Persiba (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Bantul; bahasa Jawa: ꦥꦼꦂꦱꦶꦧꦧꦤ꧀ꦠꦸꦭ꧀, translit. Persiba Bantul) adalah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Kabupaten Bantul, Yogyakarta dan bermarkas di Stadion Sultan Agung. Klub ini didirikan pada 21 September 1967 dan pernah meraih juara Liga Ti-Phone Divisi Utama (sekarang Liga 2) pada 25 Mei 2011. Klub tersebut memiliki kelompok suporter bernama Paserbumi, Curva Nord Famiglia, dan Trah Kulon. Saat ini, klub itu berlaga di Liga 3 Indonesia.
Sejarah
Sesuai dengan anggaran dasar/anggaran rumah tangganya (AD/ART), Persiba didirikan pada 21 September 1967 dengan tujuan pokok proses kelanjutan gerakan sepak bola nasional, yang diawali dengan berdirinya PSSI pada 19 April 1930 di Yogyakarta. Sepak bola merupakan olahraga yang sangat dikenal, digemari, dan telah merakyat di Indonesia. Selain itu, sepak bola merupakan sarana untuk menunjang pembangunan Negara Indonesia, khususnya dalam meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki jasmani yang sehat dan kuat dalam rangka membawa nama baik nama Negara Indonesia dalam percaturan bidang olaharaga internasional.
Pada 2004, menjadi tonggak sejarah sepak bola di Kabupaten Bantul. Setelah menunggu selama 37 tahun, Persiba Bantul akhirnya dapat juga masuk ke Divisi Satu Liga Indonesia.
Pada 2005, Persiba mendapat kepercayaan dari PSSI untuk melanjutkan pembinaan pemain masa depan Indonesia, Timnas U-20 dititipkan di Bantul untuk dibina dan diikutsertakan dalam Kompetisi PSSI Liga Indonesia Tahun 2005, padahal ada beberapa klub yang telah meminangnya.
Tahun 2006 yang lalu Persiba kembali berlaga di tingkat Divisi Satu Liga Indonesia dengan materi dan persiapan yang lebih matang, tetapi di tengah kompetisi pada tanggal 27 Mei 2006 Yogyakarta diguncang bencana alam gempa tektonik, sehingga dengan terpaksa Persiba mengundurkan diri. Begitupun dengan roda kompetisi Pengcab PSSI Kabupaten Bantul dengan terpaksa juga dihentikan.
Promosi ke Divisi Utama
Pada 2007, Persiba mempersiapkan diri untuk kembali berlaga di Kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia. Sejumlah pemain telah direkrut dengan target Promosi. Akhirnya, dengan dukungan rakyat Bantul Persiba Bantul mampu lolos ke Divisi Utama.
Awal 2011, Liga Super Indonesia (LSI) dirombak total oleh PSSI akibat liga ini tidak profesional sesuai standar AFC. Tahun 2008, LSI telah diberi kesempatan oleh AFC selama 3 tahun untuk menjadi Liga Profesional namun hal ini tidak berjalan dengan baik sehingga AFC perlu memberi deadline kepada PSSI untuk membuat Liga profesional yang baru. Jika tidak, dipastikan Indonesia akan dibanned dikompetisi ASIA selama minimal 3 tahun. Dan kemudian, lahirlah liga profesional pertama di Indonesia yang bernama Indonesian Premier League atau Liga Prima Indonesia.
Sebagai tim promosi yang berhak naik kasta ke kompetisi tertinggi, akhirnya Persiba Bantul dapat dan lolos seleksi dari AFC untuk berkompetisi di Liga Prima Indonesia(Indonesian Premier League).
Akuisisi Bandung FC
Tepat tanggal 17 Agustus 2011, Persiba Bantul menandatangani MoU atau Nota kesepahaman dengan Bandung FC di Mess Persiba Bantul. Alasan aspek legal dan finansial yang harus dipenuhi sebelum tanggal 22 Agustus 2011, menjadi faktor utama akuisisi.[1]
Pembentukan PT. Bantul Jaya Utama
PT. Bantul Jaya Utama dibentuk dengan akta notaris no. 1 tanggal 3 Des 2013 untuk memenuhi aspek legal dalam mengikuti kompetisi profesional.
ISL 2014
Di penghujung Indonesian Premier League 2013 Persiba Bantul didaulat menjadi tuan rumah penyelenggaraan Play-Off peserta ISL 2014 dan alhasil menjadi Peserta ke 22 di Liga Super Indonesia Super League 2014. Namun perjalanan di ISL kurang mulus dan hanya finish sebagai juru kunci grup timur dan terpaksa terdegradasi kembali Ke Kasta Kedua Liga Indonesia 2015
Liga 3 2018
Pada 2018, liga 2 Hanya mengambil 24 klub untuk digulirkan dengan format 2 wilayah yaitu wilayah timur dan wilayah barat, oleh karena itu sebanyak 36 tim dari Liga 2 2017 turun kasta dan mendapat jatah putaran nasional di Liga 3 2018.
Stadion dan suporter
Persiba bermarkas di Stadion Sultan Agung,[2][3] sedangkan tempat lain yang digunakan untuk latihan para pemain adalah Stadion Dwi Windu,[4] Lapangan Sumberagung,[5] dan Lapangan Semail.[6] Klub tersebut memiliki kelompok suporter bernama Pasukan Suporter Bantul Militan (Paserbumi) (mania), Curva Nord Famiglia (CNF) (ultras), dan Trah Kulon (hooligan).[a][7][8][9] Paserbumi secara resmi dikukuhkan oleh Idham Samawi pada 8 Juli 2004, sedangkan CNF dideklarasikan pada 7 Juni 2012 dan dikukuhkan pada Desember 2013.[10]
Selain ketiga kelompok suporter itu, ada juga komunitas kolektor jersei yang disebut dengan Pandemen Jersei Persiba Bantul (Panjerpentul). Menurut Wijanarko, komunitas ini berdiri pada 2015 dan bertujuan mengajak para suporter untuk menghargai sejarah dan membeli jersei asli klub.[11] Sementara itu, anthem (lagu kebanggaan yang teridentifikasi milik sebuah kelompok atau golongan)[12] yang diciptakan sebagai bentuk dukungan untuk klub ini adalah Kau Mampu.[13]
Pertamina • Gojek • Corsa • Reds • Desamart • Charlie Music Studio & Recording • RRI-Pro 2 • Galih Sono
2018
Pertamina • Antam • Reds • SouthSand Footy • Oren Kamera • Desamart • Lokale • Curva Nord Famiglia • Nasi Pedas Madame • Aresta Adv Creative Outdoor • Putu Reso • Konveksi Kauman
2019
–
2020
tidak ada kompetisi resmi
2021
Reds
2022
Muncul Group • Le Minerale
2023
Muncul Group • Total Sportswear • Le Minerale • Sakatembi • Uma Fisioterapi • Tata Transport • RSUD Panembahan Senopati • Bank BRI Bantul • Mi Ayam Pak Sarmintul
^Samsudin (pengurus Trah Kulon) menyatakan bahwa Trah Kulon tidak memisahkan diri dari Paserbumi, hanya berbeda terkait ideologi yang diangkat (hooligan).