Secara harfiah, Gembira Loka berarti "tempat bahagia". Ide mengenai kebun binatang ini digagas oleh Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat, Hamengkubuwana IX untuk mengembangkan ‘Bonraja’ tempat memelihara satwa kelangenan raja menjadi suatu kebun binatang publik. Maka didirikanlah Gembira Loka di atas lahan seluas 22 hektare yang separuhnya berupa hutan lindung. Disitu terdapat lebih dari 100 spesies satwa di antaranya 61 spesies flora.
Letaknya di tepi Sungai Gajahwong. Akses menuju Gembira Loka sangat mudah dengan angkutan kota dan kendaraan. Pada awalnya dimulai dari beberapa hewan macan tutul yang berhasil ditangkap penduduk setempat karena mengganggu desa dan sebagian berasal dari lereng Gunung Merapi yang hutannya terbakar akibat awan panas.
Gembira Loka Zoo memiliki koleksi satwa yang cukup lengkap. Akhir-akhir ini, dikabarkan bahwa GLZ sedang mengadakan kesepakatan dengan Singapore Zoo untuk pertukaran hewan, yakni 6 ekor Pinguin Jackass. Gembira Loka Zoo selalu berusaha memberikan yang terbaik demi kenyamanan pengunjung serta kelestarian alam. Beberapa kali didengar bahwa gajah melahirkan, burung kakatua menetaskan telurnya, kuda pacu melahirkan anaknya, serta seekor orang utan lahir
Satu hal yang memprihatinkan adalah banyak kondisi satwa yang kurang terurus. Banyak fasilitas yang seakan seadanya saja. Hal itu karena pendapatan dari tiket masuk sangat kecil dari sedikitnya wisatawan yang berkunjung.
Sejak tahun 2010, Gembira Loka Zoo mulai merehabilitasi dan merekonstruksi kebun binatangnya. Bahkan, sampai tahun 2021 ini sedang dalam proses pembuatan untuk Zona Cakar. Beberapa pedagang asongan pun sudah mulai dibenahi, agar terkesan rapi dan bersih. Semenjak itu, GLZ mulai dikunjungi pengunjung dengan jumlah yang lebih banyak.
Hewan
Kebun Binatang Gembira Loka memiliki berbagai jenis spesies yang diadopsi dari berbagai belahan dunia.
Kebun Binatang Gembira Loka juga memiliki museum yang dikenal dengan nama Diorama Flora dan Fauna KRKB Gembira Loka.[2][3] Museum ini menyimpan koleksi awetan[4] 1.323 ekor binatang dari 220 jenis satwa dan 34.747 jenis tumbuhan.[5] Museum ini juga dapat dikategorikan sebagai laboratorium alam yang juga berfungsi sebagai sumber edukasi bagi wisatawan.[4] Di dalam museum ini terdapat Laboratorium Pendidikan Alam yang membagi koleksi menjadi dua kelompok:[5]
Laboratorium Flora, yang berisi koleksi:
Aneka ragam biji-bijian
Aneka ragam morfologi flora Gembira Loka
Simplisia tanaman obat
Bunga Raflesia arnoldi
Alga laut
Umbi-umbian
Akar
Laboratorium Fauna, yang berisi koleksi
Taman bunga dan aneka jenis kupu-kupu
Metamorphosis serangga
aneka ragam avertebrata laut
Terestial
Akuatik
Fauna tanah
Habitat Sutera
dan aneka ragam fauna lainnya.
Museum ini juga memiliki diorama yang mengambarkan alur sungai dari hulu hingga hilir, dan diorama pengolahan jamu tradisional berbahan dasar tumbuhan yang diolah secara manual.[2]
Koleksi Unggulan Museum Gembira Loka
Pada tahun 2014 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menerbitkan buku berisi koleksi unggulan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta, di antaranya adalah koleksi unggulan yang dimiliki oleh Museum Gembira Loka.[6] Koleksi unggulan Museum Gembira Loka adalah sebagai berikut:
Awetan Harimau Sumatra, Panthera tigris sumatrae pandai berenang karena memiliki selaput di sela-sela jari kaki nya. Termasuk alam kategori hewan soliter yang memburu mangsanya pada malam hari. Binatang buruannya antara lain ialah babi, kijang, rusa, unggas, dan ikan.
Awetan Macan Tutul, Panthera pardus merupakan satu-satunya kucing besar yang tersisa di Pulau Jawa. Sebagian populasi macan tutul dapat dijumpai di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, meskipun sebaran populasinya adalah dari Ujung Kulon sampai Baluran
Awetan Macan Kumbang, Panthera pardus melas merupakan subspesies macan tutul yang tinggal di hutan tropis Pulau Jawa.
Awetan Merak Hijau, merak hijau kerap disebut sebagai Merak Jawa memiliki nama latin Pavo muticus. Merak hijau banyak ditemukan di Betiri, Jawa Timur.