Lajos I, alias Lajos Agung (bahasa Hungaria: Nagy Lajos; bahasa Kroasia: Ludovik Veliki; bahasa Slowakia: Ľudovít Veľký), alias Lajos orang Hungaria (bahasa Polandia: Ludwik Węgierski; 5 Maret 1326 – 10 September 1382), adalah Raja Hungaria dan Kroasia sejak 1342, serta merangkap jabatan sebagai Raja Polandia sejak 1370. Ia adalah putra pertama Károly Róbert dan istrinya, Elżbieta dari Polandia, yang selamat sampai dewasa. Pada 1338, ayah Lajos menandatangan sebuah perjanjian dengan Raja Kazimierz III dari Polandia, saudara laki-laki ibu Lajos, yang menetapkan Lajos sebagai ahli waris atas takhta Kerajaan Polandia jika pamandanya wafat tanpa keturunan laki-laki. Sebagai gantinya, Lajos diwajibkan membantu pamandanya merebut kembali daerah-daerah yang telah lepas dari kekuasaan Polandia sejak beberapa dasawarsa yang silam. Ia menyandang gelar Adipati Transilvania sejak tahun 1339 sampai 1342 namun tidak menyelenggarakan pemerintahan di provinsi ini.
Lajos telah dewasa ketika ia menggantikan ayahandanya pada tahun 1342, tetapi ibundanya yang sangat religius memberikan pengaruh yang kuat kepadanya. Ia mewarisi kerajaan terpusat dan harta yang kaya dari ayahandanya. Selama tahun-tahun pertama pemerintahannya, Lajos melancarkan perang salib melawan Bangsa Lituania dan mengembalikan kerajaan di Kroasia; pasukannya mengalahkan tentara Tatar, memperluas kekuasaannya atas Laut Hitam. Ketika saudaranya, András dari Calabria, suami Ratu Giovanna I dari Napoli, dibunuh pada tahun 1345, Lajos menuduh ratu telah membunuhnya dan menghukumnya menjadi tujuan utama kebijakan luar negerinya. Ia meluncurkan dua kampanye ke Kerajaan Napoli di antara tahun 1347 dan 1350. Pasukannya menduduki wilayah yang luas pada kedua kesempatan tersebut, dan Lajos mengambil gelar-gelar kerajaan Neapolitan (termasuk gelar Raja Sisilia dan Yerusalem), tetapi Tahta Suci tidak pernah mengakui tuntutannya. Tindakan sewenang-wenang dan kekejaman Lajos yang dilakukan oleh tentara bayarannya, membuat pemerintahannya tidak populer di Mezzogiorno. Ia menarik seluruh tentaranya dari Kerajaan Napoli pada tahun 1351.
Seperti ayahandanya, Lajos mengelola Hungaria dengan kekuatan absolut dan menggunakan Hak istimewa kerajaan untuk memberikan hak istimewa kepada para bangsawannya. Namun ia juga menegaskan kebebasan bangsa Hungaria di Parlemen tahun 1351, yang menekankan status setara semua bangsawan. Pada parlemen yang sama, ia mengenalkan sistem entail dan uang sewa seragam yang harus dibayarkan oleh para petani kepada pemilik tanah, dan menegaskan hak untuk melakukan gerakan bebas untuk semua petani. Ia mengobarkan perang melawan bangsa Lituania, Serbia, dan Gerombolan Emas pada tahun 1350-an, memulihkan otoritas raja Hungaria di atas wilayah-wilayah di sepanjang perbatasan yang telah hilang selama dekade-dekade sebelumnya. Ia memaksa Republik Venesia untuk meninggalkan kota-kota Dalmasia pada tahun 1358. Ia juga berupaya untuk memperluas suzerenitasnya atas penguasa-penguasa Bosnia, Moldavia, Wallachia, dan sebagian wilayah Bulgaria dan Serbia. Para penguasa ini kadang-kadang bersedia menyerah kepadanya, baik di bawah tekanan atau dengan harapan mendukung lawan internal mereka, tetapi pemerintahan Lajos di wilayah ini hanya nominal sebagian besar masa pemerintahannya. Upaya-upayanya untuk mengubah warga pagan atau Ortodoks menjadi Katolik membuatnya tidak populer di negara-negara Balkan. Lajos mendirikan sebuah universitas di Pécs pada tahun 1367, tetapi ditutup dalam dua dekade karena ia tidak mengatur pendapatan yang memadai untuk mempertahankannya.
Lajos mewarisi Polandia setelah kematian pamandanya pada tahun 1370. Karena ia tidak memiliki keturunan laki-laki, ia ingin agar bawahannya mengakui hak putri-putrinya di Hungaria dan Polandia. Untuk tujuan ini, ia mengeluarkan Hak istimewa Koszyce pada tahun 1374 yang menguraikan kebebasan Szlachta. Namun pemerintahannya tetap tidak populer di Polandia. Di Hungaria, ia memberi izin Kota bebas kerajaan untuk mendelegasikan anggota juri ke pengadilan tinggi untuk menangani kasus mereka dan mendirikan pengadilan tinggi baru. Penderitaannya dari penyakit kulit membuat Lajos menjadi lebih religius selama tahun-tahun terakhir hidupnya. Pada permulaan Skisma Barat, ia mengakui Paus Urbanus VI sebagai Paus yang sah. Setelah paus memecat Giovanna I dari Napoli dan menjadikan sepupu jauh Lajos, Carlo d'Angiò-Durazzo sebagai raja Napoli, Lajos membantu Carlo menduduki kerajaan tersebut. Di dalam historiografi Hungaria, selama berabad-abad Lajos dianggap sebagai raja Hungaria yang paling berkuasa, yang memerintah sebuah kerajaan "yang pantainya dihanyutkan oleh tiga lautan".
Masa kecil dan muda (1326-1342)
Lajos lahir pada tanggal 5 Maret 1326,[1] ia adalah putra Károly Róbert dan istrinya, Elżbieta dari Polandia.[2] Ia dinamakan seperti pamanda ayahandanya, Louis, Uskup Toulouse, yang dikanonisasikan pada tahun 1317.[3] Putra sulung orang tuanya, Károly, meninggal sebelum Lajos lahir.[2] Lajos menjadi pewaris ayahandanya setelah saudaranya László meninggal pada tahun 1329.[4]
Ia mendapat pendidikan liberal dengan standar usianya dan belajar bahasa Prancis, Jerman dan Latin.[5] Ia menunjukkan ketertarikan khusus pada sejarah dan astrologi.[1][6] Seorang ulama dari Wrocław, Miklós, mengajarkan kepadanya prinsip dasar iman Kristen.[7] Namun, semangat religius Lajos disebabkan oleh pengaruh ibundanya.[8] Di dalam sebuah piagam kerajaan, Lajos ingat bahwa di masa kecilnya, seorang ksatria kerajaan, Péter Poháros, sering menggendongnya di atas pundaknya.[7][9] Dua orang tutornya, Druget dan Miklós Knesich, menyelamatkan baik Lajos dan adiknya, András, ketika Felician Záh berusaha membunuh keluarga kerajaan di Visegrád pada tanggal 17 April 1330.[7][10]
Lajos hanya berusia sembilan tahun saat ia menyegel sebuah perjanjian aliansi di antara ayahandanya dan Jan Lucemburský.[9][11] Setahun kemudian, Lajos menemani ayahandanya menyerang Austria.[12][13] Pada tanggal 1 Maret 1338, putra dan ahli waris Jan Lucemburský, Karl, Markgraf Mähren, menandatangani sebuah perjanjian baru dengan Károly Róbert dan Lajos di Visegrád.[13][14] Menurut perjanjian tersebut, Karl mengakui hak putra Károly untuk menggantikan pamanda maternal mereka, Kazimierz III dari Polandia, jika Kazimierz meninggal tanpa keturunan laki-laki.[15] Lajos juga berjanji bahwa ia akan menikahi putri sang markgraf yang berusia tiga tahun, Margit.[15]
Istri pertama Kazimierz III, Aldona dari Lituania, meninggal pada tanggal 26 Mei 1339.[16] Dua bangsawan Polandia terpandang – Zbigniew, kanselir Kraków, dan Spycimir Leliwita – membujuk Kazimierz yang tidak memiliki keturunan laki-laki untuk mengangkat putra Erzsébet, saudarinya sebagai ahli warisnya.[17] Menurut Jan Długosz dari abad ke-15, Kazimierz mengadakan sebuah Sejm Umum di Kraków dimana "para uskup dan bangsawan berkumpul"[18] memproklamasikan Lajos sebagai ahli waris Kazimierz, tetapi referensi ke sejm anakronistik.[19] Sejarahwan Paul W. Knoll menulis bahwa Kazimierz lebih memilih keluarga saudarinya daripada putri-putrinya sendiri atau anggota Cabang kadetWangsa Piast, akrena ia ingin memastikan dukungan raja Hungaria terhadap Ksatria Teutonik.[19] Ayahanda dan pamanda Lajos menandatangani sebuah perjanjian di Visegrád pada bulan Juli dimana Kazimierz III membuat Lajos sebagai ahli warisnya jika ia meninggal tanpa keturunan laki-laki.[20] Sebagai gantinya, Károly berjanji bahwa Lajos akan menduduki kembali Pommern dan tanah-tanah Polandia lainnya yang hilang dari Ordo Teutonik tanpa dana Polandia dan hanya akan mempekerjakan bangsa Polandia di pemerintahan kerajaan Polandia.[19]
Lajos menerima gelar Adipati Transilvania dari ayahandanya pada tahun 1339, tetapi ia tidak mengelola provinsi tersebut.[12][21] Menurut sebuah piagam kerajaan dari tahun yang sama, mempelai Lajos, Margit dari Bohemia, tinggal di istana kerajaan Hungaria.[12] Istana kadipaten Lajos yang terpisah pertama kali disinggung di dalam piagam kerajaan pada tahun 1340.[12]
Bertakhta
Tahun-tahun pertama (1342-1345)
Károly meninggal pada tanggal 16 Juli 1342.[22] Lima hari kemudian, Csanád Telegdi, Uskup Agung Esztergom, menobatkan Lajos sebagai raja dengan Mahkota Suci Hungaria di Székesfehérvár.[23] Meskipun Lajos telah mencapai usia dewasa, ibundanya Elżbieta "bertindak sebagai rekan-pemangku takhta" selama beberapa dekade, karena ia memiliki pengaruh yang kuat terhadapnya.[24] Lajos mewarisi sebuah perbendaharaan yang kaya dari ayahandanya, yang telah memperkuat otoritas kerajaan dan memerintah tanpa mengadakan Parlemen-parlemen selama dekade terakhir masa pemerintahannya.[25]
Lajos memperkenalkan sistem hibah tanah yang baru, tidak termasuk penerima saudara-saudara dan rekan-rekannya dari sumbangan tersebut berbeda dengan hukum adat: wilayah tersebut Escheat ke Mahkota jika keturunan laki-laki sang penerima meninggal.[26] Di sisi lain, Lajos sering "mempromosikan seorang putri kepada seorang putra", yang memberi wewenang kepada seorang putri untuk mewarisi wilayah ayahandanya, walaupun hukum adat menetapkan bahwa harta milik seorang bangsawan yang telah meninggal yang tidak memiliki seorang putra harus diwarisi oleh sanak saudaranya.[27] Lajos sering memberikan hak istimewa ini kepada istri-istri favoritnya.[28] Lajos juga sering memberi wewenang kepada pemilik tanah untuk menerapkan hukuman di wilayah mereka, yang membatasi wewenang hakim beberapa kadipaten.[29]
Vilmos Druget, seorang penasihat berpengaruh dari mendiang ayahanda Lajos, meninggal pada bulan September 1342.[30] Ia mewariskan properti miliknya kepada saudaranya, Miklós, tapi Lajos menyita wilayah tersebut.[31][32] Pada akhir musim gugur, Lajos memecat Voivode Transilvania ayahandanya, Thomas Szécsényi, meskipun istri Szécsényi adalah sepupu jauh Ibu suri.[32][33] Lajos sangat menyukai Wangsa Lacković: delapan anggota keluarga itu menduduki jabatan tinggi selama masa pemerintahannya.[31][32]Andrew Lackfi adalah komandan tentara kerajaan selama perang pertama pemerintahan Lajos.[34] Pada akhir tahun 1342 atau awal 1343, ia menyerang Serbia dan memulihkan Banatus Macsó, yang telah hilang selama masa pemerintahan ayahandanya.[35][36]
Roberto dari Napoli, Raja Napoli, meninggal pada tanggal 20 Januari 1343.[37] Di dalam testamennya, ia menyatakan cucunya, Giovanna I, sebagai ahli warisnya, termasuk adik Lajos, András, suami Giovanna, menjadi rekan-pemimpin.[37] Lajos dan ibundanya menganggap ini sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan sebelumnya di antara raja-raja akhir Napoli dan Hungaria.[38] Ia mengunjungi calon ayah mertuanya, Karl dari Moravia, di Praha untuk campur tangan atas nama András dengan mantan tutor Karl, Paus Klemens VI, tuan Kerajaan Napoli.[38][39] Lajos juga mengirim utusan ke kerabat Neapolitan dan pejabat tinggi kerajaan tersebut, mendesak mereka untuk mempromosikan kepentingan saudaranya.[38] ibunda mereka, Elżbieta, berangkat ke Napoli pada musim panas, membawa hampir seluruh harta kerajaannya, termasuk lebih dari 6.628 kilogram (14.612 pon) perak dan 5.150 kilogram (11.350 pon) emas.[40][41] Selama tujuh bulan tinggal di Italia, ia hanya dapat membujuk mertuanya dan paus berjanji bahwa András akan dinobatkan sebagai suami Giovanna.[42]
Menurut kronik János Küküllei yang hampir kontemporer, Lajos meluncurkan kampanye pertamanya melawan sekelompok Sachsen Transilvania, yang menolak membayar pajak, dan memaksa mereka untuk menyerah pada musim panas tahun 1344.[43] Selama tinggal di Transilvania, Nicolae Alexandru – yang adalah putra Basarab I, pangeran Wallachia – yang memerintah bersumpah setia kepada Lajos atas nama ayahandanya di Brassó (sekarang Brașov di Rumania); dengan demikian suzerenitas penguasa monarki Hungaria atas Wallachia, setidaknya secara lahiriah dipulihkan.[44][45][46]
Lajos bergabung di dalam sebuah perang salib melawan Bangsa Lituania pagan pada bulan Desember 1344.[44][47] Tentara salib – termasuk Jan Lucemburský, Karl dari Moravia, Pierre dari Bourbon, dan Willem dari Hainaut dan Holland – mengepung Vilnius.[44][47] Namun serangan Lithuania ke tanah-tanah Ksatria Teutonik memaksa mereka untuk mengangkat pengepungan tersebut.[42] Lajos kembali ke Hungaria pada akhir Februari 1345.[44] Ia mengirim András Lackfi untuk menyerang tanah-tanah Gerombolan Emas sebagai pembalasan atas serangan Bangsa Tatar sebelumnya terhadap Transilvania dan Szepesség (sekarang Spiš di Slowakia).[48][49] Lackfi dan tentaranya yang sebagian besar prajurit Székely menimbulkan kekalahan pada tentara Tatar yang besar.[48][50] Setelah itu wewenang Gerombolan Emas atas tanah-tanah di antara Carpathia Timur dan Laut Hitam melemah.[48][50] Konflik di antara pamanda dan ayah mertua Lajos, (Kazimierz III dari Polandia dan Karl dari Moravia) menimbulkan perang di antara Polandia dan Bohemia pada bulan April.[51] Di dalam perang ini Lajos mendukung pamandanya dengan bala bantuan sesuai dengan kesepakatan tahun 1339.[51]
Sementara tentara Lajos bertempur di Polandia dan melawan bangsa Tatar, Lajos bergerak ke Kroasia di bulan Juni 1345[52] dan mengepung Knin, bekas kursi mendiang Ivan Nelipić, yang berhasil melawan ayahanda Lajos, memaksa janda dan putranya menyerah.[53] Para comte Krbava dan bangsawan Kroasia lainnya juga menyerah kepadanya selama ia berada di Kroasia.[54][55] Warga Zadar memberontak melawan Republik Venesia dan menerima suzerenitasnya.[53][56] Sementara Lajos kembali ke Visegrád. Ia mengirim Stjepan II Kotromanić, untuk membantu para penghuni kota Zadar, tetapi ban itu tidak melawan orang-orang Venesia.[57]
Galeri
Segel pertama Lajos, hilang di dalam sebuah kampanye di Bosnia pada tahun 1363
Segel kerajaan kedua Lajos, diperkenalkan pada tahun 1363
Saudara Lajos, András dibunuh di Averza pada tanggal 18 September 1345.[58] Lajos dan ibundanya menuduh Ratu Giovanna I, Pangeran Roberto dari Taranto, Adipati Carlo dari Durazzo, dan anggota lainnya dari cabang Neapolitan Wangsa Kapetia Anjou berkomplot melawan András.[58][59] Di dalam suratnya tertanggal 15 Januari 1346 kepada Paus Klemens VI, Lajos menuntut agar paus memecat ratu "pembunuh suami" demi Carlo Martello, putra bocahnya dengan András.[59] Lajos juga mengajukan tuntutan ke distrik kerajaan selama minoritas keponakannya, mengacu pada keturunannya dari putra kelahiran pertama ayahanda Roberto dari Napoli, Carlo II dari Napoli.[60] Ia bahkan berjanji untuk meningkatkan jumlah penghargaan tahunan yang dibayar raja-raja Napoli ke Tahta Suci.[60] Setelah paus gagal untuk menyelidiki sepenuhnya pembunuhan tersebut, Lajos memutuskan untuk menyerang Italia selatan.[61] Di dalam persiapan untuk serangan tersebut, ia mengirim utusannya ke Ancona dan kota-kota Italia lainnya sebelum musim panas tahun 1346.[62]
Sementara utusannya bernegosiasi di italia, Lajos pergi ke Dalmasia untuk membebaskan Zadar, tetapi orang-orang Venesia itu menyuap para komandannya.[63][64] Ketika warga menyerbu dan menyerang para pengepung pada tanggal 1 Juli, tentara kerajaan tersebut gagal ikut campur, dan orang-orang Venesia mengatasi para pembela di luar tembok kota.[64][65] Lajos menarik diri namun menolak terus mempertahankan Dalmasia, meskipun orang-orang Venesia menawarkan untuk membayar 320,000 florin emas sebagai kompensasi.[64] Karena tidak memiliki dukungan militer dari Lajos, Zadar pun menyerah ke Venesia pada tanggal 21 Desember 1346.[66]
Lajos mengirim ekspedisi kecil satu per satu ke Italia pada awal perangnya melawan Giovanna, karena ia tidak ingin mengganggu orang italia yang telah menderita kelaparan tahun sebelumnya.[67] Pasukan pertamanya berangkat di bawah komando Nicholas Vásári, Uskup Nyitra (sekarang Nitra di Slowakia), pada tanggal 24 April 1347.[68] Lajos juga mempekerjakan tentara bayaran Jerman.[69] Ia berangkat dari Visegrád pada tanggal 11 November.[66] Setelah berbaris melalui Udine, Verona, Modena, Bologna, Urbino, dan Perugia, ia memasuki Kerajaan Napoli pada tanggal 24 Desember di dekat L'Aquila, yang telah menyerah kepadanya.[70][71][72]
Ratu Giovanna menikah lagi dengan seorang sepupu, Luigi I dari Napoli, dan melarikan diri ke Marseille pada tanggal 11 Januari 1348.[73][74] Kerabat mereka yang lain, Roberto dari Taranto dan Carlo dari Durazzo, mengunjungi Lajos di Averza untuk menyerah kepadanya.[75] Lajos menerima mereka dengan baik dan meyakinkan mereka untuk membujuk saudara-saudara mereka, Filippo II dari Taranto dan Luigi dari Durazzo, untuk bergabung.[75] Setelah mereka tiba, "senyuman Raja Lajos digantikan oleh ungkapan terkeras saat ia mengungkapkan dengan kata-kata mengerikan perasaan sebenarnya yang ia miliki kepada para pangeran dan yang telah ia sembunyikan sampai saat itu", menurut Domenico da Gravina yang kontemporer.[76] Ia mengulangi tuduhan sebelumnya, menyalahkan sanak saudaranya atas pembunuhan saudaranya, dan menangkap mereka pada tanggal 22 Januari.[76] Keesokan harinya Carlo dari Durazzo – suami saudari Giovanna I, Maria – dipenggal atas perintah Lajos.[77][78] Para pangeran lainnya dipenjara dan dikirim ke Hungaria bersama dengan keponakan bocah Lajos, Károly Martell.[74][78][79]
Lajos berbaris ke Napoli pada bulan Februari.[74] Warga menawarinya upacara masuk, tetapi ia menolaknya, mengancam akan membiarkan tentaranya menjarah kota jika mereka tidak menaikkan pajak.[80] Ia mengambil gelar tradisional raja-raja Napoli – "Raja Sisilia dan Yerusalem, Adipati Puglia dan Pangeran Capua" – dan mengelola kerajaan dari Kastil Nuovo, menempatkan tentara bayarannya di benteng-benteng yang paling penting.[81] Ia menggunakan metode penyelidikan yang luar biasa brutal untuk menangkap semua kaki tangan di dalam kematian saudaranya, menurut Domenico da Gravina.[82] Sebagian besar keluarga bangsawan lokal (termasuk Balzos dan Sanseverinos) menolak untuk bekerja sama dengannya.[83] Paus menolak untuk mengkonfirmasi pemerintahan Lajos di Napoli, yang akan menggabungkan dua kerajaan kuat di bawah kekuasaan Lajos.[84] Paus dan para kardinal menyatakan bahwa Ratu Giovanna tidak bersalah atas pembunuhan suaminya di sebuah pertemuan resmiDewan Kardinal.[85]
Kedatangan Maut Hitam memaksa Lajos meninggalkan Italia pada bulan Mei.[74][78][86] Ia melantik Ulrich Wolfhardt sebagai gubernur Napoli, tetapi tentara bayarannya tidak menghalangi Giovanna I dan suaminya kembali pada bulan September.[74] Lajos yang telah menandatangani gencatan senjata selama delapan tahun bersama Venesia pada tanggal 5 Agustus, mengirim pasukan baru ke Napoli di bawah komando István Lackfi, Voivode Transilvania, pada akhir tahun 1349.[87][88] Lackfi menduduki kembali Capua, Averza dan benteng-benteng lainnya yang telah hilang dari Giovanna I, tetapi sebuah pemberontakan di antara tentara bayaran Jerman memaksanya untuk kembali ke Hungaria.[88][89] Maut Hitam sementara itu mencapai Hungaria.[90] Gelombang pertama epidemi berakhir pada bulan Juni, tetapi kembali pada bulan September, menewaskan istri pertama Lajos, Margit.[89][90] Lajos juga jatuh sakit tapi selamat dari pes.[91] Meskipun Maut Hitam kurang menghancurkan di Hungaria yang jarang penduduknya daripada daerah lain di Eropa, terdapat daerah-daerah yang mulai terisi pada tahun 1349, dan permintaan untuk angkatan kerja meningkat pada tahun-tahun berikutnya.[90][92]
Lajos mengusulkan untuk membatalkan Kerajaan Napoli jika Klemens memecat Giovanna.[93] Setelah paus menolak, Lajos berangkat kampanye Neapolitan keduanya pada bulan April 1350.[89][94] Ia menekan pemberontakan yang terjadi di antara tentara bayarannya sementara ia dan tentaranya sedang menunggu kedatangan pasukan lebih lanjut di Barletta.[95] Saat ia berbaris menuju Napoli, ia menghadapi perlawanan di banyak kota karena barisan depannya, yang berada di bawah komando István Lackfi, terkenal karena kekejaman mereka.[96][97]
Selama kampanye tersebut, Lajos sendiri memimpin serangan dan memanjat tembok kota bersama dengan tentaranya, membahayakan nyawanya sendiri.[6][97] Sementara mengepung Canosa di Puglia, Lajos jatuh ke dalam parit dari sebuah tangga ketika seorang pembela benteng memukulnya dengan sebuah batu.[6][96] Ia terjun ke sungai tanpa ragu untuk menyelamatkan seorang tentara muda yang hanyut saat menjelajah sebuah arungan atas perintahnya.[98] Sebuah panah menusuk kaki kiri Lajos saat mengepung Averza.[99] Setelah jatuhnya Averza ke pasukan Hungaria pada tanggal 3 Agustus, Ratu Giovanna dan suaminya kembali melarikan diri dari Napoli.[100] Namun Lajos memutuskan untuk kembali ke Hungaria.[101] Menurut sejarahwan kontemporer Matteo Villani, Lajos berusaha untuk "meninggalkan kerajaan tanpa kehilangan muka" setelah ia kehabisan uang dan mengalami perlawanan dari penduduk setempat.[102]
Untuk merayakan Jubile tahun 1350, Lajos mengunjungi Roma selama perjalanannya kembali ke Hungaria.[103] Ia tiba di Buda pada tanggal 25 Oktober 1350.[104] Dengan mediasi Tahta Suci, utusan suami Lajos dan Ratu Giovanna, Luigi dari Taranto, menandatangani gencatan senjata selama enam bulan.[103][104][105] Paus menjanjikan Lajos bahwa peran ratu dalam pembunuhan suaminya akan diselidiki lagi, dan ia memerintahkannya untuk membayar 300,000 florin emas sebagai tebusan bagi para pangeran Neapolitan yang dipenjara.[105]
Kazimierz III dari Polandia mendesak Lajos campur tangan di dalam perangnya dengan orang-orang Lituania yang telah menduduki Brest, Volodymyr-Volynskyi, dan kota-kota penting lainnya di Halych dan Lodomeria pada tahun-tahun sebelumnya.[47][106] Kedua raja tersebut sepakat bahwa Halych dan Lodomeria akan diintegrasikan ke dalam Kerajaan Hungaria setelah kematian Kazimierz.[107] Kazimierz juga memberi kuasa kepada Lajos untuk menebus dua wilayah itu dengan 100,000 florin jika Kazimierz memiliki keturunan laki-laki.[108][109] Lajos memimpin pasukannya ke Kraków pada bulan Juni 1351.[110] Karena Kazimierz jatuh sakit, Lajos menjadi pemimpin tunggal tentara Polandia dan Hungaria.[110] Ia menyerbu tanah pangeran Lituania, Kęstutis, pada bulan Juli.[110] Kęstutis tampaknya menerima wewenang Lajos pada tanggal 15 Agustus dan setuju untuk dibaptis, bersama dengan saudara-saudaranya di Buda.[110] Namun Kęstutis tidak melakukan apapun untuk memenuhi janjinya setelah tentara Polandia dan Hungaria ditarik.[110] Di dalam upaya untuk menangkap Kęstutis, Lajos kembali, tapi ia tidak bisa mengalahkan orang-orang Lituania, yang bahkan membunuh salah satu sekutunya, Bolesław III dari Płock, di dalam pertempuran.[110] Lajos kembali ke Buda sebelum tanggal 13 September.[104] Seorang legatus kepausan mengunjungi Lajos dan membujuknya untuk berperang melawan Stefan Dušan, Kaisar Serbia, yang memaksa orang-orang Katolik Roma untuk pembaptisan ulang dan bergabung dengan Gereja Ortodoks Serbia.[111]
Untuk mengatasi keluhan para bangsawan Hungaria, Lajos mengadakan Diet pada akhir tahun 1351.[112] Ia menegaskan semua kecuali satu dari ketentuan Bulla Emas 1222, yang menyatakan bahwa semua bangsawan mendapat kebebasan yang sama di wilayahnya.[113][114] Ia menolak hanya ketentuan yang memberi kuasa kepada bangsawan yang meninggal tanpa keturunan laki-laki untuk bebas mewariskan wilayah mereka.[115] Sebagai gantinya, ia memperkenalkan sebuah sistem entail, yang menyatakan bahwa wilayah seorang bangsawan yang tidak memiliki keturunan laki-laki beralih ke sanak keluarganya, atau jika tidak ada kerabat laki-laki ke Mahkota, setelah kematiannya[114][115] Pada Diet yang sama, Lajos memerintahkan agar semua pemilik tanah mengumpulkan "kesembilan", yaitu sepersepuluh produk pertanian tertentu, dari petani yang memegang petak-petak tanah di wilayah mereka.[116] Di sisi lain, ia menegaskan hak semua petani untuk bebas pindah ke wilayah pemilik lahan lain.[117]
"Kesepakatan umum" di antara Lajos dan pasangan kerajaan Napoli "diterima oleh kedua belah pihak" pada tahun 1351, menurut Niccolò Acciaioli yang kontemporer.[118] Giovanna I dan suaminya kembali ke Kerajaan Napoli dan pasukan Lajos ditarik.[118] Lajos bahkan meninggalkan uang tebusan yang dijanjikan akan dibayar oleh Giovanna I untuk membebaskan para pangeran Neapolitan yang dipenjara, yang menyatakan bahwa ia tidak pergi "berperang untuk keserakahan, tetapi untuk membalas kematian saudaranya".[119] Lajos terus menggunakan gelar-gelar kakeknya, Károly Martell (putra kelahiran pertama Carlo II dari Napoli), menggayakan dirinya sendiri sebagai "Pangeran Salerno dan Lord Monte Sant'Angelo".[120]
Kazimierz III mengepung Belz dan Lajos bergabung dengan pamandanya pada bulan Maret 1352.[121] Selama pengepungan, yang berakhir tanpa penyerahan benteng, Lajos terluka parah di kepalanya.[122][123]Algirdas, Adipati Agung Lituania, menyewa tentara bayaran Tatar yang masuk ke Podolia, Lajos kembali ke Hungaria karena ia takut akan serangan Tatar ke Transilvania.[123] Paus Klemens memproklamirkan sebuah perang salib melawan orang-orang Lituania dan Tatar pada bulan Mei, memberi wewenang Lajos untuk mengumpulkan perpuluhan pendapatan Gereja selama empat tahun berikutnya.[47] Paus menyatakan bahwa ia tidak pernah "memberikan sepersepuluh dari jumlah itu", menekankan hubungan di antara kemurahan hatinya dan pembebasan para pangeran Neapolitan.[124] Paus juga memberi wewenang kepada Lajos untuk merebut tanah orang-orang pagan dan skismatik yang berbatasan dengan kerajaannya.[124]
Meskipun Lajos menandatangani sebuah aliansi dengan Republik Genova pada bulan Oktober 1352, ia tidak campur tangan di dalam Peperangan Venesia-Genova, karena gencatan senjatanya pada tahun 1349 dengan Venesia masih berlaku.[125] Lajos menikahi Elizabeta dari Bosnia, yang merupakan putri vasalnya, Stjepan II, pada tahun 1353.[126] Sejarahwan Gyula Kristó mengatakan bahwa pernikahan ini menunjukkan minat baru Lajos di dalam urusan Semenanjung Balkan.[127] Sementara ia berburu di Kadipaten Zólyom (sekarang di Slowakia) pada akhir November 1353, seekor beruang cokelat menyerangnya dan mengakibatkan 24 luka di kakinya.[128] Nyawa Lajos diselamatkan oleh seorang ksatria istana, Janos Besenyő, yang membunuh binatang itu dengan pedangnya.[128]
Menurut Matteo Villani, Lajos meluncurkan sebuah ekspedisi melawan Gerombolan Emas sebagai pemimpin pasukan berkuda sebesar 200,000 orang di bulan April 1354.[129] Penguasa Tatar muda, yang oleh sejarahwan Iván Bertényi diidentifikasikan sebagai Jani Beg, tidak ingin berperang melawan Hungaria dan setuju untuk menandatangani sebuah perjanjian damai.[130][131] Meskipun tidak ada sumber utama lain yang menyebutkan bahwa kampanye dan perjanjian, orang-orang Tatar tidak menjarah Transilvania setelah tahun 1354, yang menunjukkan bahwa laporan Villani dapat diandalkan.[130] Pada tahun yang sama, Lajos menyerang Serbia, memaksa Stefan Dušan untuk menarik diri dari wilayah sepanjang sungai Sava.[132][133] Di bawah tekanan, Dušan memulai negosiasi dengan Tahta Suci untuk mengetahui keutamaan para uskup.[124][132] Tahun berikutnya, Lajos mengirim bala bantuan ke Kazimierz untuk melawan orang-orang Lituania, dan tentara Hungaria mendukung Albrecht II dari Austria, melawan Zürich.[134] Delegasi Venesia menawarkan Lajos 6–7,000 dukat emas sebagai kompensasi untuk Dalmasia, tetapi Lajos menolak untuk melepaskan rencananya untuk merebut kembali provinsi tersebut.[135] Ia menandatangani sebuah aliansi dengan Albrecht II dari Austria dan Nikolaus dari Luksemburg, Patriarkat Aquileia, melawan Venesia.[135] Atas perintahnya, para lord Kroasia mengepung dan merebut Klis, sebuah benteng Dalmasia yang dimiliki saudari Stefan Dušan, Jelena sebagai warisan dari suaminya, Mladen Šubić.[136]
Pada musim panas tahun 1356, Lajos memasuki wilayah-wilayah Venesia tanpa sebuah deklarasi perang yang resmi.[136][137] Ia mengepung Treviso pada tanggal 27 Juli.[138] Seorang bangsawan pribumi, Giuliano Baldachino, melihat Lajos duduk sendirian sambil menulis surat-suratnya di tepi Sungai Sile setiap pagi.[131] Baldachino mengusulkan orang-orang Venesia untuk membunuhnya dengan imbalan 12,000 florin emas dan Castelfranco Veneto, tetapi mereka menolak tawarannya karena ia tidak membagikan rincian rencananya dengan mereka.[139] Lajos kembali ke Buda pada musim gugur, tetapi pasukannya melanjutkan pengepungan tersebut.[140]Paus Innosensius VI mendesak orang-orang Venesia untuk berdamai dengan Hungaria.[141] Paus menjadikan Lajos "pembawa standar Gereja" dan memberinya persepuluhan tiga tahun untuk melawan Francesco II Ordelaffi dan bangsawan pemberontak lainnya di Negara Gereja.[141] Lajos mengirim tentara atas perintah Nikolaus Lackfi untuk mendukung pasukan paus di Italia.[142]
Lajos berbaris ke Dalmasia pada bulan Juli 1357.[143]Split, Trogir, dan Šibenik segera menyingkirkan gubernur-gubernur Venesia dan menyerah pada Lajos.[56] Setelah pengepungan singkat, tentara Lajos juga menangkap Zadar dengan bantuan penduduk kotanya.[104]Tvrtko I dari Bosnia, yang telah menggantikan ayah mertua Lajos pada tahun 1353, menyerahkan Hum barat ke Lajos, yang menuntut wilayah itu sebagai mahar istrinya.[144] Di dalam Perjanjian Zadar, yang ditandatangani pada tanggal 18 Februari 1358,[143] Republik Venesia menolak semua kota dan kepulauan Dalmasia di antara Teluk Kvarner dan Durrës demi Lajos.[136]Republik Ragusa juga menerima suzerenitas Lajos.[145] Kota-kota Dalmasia tetap menjadi komunitas yang mengatur dirinya sendiri, karena hanya merupakan penghormatan tahunan dan layanan angkatan laut kepada Lajos, yang juga menghapus semua pembatasan komersial yang telah diperkenalkan selama pemerintahan orang-orang Venesia.[136] Para pedagang Ragusa dengan eksplisit berhak untuk bebas berdagang di Serbia bahkan selama perang di antara Hungaria dan Serbia.[146]
Pertempuran di Balkan (1358-1370)
Serbia mulai terpecah setelah kematian Stefan Dušan.[147] Menurut Matteo Villani, seorang lord Serbia yang tidak dikenal mencari bantuan Hungaria melawan musuh yang lebih kuat (dan juga tidak disebutkan namanya) pada akhir tahun 1350-an.[148][149] Sejarahwan John Van Antwerp Fine Jr. dan Pál Engel menulis bahwa lord Serbia itu adalah anggota Wangsa Rastislalić;[148][149]Gyula Kristó dan Iván Bertényi mengidentifikasikannya sebagai Lazar Hrebeljanović.[150][151] Piagam-piagam kerajaan tahun 1358 menunjukkan bahwa tentara Hungaria bertempur di Serbia pada bulan Oktober 1358.[150] Musim panas berikutnya Lajos juga berbaris ke Serbia, tetapi Stefan Uroš V dari Serbia menghindari pertempuran.[148][152]
Lajos dan tentara kerajaan tinggal di Transilvania pada bulan November 1359 dan Januari 1360, menyiratkan bahwa ia merencanakan sebuah ekspedisi militer melawan Wallachia atau wilayah tetangga lainnya.[153] Sebuah piagam tahun 1360 mengatakan bahwa seorang VoivodeRumania, Dragoș Vodă, memulihkan suzerenitas Lajos di Moldova setelah pemberontakan orang-orang Rumania setempat.[154] Menurut sebagian besar kronik Moldova, Dragoș, yang kadang-kadang diindetifikasi sebagai Dragoș dari Giulești dan kadang-kadang sebagai Dragoș dari Bedeu, berasal "dari negara Hungaria, dari Maramureș" di kepala pengiringnya, melintasi Pegunungan Carpathia sambil mengejar Aurochs dan menetap di lembah Sungai Moldova pada tahun 1359.[155] Kronik yang sama mempresentasikan "keruntuhan" oleh Dragoș sebagai langkah yang menentukan menuju pengembangan Kepangeranan Moldova.[156] Seorang voivode Rumania lainnya, Bogdan, yang memberontak melawan Lajos dan menjarah wilayah pemilik tanah Rumania yang setia kepada raja pada tahun 1340-an, berangkat dari Hungaria dan menyerang Moldova pada awal tahun 1360-an.[157] Bogdan mengusir keturunan vasal Lajos, Dragoș, dari kepangeranan.[157] Menurut János Küküllei, Lajos meluncurkan beberapa ekspedisi melawan Bogdan, tetapi tanggal mereka tidak dapat ditentukan.[158] Bogdan memerintah Moldova sebagai pangeran mandiri.[158][159]
Atas permintaan paus tersebut, Lajos mengirim pasukan Hungaria untuk membebaskan Bologna, yang dikepung oleh pasukan Bernabò Visconti.[153] Setelah Visconti mengangkat pengepungan tersebut, tentara bayaran Lajos menjarah wilayah tersebut dan menolak untuk bekerja sama dengan Legatus kepausan; Lajos memenjarakan komandan tentara itu.[160] Setelah konflik muncul di antara Kaisar Karl IV dan Rudolf IV dari Austria, rumor menyebar tentang sebuah kosnpirasi untuk menumbangkan kaisar yang mendukung Lajos dan Rudolf.[161][162] Karl IV, Rudolf IV dan Lajos bertemu di Nagyszombat (sekarang Trnava di Slowakia) pada bulan Mei.[162] Kaisar dan adipati saling menyerahkan tuntutan mereka ke wilayah partai lainnya.[161] Lajos juga membujuk kaisar untuk melepaskan hak suaranya atas Kadipaten Płock di Polandia.[162]
Lajos memutuskan untuk mengkonversi bangsa Yahudi di Hungaria ke Katolik pada sekitar tahun 1360.[163] Setelah mengalami perlawanan, ia mengusir mereka dari kerajaannya.[163][164]Properti tak tergoyahkan mereka disita, tetapi mereka diizinkan untuk membawa Properti pribadi mereka dan juga mengembalikan pinjaman yang telah mereka ambil.[165] Tidak ada pogrom yang terjadi, yang tidak biasa di Eropa pada abad ke-14, menurut sejarahwan Raphael Patai.[166]
Kaisar Karl IV dan Rudolf IV dari Austria menandatangani sebuah perjanjian persekutuan dengan patriark Aquileia, yang merupakan sekutu Lajos, pada bulan Agustus 1361.[161][167] Khawatir pembentukan koalisi di sepanjang barat Hungaria, Lajos bertanya kepada mantan musuhnya, Luigi dari Taranto (suami Giovanna I), untuk mengirim setidaknya seorang saudaranya ke Buda, dan menengahi sebuah rekonsiliasi di antara Rudolf IV dan patriark.[168] Pada sebuah pertemuan dengan utusan Lajos di Praha, Kaisar Karl membuat sebuah pernyataan yang menghina ibunda Lajos, yang menyatakan bahwa ia "tidak tahu malu",[169] menurut kronik Jan Długosz.[24][170] Lajos menuntut permintaan maaf namun kaisar tidak menjawab.[162]
Di dalam persiapan perang melawan Bohemia, Lajos memerintahkan mobilisasi tentara kerajaan tersebut dan berjalan ke Trencsén (sekarang Trenčín di Slowakia).[24][171] Namun sekutu-sekutunya yang diduga (Rudolf IV dari Austria, Meihnard III dari Tirol dan Kazimierz III dari Polandia) gagal bergabung dengannya, dan kaisar memulai perundingan yang berlangsung berbulan-bulan dengan mediasi Kazimierz III.[171] Lajos akhirnya berdamai dengan Karl IV pada pertemuan mereka di Uherské Hradiště pada tanggal 8 Mei 1363.[171]
Lajos menyerang Bosnia dari dua arah pada musim semi tahun 1363.[144][172] Sebuah tentara di bawah komando Pfalz Nikola Kont dan Miklós Fraknói, Uskup Agung Esztergom, mengepung Srebrenica, tetapi benteng tersebut tidak menyerah.[172] Saat segel kerajaan dicuri saat pengepungan, sebuah segel baru dibuat dan semua piagam Lajos sebelumnya harus dikonfirmasi dengan segel baru.[172] Tentara di bawah komando pribadi Lajos mengepung Sokolac pada bulan Juli, tetapi tidak dapat menangkapnya.[172] Para pasukan kembali ke Hungaria di bulan yang sama.[172]Paus Urbanus V memproklamirkan sebuah perang salib melawan kekuatan Muslim Mediterraneum atas permintaan Pierre I de Lusignan pada tanggal 31 Maret 1363.[173]Paus Urbanus V mendesak Lajos untuk bergabung di dalam perang salib tersebut, yang menekankan bahwa ia adalah seorang raja yang kuat, seorang Kristen yang taat, dan "ditempatkan dengan baik untuk membantu".[174] Bulan berikutnya paus memungut perpuluhan tiga tahun atas pendapatan gereja di Hungaria dan meminta Lajos untuk mendukung pejabat kepausan untuk mengumpulkan pajak tersebut.[174] Namun Lajos berupaya keras untuk menghalangi kegiatan para pemungut pajak kepausan, yang menyatakan bahwa ia membutuhkan sumber daya untuk menutupi biaya perang masa depannya melawan orang-orang kafir dan musuh-musuh paus di Italia.[175]
Lajos menandatangani sebuah perjanjian dengan Kaisar Karl dan Rudolf IV dari Austria di Brno pada awal tahun 1364, yang mengakhiri konflik mereka.[176] Pada bulan September, Lajos mengunjungi Kraków untuk menghadiri kongres besar di mana Pierre I de Lusignan berusaha membujuk selusin penguasa monarki Eropa untuk bergabung di dalam perang salib.[177] Lajos adalah satu-satunya raja yang menjanjikan bantuan, tetapi kemudian gagal memenuhi janjinya.[173][178] Di kongres tersebut, Kazimierz III dari Polandia mengkonfirmasi hak Lajos untuk menggantikannya di Polandia jika ia meninggal tanpa keturunan laki-laki.[179] Lajos yang juga tidak memiliki keturunan laki-laki, mengundang kerabat dekatnya, Carlo dari Durazzo, ke Hungaria pada tahun 1364, tetapi tidak menjadikan pangeran muda sebagai ahli warisnya.[37] Lajos mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Hungaria pada tahun yang sama; proses hukum di antara orang Yahudi dan mereka yang telah merampas rumah mereka selama bertahun-tahun.[180]
Lajos mengumpulkan tentaranya di Temesvár (sekarang Timișoara di Rumania) pada bulan Februari 1365.[181] Menurut sebuah piagam kerajaan tahun itu, ia berencana untuk menyerang Wallachia karena voivode baru, Vladislav Vlaicu, menolak untuk mematuhinya.[181] Namun ia akhirnya memimpin kampanye melawan BulgariaKetsaran Vidin dan penguasanya Ivan Sratsimir, yang menunjukkan bahwa Vladislav Vlaicu telah menyerah kepadanya.[181] Lajos merebut Vidin dan memenjarakan Ivan Stratsimir pada bulan Mei atau Juni.[182][183] Dalam waktu tiga bulan, pasukannya menduduki kerajaan Ivan Stratsimir, yang diorganisir menjadi provinsi perbatasan yang terpisah, atau banate, di bawah komando para lord Hungaria.[182][184]
Kaisar Bizantium, Ioannes V Palaiologos mengunjungi Lajos di Buda pada awal tahun 1366, mencari bantuannya melawan Kesultanan Utsmaniyah, yang menginjakkan kaki di Eropa.[185][186] Ini adalah kesempatan pertama bahwa Kaisar Bizantium meninggalkan istananya untuk meminta bantuan raja asing.[187] Menurut dokter Lajos, Giovanni di Conversino, pada pertemuan pertamanya dengan Lajos, kaisar menolak untuk turun dan melepaskan topinya, tindakan ini membuat perasaan Lajos tersinggung.[188][189] Ioannes V berjanji bahwa ia akan mempromosikan persatuan Gereja Bizantium dengan Kepausan, dan Lajos berjanji untuk mengirim pertolongan, tetapi baik kaisar maupun Lajos tidak memenuhi janjinya.[186][188] Paus Urbanus mendorong Lajos untuk tidak mengirim bantuan ke Konstantinopel sebelum kaisar menjamin persatuan Gereja.[186]
Lajos tinggal di Transilvania di antara bulan Juni dan September 1366, menyiratkan bahwa ia mengobarkan perang melawan Moldova.[190] Ia mengeluarkan sebuah dekrit yang memberi wewenang kepada bangsawan Transilvania untuk memberikan penilaian terhadap "penjahat milik suatu negara, terutama orang Rumania".[191] Ia juga memutuskan bahwa kesaksian seorang knez Rumania yang menerima piagam amal hibah yang sama dengan yang dmiliki seorang bangsawan.[192] Pada tahun yang sama, Lajos memberikan Banate Severin dan distrik Fogaras ke Vladislav Vlaicu dari Wallachia, yang menerima suzerenitasnya.[193][194] Tvrtko I dari Bosnia juga menerima suzerenitas Lajos setelah tentara Hungaria membantunya mendapatkan kembali takhtanya pada awal tahun 1367.[195]
Lajos berusaha untuk mengubah warga pagan atau "skismatik" ke Katolik, bahkan dengan kekerasan.[196] Konversi paganisme Cuman yang menetap di Hungaria satu abad sebelum selesai pada masa pemerintahannya, menurut János Küküllei.[196] Setelah penaklukkan Vidin, ia mengirim rahib-rahib Fransiskan ke banate baru untuk mengkonversi penduduk Ortodoks pribumi, yang menyebabkan ketidakpuasan besar di kalangan orang-orang Bulgaria.[197][198] Pada tahun 1366, ia memerintahkan agar semua imam Serbia diubah dan dibaptis kembali.[199] Ia juga memutuskan bahwa hanya bangsawan Katolik Roma dan knez diizinkan untuk memiliki tanah di distrik Sebes di Kadipaten Temes.[200] Lajos mendukung ordo-ordo keagamaan, terutama para Fransiskan dan Pauli, yang dengannya ia dan ibundanya mendirikan lusinan biara baru.[24] Atas permintaan Lajos, Paus Urbanus V menyetujui pendirian sebuah universitas di Pécs pada tahun 1367, kecuali fakultas teologi.[201] Namun Lajos tidak mengatur pendapatan yang cukup dan universitas tersebut ditutup pada tahun 1390.[201]
Vladislav Vlaicu dari Wallachia beraliansi dengan Ivan Shishman, saudara tiri mantan penguasa Vidin, Ivan Sratsimir.[183][198] Tentara bersatu mereka memblokade Vidin.[202] Lajos bergerak ke hilir Sungai Donau dan memerintahkan Nikolaus Lackfi, Voivode Transilvania, untuk menyerang Wallachia pada musim gugur tahun 1368.[202] Tentara voivode bergerak melalui lembah Sungai Ialomița, tetapi orang-orang Wallachia menyergapnya dan membunuh banyak tentara Hungaria termasuk voivode.[203] Namun kampanye Lajos melawan Wallachia dari arah barat berhasil dan Vladislav Vlaicu menyerah kepadanya di musim panas mendatang.[203][204] Atas prakarsa tersebut, Lajos memulihkan Ivan Stratsimir di Vidin.[205] Ivan Stratsimir bersumpah kesetiaan kepada Lajos dan mengirim kedua putrinya sebagai sandera ke Hungaria.[197][205]
Dari akhir tahun 1360-an, Lajos menderita sakit kulit dengan gejala yang mirip dengan kusta.[164][206] Setelah itu ia menjadi lebih bersemangat dan mendedikasikan lebih banyak waktu untuk berdoa dan perenungan religius.[164][207] Setelah pertemuannya dengan Lajos pada tahun 1372, legatus kepausan, János Cardailhac, menyatakan: "Aku memanggil Tuhan sebagai saksiku bahwa aku belum pernah melihat seorang raja yang lebih agung dan lebih berkuasa... atau seseorang yang menginginkan kedamaian dan ketenangan sepertinya."[208] Ia juga mengubah prioritas kebijakan luar negerinya dan mulai mengabaikan negara-negara Balkan.[209] Kazimierz III dari Polandia dan Lajos menandatangani sebuah perjanjian melawan Kaisar Karl IV di Buda pada bulan Februari 1369.[210] Pada pertemuan mereka berikutnya di Pressburg (sekarang Bratislava di Slowakia) pada bulan September, Albrecht I dari Bayern, dan Ruprecht I dari Pfalz bergabung dengan koalisi mereka melawan kaisar dan Wangsa Habsburg.[204][210] Namun Kaisar Karl IV membujuk kedua Wangsa Wittelsbach (Albrecht I dan Ruprecht I) untuk memutuskan koalisi pada bulan September 1370.[211]
Persatuan dengan Polandia dan reformasi (1370-1377)
Kazimierz III dari Polandia meninggal pada tanggal 5 November 1370.[212] Lajos tiba setelah pemakaman pamandanya dan memerintahkan pendirian monumen marmer Gotik yang indah untuk almarhum raja.[212] Ia dinobatkan sebagai raja Polandia di Katedral Wawel pada tanggal 17 November.[213][214] Kazimierz III menghendaki warisannya – termasuk kadipaten Sieradz, Łęczyca dan Dobrzyń – kepada cucunya, Kazimierz IV dari Pommern.[107][215] Namun tuan tanah Polandia menentang disintegrasi Polandia dan surat wasiat Kazimierz III dinyatakan tidak berlaku.[216] Lajos mengunjungi Gniezno dan menjadikan ibundanya yang berkebangsaan Polandia, Elżbieta, sebagai pemangku takhta sebelum kembali ke Hungaria pada bulan Desember.[204][217] Kedua putri pamandanya (Anna dan Jadwiga) menemaninya dan Mahkota permata Polandia dipindahkan ke Buda, yang menimbulkan ketidaksenangan di antara bawahan Lajos.[218] Istri Lajos melahirkan seorang putri, Katalin, pada tahun 1370, tujuh belas tahun kemudian setelah pernikahan mereka; putri kedua, Maria, lahir pada tahun 1371.[219] Setelah itu Lajos melakukan beberapa upaya untuk melindungi hak putrinya untuk menggantikannya.[219]
Selama perang di antara Kaisar Karl IV dan Stephan II dari Bayern, Lajos campur tangan atas nama sang Adipati dan tentara Hungaria menyerang Moravia.[220] Setelah adipati dan kaisar menandatangani sebuah perjanjian damai, Lajos dan kaisar menyetujui perjodohan anak-anak mereka awal tahun depan.[221] Utsmaniyah memusnahkan tentara Serbia di dalam Pertempuran Maritsa pada tanggal 26 September 1371.[222]Lazar dari Serbia, salah satu lord Serbia, bersumpah setia kepada Lajos.[223]Paus Gregorius XI mendesak Lajos untuk melawan Utsmaniyah tapi juga memohon kepadanya untuk mengirim bala bantuan ke Italia untuk berperang melawan Bernabò Visconti.[224] Sebuah perang pecah di antara Republik Venesia dan Francesco I da Carrara, Lord Padova, yang merupakan sekutu Lajos, pada musim panas tahun 1372.[221] Lajos mengirim bala bantuan ke Italia untuk membantu Francesco da Carrara.[55] Orang-orang Venesia mengalahkan tentara Hungaria di Treviso dan menangkap komandannya, Miklós Lackfi, yang memaksa Lajos menandatangani perjanjian pada tanggal 23 September 1373.[225][226]
Lajos dan perwakilan bangsawan Polandia memulai negosiasi suksesi Lajos di Polandia pada musim gugur tahun 1373.[225] Setelah satu tahun negosiasi, ia mengeluarkan apa yang disebut Hak istimewa Koszyce pada tanggal 17 September 1374, mengurangi pajak yang diberikan bangsawan Polandia kepada raja sekitar 84% dan menjanjikan remunerasi kepada para bangsawan yang berpartisipasi di dalam kampanye militer asing.[227] Sebagai gantinya, para lord Polandia mengkonfirmasikan hak putri Lajos untuk mewarisi Polandia.[225]
Lajos menyerang Wallachia pada bulan Mei 1375, karena pangeran baru Wallachia, Radu I, telah beraliansi dengan penguasa Bulgaria, Ivan Shishman, dan Daftar sultan UtsmaniyahMurad I.[228] Tentara Hungaria mengalihkan pasukan bersatu dari orang-orang Wallachia dan sekutu mereka, dan Lajos menduduki Banate Severin, tetapi Radu I tidak menyerah.[229] Selama musim panas, pasukan Wallachia menyerbu Transilvania dan Utsmaniyah menjarah Banat.[230]
Dari pertengahan tahun 1370-an, pengaruh Lackfi berkurang dan favorit baru muncul di istana kerajaan.[231]James Szepesi diangkat sebagai Országbíró pada tahun 1373, dan Miklós Garay menjadi Palatinus pada tahun 1375.[231] Organisasi pemerintah pusat juga dimodifikasi untuk menciptakan struktur kekuasaan yang lebih terpusat.[232] "Segel rahasia" Lajos, yang selalu ia bawa saat perang dan perjalanannya, dinyatakan asli, dan Lajos mempercayakannya kepada kanselir rahasia yang selalu menemaninya.[233] Seorang pejabat tinggi baru, Lord Kanselir diberi wewenang untuk menggunakan segel agung tersebut atas nama raja pada tahun 1376 atau 1377.[234]Demeter, Uskup Zagreb, yang berasal dari rakyat jelata, adalah tokoh pertama yang memegang jabatan baru ini.[235] Lord Kanselir menjadi kepala pengadilan sentral yang baru, yang disebut pengadilan "kehadiran istimewa raja" pada tahun 1377.[232][234] Dari waktu yang hampir bersamaan, Kota bebas kerajaan mendelegasikan anggota juri untuk membantu Master Bendahara, yang memimpin pengadilan untuk meminta kota-kota.[232][236] Pejabat baru, bendahara, mengambil alih tugas keuangan master bendahara.[232][234]
Orang-orang Lituania menggerebek Halych, Lodomeria, dan Polandia, hampir mencapai Kraków pada bulan November 1376.[237] Sebuah kerusuhan meletus di Kraków melawan ibu ratu yang tidak populer, Elżbieta, pada tanggal 6 Desember.[234][238] Perusuh tersebut membantai sekitar 160 pelayan ibu ratu, yang memaksanya melarikan diri ke Hungaria.[234][237] Dengan memanfaatkan situasi tersebut, Władysław Biały, Adipati Gniewkowo, yang merupakan anggota laki-laki dari Wangsa Piast, mengumumkan hak warisnya atas mahkota Polandia.[239] Namun partisan Lajos mengalahkan pretender tersebut, dan Lajos menjadikannya abbas Biara Agung Pannonhalma di Hungaria.[239] Lajos menunjuk Władysław II dari Opole sebagai gubernurnya di Polandia.[240] Pada musim panas tahun 1377, Lajos menyerang wilayah-wilayah yang dipegang oleh pangeran Lituania, George, di Lodomeria.[241][242] Pasukan Polandianya segera menangkap Chełm, sementara Lajos merebut kursi George, Belz, setelah mengepungnya selama tujuh minggu.[241] Ia memasukkan wilayah pendudukan di Lodomeria, bersama dengan Galisia, ke dalam Kerajaan Hungaria.[243][244] Tiga pangeran Lituania – Fedor, Pangeran Ratno, dan dua pangeran Podolia, Alexander dan Boris – menerima suzerenitas Lajos.[244]
Tahun-tahun terakhir (1377-1382)
Tvrtko I dari Bosnia menobatkan dirinya sendiri sebagai raja, mengambil gelar "Raja Serbia dan Bosnia", pada tahun 1377.[245] Apakah Lajos menyetujui penobatan Tvrtko atau tidak, tidak dapat diputuskan.[245][246] Sebuah pertempuran baru pecah di antara Venesia dan Genova pada tahun 1378.[247] Lajos mendukung orang-orang Genova dan Trogir menjadi basis reguler armada Genova, yang mengubah Dalmasia menjadi teater perang.[240][247] Lajos juga mengirim bala bantuan kepada Francesco I da Carrara untuk berperang melawan orang-orang Venesia.[240]
Para kardinal yang telah berbalik melawan Paus Urbanus VI memilih seorang paus baru, Klemens VII pada tanggal 20 September 1378, yang memunculkan Skisma Barat.[240] Lajos mengakui Urbanus VI sebagai paus yang sah dan menawarkan dukungan untuk melawan musuh-musuhnya di Italia.[240][248] Karena Giovanna I dari Napoli memutuskan untuk bergabung dengan Klemens VII, Paus Urbanus mengekskomunikasikan dan memecatnya pada tanggal 17 Juni 1380.[249] Paus mengakui Carlo dari Durazzo, yang pernah tinggal di istana Lajos, sebagai raja Napoli yang sah.[249] Setelah Carlo dari Durazzo berjanji bahwa ia tidak akan menuntut Hungaria melawan putri Lajos, Lajos mengirimnya untuk menyerang Italia Selatan sebagai kepala tentara besar.[8][250] Dalam setahun, Carlo dari Durazzo menduduki Kerajaan Napoli, dan memaksa Ratu Giovanna menyerah kepadanya pada tanggal 26 Agustus 1381.[251][252]
Sementara utusan Lajos dan Venesia memulai negosiasi mengenai sebuah perjanjian perdamaian baru, yang ditandatangani di Torino pada tanggal 24 Agustus 1381.[253] Menurut perjanjian tersebut, Venesia meninggalkan Dalmasia dan juga berjanji untuk membayar 7,000 florin emas sebagai penghormatan tahunan ke Hungaria.[55] Lajos juga menetapkan bahwa Venesia akan memindahkan relikui Santo Paulus dari Thebes ke biara Pauline yang baru didirikan di Budaszentlőrinc.[24]
Piagam-piagam kerajaan merujuk pada tindakan militer di Lodomeria dan Wallachia pada paruh pertama tahun 1382, tetapi tidak ada informasi lebih lanjut tentang perang tersebut yang dilestarikan.[254] Lajos yang kesehatannya memburuk dengan cepat, mengundang wakil-wakil uskup dan lord ke sebuah pertemuan di Zólyom.[255] Atas permintaannya, bangsa Polandia bersumpah setia kepada putrinya, Maria, dan calon suaminya, Sigismund dari Luksemburg, pada tanggal 25 Juli 1382.[255] Lajos meninggal pada malam hari di Nagyszombat pada tanggal 10 atau 11 September 1382.[256][257] Ia dimakamkan di Katedral Székesfehérvár di dalam sebuah kapel yang dibangun atas perintahnya.[164]
Istri pertama Lajos, Margit, adalah putri sulung Karl, Markgraf Mähren, dan istri pertamanya, Blanche dari Valois.[263] Margit lahir pada tahun 1335.[263] Tanggal pasti pernikahan Lajos dan Margit tidak diketahui, tetapi terjadi di antara tahun 1342 dan 1345.[33][66][264] Margit meninggal tanpa keturunan pada tanggal 7 September 1349.[263]
Menurut Kronik Parthénope, pangeran Neapolitan yang dipenjara Lajos selama kampanye pertamanya di Italia Selatan mengusulkannya untuk menikahi adinda dan ahli waris Ratu Giovanna I, Maria.[265] Ia adalah janda Carlo dari Durazzo, yang dieksekusi atas perintah Lajos.[265] Selama pengepungan Aversa pada musim panas tahun 1350, Lajos bertemu dengan utusannya di Trentola Ducenta terdekat dan persyaratan pernikahan mereka diterima.[265] Namun Maria dipaksa menikah dengan Robert dari Baux setelah Lajos meninggalkan Italia Selatan.[266]
Lajos menikahi istri keduanya, Elizabeta, pada sekitar tanggal 20 Juni 1353.[267] Elizabeta adalah putri Stjepan II dari Bosnia, dan istrinya, Elizabeta dari Kuyavia.[268][269] Lajos dan istri barunya terlibat hubungan kekerabatan terlarang, karena ibunda Lajos dan nenek istrinya adalah sepupu,[270] namun mereka mengajukan sebuah dispensasi kepausan hanya sekitar empat bulan setelah pernikahan mereka.[269] Sejarahwan Iván Bertényi mengatakan bahwa sikap tergesa-gesa itu menunjukkan bahwa Elizabeta yang tinggal di istana ibunda Lajos telah hamil pada saat pernikahan tersebut.[269] Jika teori ini benar, anak pertama Lajos dan istrinya lahir mati.[269] Anak mereka selanjutnya, Katalin, lahir pada tahun 1370 dan meninggal pada tahun 1378.[219][269] Putri berikutnya, Maria, yang akan menggantikan Lajos di Hungaria, lahir pada tahun 1371.[271] Putri bungsu Lajos, Hedvig, yang lahir pada tahun 1373, menjadi ratu di Polandia.[272]
Peninggalan
Lajos adalah satu-satunya raja Hungaria yang menerima julukan "yang Agung".[5] Ia dijuluki seperti itu tidak hanya di dalam kronik Hungaria di abad ke- 14 dan 15, tapi juga di dalam silsilah Wangsa Kapetia abad ke-17.[273] Kedua kepribadiannya yang ksatria dan kampanye militernya yang sukses menyumbang pada pengembangan ketenarannya sebagai seorang "raja yang hebat".[5] Lajos mengobarkan perang hampir setiap tahun selama masa pemerintahannya.[6] Lajos "selalu menginginkan kedamaian di rumah dan berperang di luar negeri karena tidak dapat dibuat tanpa yang lain", menurut kronikus Antonius Bonfinius pada akhir abad ke-15.[1] Sejarahwan Enikő Csukovits menulis bahwa tindakan militer Lajos menunjukkan bahwa ia melanjutkan dan menyelesaikan kebijakan ayahandanya melalui pemulihan Kroasia dan Dalmasia dan berperang di Italia Selatan, di Lithuania dan Semenanjung Balkan.[274] Di sisi lain, Pál Engel mengatakan bahwa "ekspedisi Lajos sering kali tidak memiliki tujuan yang realistis dan terkadang bahkan dalih yang masuk akal pretext ... adalah perang itu sendiri yang memberinya kesenangan".[6]
Di zaman Romantisme nasional, Hungaria selama pemerintahan Lajos digambarkan sebagai sebuah kerajaan "yang pantainya dihanyutkan oleh tiga lautan" mengacu pada Adriatik, Baltik dan Laut Hitam.[61][208] Misalnya, pada tahun 1845 penyair Sándor Petőfi merujuk pada pemerintahan Lajos sebagai periode ketika "bintang-bintang yang jatuh di utara, timur dan selatan dilarutkan di lautan Hungaria".[109] Sebenarnya, Polandia tetap menjadi negara merdeka selama pemerintahan Lajos dan perbatasannya tidak sampai ke Laut Baltik, dan suzerenitas Lajos di sepanjang pantai barat Laut Hitam juga tidak pasti.[61]
Di dalam historiografi Polandia, dua evaluasi kontras terhadap pemerintahan Lajos di Polandia hidup berdampingan.[275] Tradisi "pesimis" dapat ditelusuri kembali ke pandangan Jan dari Czarnków abad ke-14 yang diusir dari Polandia selama masa pemerintahan Lajos.[276] Czarnków menekankan bahwa "tidak ada stabilitas di Kerajaan Polandia" dan pejabat-pejabat kerajaan "terus-menerus menjarah harta milik rakyat miskin" selama masa pemerintahan Lajos.[277] Menurut tradisi historiografi yang "optimis", Lajos melanjutkan kebijakan Kazimierz yang Agung untuk melestarikan kesatuan Polandia melawan tokoh separatis Wielkopolska dengan bantuan beberapa lord Małopolska.[278]
János Küküllei menekankan bahwa Lajos "tidak memerintah dengan penuh semangat, atau dengan kesewenang-wenangan, melainkan sebagai penjaga kebenaran".[208]Antonius Bonfinius juga menggambarkan Lajos sebagai raja yang adil yang berkeliaran di antara rakyatnya dengan menyamar untuk melindungi tindakan sewenang-wenang para pejabat kerajaan tersebut.[279] Bahkan Jan dari Czarnków menggarisbawahi bahwa Lajos "tidak memerintah dengan mutlak; sebaliknya, dasar-dasar ... kebebasan [bangsa Polandia] diletakkan olehnya".[280]
Istana-istana dan puri-puri baru yang dibangun di Zólyom, Diósgyőr dan tempat perburuan favorit Lajos lainnya adalah "mahakarya standar tertinggi bangsa Eropa" dari zamannya, menurut sejarahwan László Kontler.[116] Lajos memprakarsai kompilasi Chronicon Pictum, yang menyimpan teks kronik sebelumnya.[281] 147 miniatur menghiasi Kronik beriluminasi memberi kesaksian tentang penguasaan lokakarya Hungaria selama masa pemerintahan Lajos.[58][201]
^ abcdTringli, István (1997). "The Age of the Angevine Dynasty". Encyclopaedia Humana Hungarica 03: Knight Kings: the Anjou and Sigismund Age in Hungary (1301–1437). Encyclopaedia Humana Association. Diakses tanggal 9 January 2015.
^ Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Louis I. of Hungary". Encyclopædia Britannica. 17 (edisi ke-11). Cambridge University Press. hlm. 49.
The Annals of Jan Długosz (An English abridgement by Maurice Michael, with commentary by Paul Smith) (1997). IM Publications. ISBN1-901019-00-4.
The Hungarian Illuminated Chronicle: Chronica de Gestis Hungarorum (Edited by Dezső Dercsényi) (1970). Corvina, Taplinger Publishing. ISBN0-8008-4015-1.
Sumber sekunder
Божилов, Иван (Bozhilov, Ivan) (1994). "Иван Срацимир, цар във Видин (1352–1353 – 1396) [Ivan Stratsimir, Tsar of Vidin]". Фамилията на Асеневци (1186–1460). Генеалогия и просопография [The Asen Family (1186–1460): Genealogy and Prosopography] (dalam bahasa Bulgarian). Българска академия на науките (Bulgarian Academy of Sciences). hlm. 202–203. ISBN954-430-264-6. OCLC38087158.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Bertényi, Iván (1989). Nagy Lajos király [King Louis the Great]. Kossuth Könyvkiadó. ISBN963-09-3388-8.
Cartledge, Bryan (2011). The Will to Survive: A History of Hungary. C. Hurst & Co. ISBN978-1-84904-112-6.
Csukovits, Enikő (2012). "I. (Nagy) Lajos". Dalam Gujdár, Noémi; Szatmáry, Nóra. Magyar királyok nagykönyve: Uralkodóink, kormányzóink és az erdélyi fejedelmek életének és tetteinek képes története [Encyclopedia of the Kings of Hungary: An Illustrated History of the Life and Deeds of Our Monarchs, Regents and the Princes of Transylvania] (dalam bahasa Hungaria). Reader's Digest. hlm. 116–119. ISBN978-963-289-214-6.
Engel, Pál (2001). The Realm of St Stephen: A History of Medieval Hungary, 895–1526. I.B. Tauris Publishers. ISBN1-86064-061-3.
Fine, John V. A (1994). The Late Medieval Balkans: A Critical Survey from the Late Twelfth Century to the Ottoman Conquest. The University of Michigan Press. ISBN0-472-08260-4.
Franzl, Johan (2002). I. Rudolf: Az első Habsburg a német trónon [Rudolph I: The First Habsburg on the German Throne] (dalam bahasa Hungaria). Corvina. ISBN963-13-5138-6.
Geanakoplos, Deno (1975). "Byzantium and the crusades". Dalam Setton, Kenneth M.; Hazard, Harry W. A History of the Crusades, Volume Three: The Fourteenth and Fifteenth Centuries (dalam bahasa Hungaria). The University of Wisconsin Press. hlm. 69–103. ISBN0-299-06670-3.
Halecki, Oskar (1991). Jadwiga of Anjou and the Rise of East Central Europe. Polish Institute of Arts and Sciences of America. ISBN0-88033-206-9.
Housley, Norman (April 1984). "King Louis the Great of Hungary and the Crusades, 1342–1382". The Slavonic and East European Review. University College London, School of Slavonic and East European Studies. 62 (2): 192–208. JSTOR4208851.
Kłoczowski, Jerzy (1986). "Louis the Great as King of Poland as Seen in the Chronicle of Janko of Czarnkow". Dalam Vardy, S. B.; Grosschmid, Géza; Domonkos, Leslie. Louis the Great, King of Hungary and Poland. Boulder. hlm. 129–154. ISBN0-88033-087-2.
Kristó, Gyula (1988). Az Anjou-kor háborúi [Wars in the Age of the Angevins] (dalam bahasa Hungarian). Zrínyi Kiadó. ISBN963-326-905-9.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Kristó, Gyula; Engel, Pál; Makk, Ferenc (Editors) (1994). Korai magyar történeti lexikon (9–14. század) [Encyclopedia of the Early Hungarian History (9th–14th centuries)] (dalam bahasa Hungarian). Akadémiai Kiadó. ISBN963-05-6722-9.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Kristó, Gyula (2002). "I. Lajos (Nagy Lajos)". Dalam Kristó, Gyula. Magyarország vegyes házi királyai [The Kings of Various Dynasties of Hungary] (dalam bahasa Hungaria). Szukits Könyvkiadó. hlm. 45–66. ISBN963-9441-58-9.
Makkai, László (1994). "The Emergence of the Estates (1172–1526)". Dalam Köpeczi, Béla; Barta, Gábor; Bóna, István; Makkai, László; Szász, Zoltán; Borus, Judit. History of Transylvania. Akadémiai Kiadó. hlm. 178–243. ISBN963-05-6703-2.
Pop, Ioan-Aurel (2005). "Romanians in the 14th–16th Centuries: From the "Christian Republic" to the "Restoration of Dacia"". Dalam Pop, Ioan-Aurel; Bolovan, Ioan. History of Romania: Compendium. Romanian Cultural Institute (Center for Transylvanian Studies). hlm. 209–314. ISBN978-973-7784-12-4.
Sălăgean, Tudor (2005). "Romanian Society in the Early Middle Ages (9th–14th Centuries AD)". Dalam Pop, Ioan-Aurel; Bolovan, Ioan. History of Romania: Compendium. Romanian Cultural Institute (Center for Transylvanian Studies). hlm. 133–207. ISBN978-973-7784-12-4.
Setton, Kenneth M. (1976). The Papacy and the Levant (1204–1571), Volume I: The Thirteenth and Fourteenth Centuries. The American Philosophical Society. ISBN0-87169-114-0.
Solymosi, László; Körmendi, Adrienne (1981). "A középkori magyar állam virágzása és bukása, 1301–1506 [The Heyday and Fall of the Medieval Hungarian State, 1301–1526]". Dalam Solymosi, László. Magyarország történeti kronológiája, I: a kezdetektől 1526-ig [Historical Chronology of Hungary, Volume I: From the Beginning to 1526] (dalam bahasa Hungaria). Akadémiai Kiadó. hlm. 188–228. ISBN963-05-2661-1.
Spinei, Victor (1986). Moldavia in the 11th–14th Centuries. Editura Academiei Republicii Socialiste Româna.
Bacaan lebih lanjut
Michaud, Claude (2000). "The kingdoms of Central Europe in the fourteenth century". Dalam Jones, Michael. The New Cambridge Medieval History, Volume VI: c. 1300-c. 1415. Cambridge University Press. hlm. 735–763. ISBN0-521-36290-3.