai nama siaran dan hanya digunakan sebagai nama alternatif.
Siaran produksi lokal TVRI Yogyakarta tiap harinya pernah mencapai 3 hingga 5 jam, setelah dikumulasikan dengan penyiar terpadu dari TVRI Stasiun Pusat Jakarta.
^Armando, Ade (2011). Televisi Jakarta di Atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia (in Indonesian). Yogyakarta: Penerbit Bentang, p. 82.