Kedua negara ini bersatu untuk pertama kali setelah raja terakhir Polandia dari Wangsa Piast, Kazimierz III, mengangkat keponakannya dari Wangsa Angevin, Raja Lajos I dari Hungaria, sebagai calon penerusnya. Setelah kematian Kazimierz yang tidak dikaruniai anak laki-laki yang sah, Lajos naik tahta Polandia dan disambut oleh para bangsawan Polandia karena mereka merasa bahwa Lajos tidak akan tertarik dengan urusan Polandia. Lajos mengirim ibunya, Elizabeth (yang juga merupakan saudara perempuan Kazimierz III) untuk memerintah Polandia sebagai wali raja.[1] Lajos mungkin lebih menganggap penting jabatannya sebagai Raja Hungaria; ia mengunjungi kerajaan Polandia di utara tiga kali dan hanya menghabiskan waktu selama beberapa bulan. Perundingan dengan bangsawan Polandia sering kali dilakukan di Hungaria. Kekuasaan Hungaria sendiri tidak disukai di Polandia dan begitu pula Elizabeth sebagai penguasa. Pada tahun 1376, sekitar 160 orang Hungaria yang menjadi pengiring Elizabeth dibantai di Kraków dan sang ratu terpaksa pulang ke Hungaria.[2] Lajos menggantinya dengan sanak saudara mereka, Vladislaus II dari Opole.[2]
Uni personal ini bubar setelah Lajos meninggal pada tahun 1382. Para bangsawan szlachta Polandia yang merasa tidak puas meminta agar penerusnya di Hungaria, Maria, pindah ke Kraków dan menguasai Hungaria dari situ. Ibu Maria yang bernama Elizabeth dari Bosnia (istri mendiang Lajos) tidak ingin mengulang kejadian yang sama dengan ibu mertuanya dan ia menolak pindah ke sana.[2] Ia lalu memutuskan untuk mengirim anak perempuannya, Hedwig, untuk dimahkotai sebagai penerus lajos di Polandia.
Penyatuan kedua
Pada tahun 1440, Vladislaus III dari Polandia terpilih sebagai Raja Hungaria. Pemilihan ini ditentang oleh Elizabeth dari Luksemburg. Kemudian terjadi perang saudara selama dua tahun yang berujung pada kematian Elizabeth pada tahun 1442. Kematian Vladislaus dalam Pertempuran Varna pada tahun 1444 kemudian mengakhiri uni personal ini untuk yang kedua kalinya.[2]