Masyarakat Jawa tak lepas dari tradisi dan kepercayaan.[4] Merunut akar budaya Jawa, seorang pria tergolong berhasil apabila telah memiliki 5 hal utama, yaitu wisma (rumah), wanita (istri), turangga (kuda), curiga (keris), dan kukila (burung peliharaan).[4] Kukila adalah alasan bagi seorang pria Jawa untuk memelihara burung sehingga pasar burung menjadi suatu tempat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Jawa.[4]
Pada awalnya, pusat jual beli satwa dan tanaman hias di Yogyakarta adalah Pasar Ngasem yang terletak di Kawasan Benteng Keraton Yogyakarta, berdekatan dengan objek wisata Taman Sari Yogyakarta.[1] Berlokasi di pusat kota, Pasar Ngasem semakin ramai dikunjungi bukan hanya oleh warga Yogyakarta namun juga oleh wisatawan lokal dan mancanegara sehingga kondisinya kurang kondusif.[1] Demi menjaga fungsi pasar sebagai pusat aktivitas jual beli satwa dan tanaman hias, Pemerintah Kota Yogyakarta memutuskan untuk merelokasi Pasar Ngasem ke lokasi lain.[1] Selain itu, relokasi perlu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga Taman Sari yang merupakan cagar budaya asli Yogyakarta.[5] Relokasi pasar dilaksanakan pada 22 April2010 dengan diiringi kirab budaya oleh 287 pedagang.[6] Pemindahan pasar dilakukan sebagai upaya penataan kota oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.[3] Sebelum dilakukan relokasi pasar satwa, lokasi telah dikenal sebagai Bursa Agro Jogja.[7]
Keistimewaan
PASTY merupakan pasar modern yang tertata rapi, berbeda dengan Pasar Ngasem yang terkesan becek dan gelap.[7] Pengelolaan yang baik membuat PASTY lebih menyerupai kebun binatang daripada pasar satwa.[5] PASTY tidak hanya berfungsi sebagai pusat jual beli satwa dan tanaman hias namun juga dapat dimanfaatkan sebagai wahana edukasi oleh orang tua untuk mengenalkan berbagai jenis satwa dan tanaman hias kepada anaknya.[7] PASTY merupakan salah satu lokasi favorit para fotografer karena terdapat berbagai jenis satwa dengan beragam warna dan tingkah polah yang unik, ikan hias, tanaman hias, dan aktivitas jual beli yang dapat dijadikan objek foto yang menarik.[8] Pada hari minggu, diselenggarakan lomba aduan suara oleh para pedagang burung yang membuat suasana pasar semakin meriah.[9]
Galeri
Salah satu kios di zona ikan hias
Taman di zona satwa
Interaksi antara pedagang dan pembeli di zona satwa