Sebagian dari apa yang disebut sebagai "prasasti Menara Babel", menggambarkan Nebukadnezar II di kanan dan menunjukkan gambaran ziggurat agung Babilon (Etemenanki) di kirinya[a]
Namanya dalam bahasa Akkadia, Nabû-kudurri-uṣur, bermakna "(Dewa) Nabu, memelihara/membela putra sulungku". "Nabu" adalah dewa Babel untuk kebijaksanaan, dan putra dari dewa utama Marduk. Dalam sebuah inskripsi/prasasti, Nebukadnezar melihat dirinya sebagai orang yang dicintai atau favorit dewa Nabu.[6][7] Sebelumnya nama itu disalahartikan sebagai "O Nabu, belalah kudurru-ku",[8] di mana "kudurru" merupakan daftar harta milik yang ditulis di batu. Namun, jika dipakai dalam gelar pemimpin, "kudurru" bermakna "putra sulung" atau "putra tertua".[9] Variasi namanya dalam bahasa Ibrani adalah נְבוּכַדְנֶאצַּר dan נְבוּכַדְרֶאצַּר (Nəḇuḵaḏreṣṣar). Ia juga dikenal sebagai Bakhat Nasar, yang artinya "pemenang nasib".
Pemerintahan
Menurut Tawarikh tahun-tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar (Tawarikh Yerusalem) yang merupakan bagian dari Tawarikh Babilonia, yaitu catatan sejarah Kerajaan Babel dalam tahun-tahun ~ 747–247 SM, ayah Nebukadnezar, Nabopolassar, meninggal di ibu kota Babilon pada tanggal 8 Abu (bulan ke-5 Ab; = 15 Agustus 605 SM) dalam tahun ke-21 pemerintahannya. Saat itu putra mahkota, Nebukadnezar sedang memimpin tentara Babel berperang melawan pasukan koalisi yang dipimpin oleh firaun Mesir kuno, Nekho II, di dekat kota Karkemis. Dalam peperangan itu, tentara Babel berhasil mengalahkan dan membasmi pasukan Mesir, sehingga memudahkan Nebukadnezar di kemudian hari untuk menguasai daerah Siria dan Kanaan, tanpa perlawanan dari Mesir.[10] Kemenangan ini merupakan penggenapan nubuat nabi Yeremia.[11]
Nebukadnezar II kembali ke ibu kotanya dan dinobatkan menjadi raja pada tanggal 1 Ululu (bulan Elul; = 7 September 605 SM). Kemudian ia pergi lagi berperang untuk menjajah tanah Hatti (Siria dan Kanaan) yang ditinggalkan oleh kerajaan Mesir. Seperti Asyur, Babilonia berperang setiap tahun untuk menguasai jajahannya dan membawa banyak jarahan pulang ke Babilon. Ia membangun semua kota-kota besar Babilonia dengan mewahnya. Ibu kotanya, Babilon, meliputi wilayah seluas 3 mil persegi, dikelilingi oleh rawa-rawa dan dua lapis dinding tebal. Sungai Eufrat mengalir di tengah kota, dihubungkan dengan jembatan batu yang indah. Di tengah kota ada ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki, "Rumah perbatasan langit dan bumi," di sebelah kuil dewa Marduk.
Nebukadnezar berhasil menaklukkan Siria dan Fenisia, memaksa upeti dari Damaskus, Tirus dan Sidon. Ia juga menyerang Asia Kecil, di tanah "Hatti". Pada tahun 572 SM Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil. Nebukadnezar terus berperang dengan Firaun Psamtik II dan Hofra (Hofra) selama pemerintahannya, dan pada zaman Firaun Amasis II tahun 568 SM, ia diduga pernah menginjakkan kaki di tanah Mesir.
Riwayat hidup
Kegilaan
Dalam masa pemerintahannya, Nebukadnezar sempat mengalami kegilaan dan hidup seperti hewan selama 7 tahun, seperti dicatat dalam Daniel4:28-37. Tidak ada catatan di luar Alkitab yang mengkonfirmasi hal ini, dan penentuan tanggalnya sulit diperkirakan.
Kematian
Pada tahun 562 SM, Nebukadnezar meninggal di Babilon pada tahun ke-43 pemerintahannya. Setelah terserang wabah nyamuk akhirnya Nebukadnezar meninggal, tahtanya diteruskan oleh putranya, Ewil-Merodakh. Dua tahun kemudian, Ewil-Merodakh dibunuh oleh iparnya, Nergal-sarezer, suami dari saudara perempuan Ewil-Merodakh.
Perhitungan tahun
Tahun-tahun pemerintahan Nebukadnezar dicatat cukup jelas dalam sejumlah catatan sejarah, baik dari sumber Babel sendiri (Tawarikh Babilonia), sumber Ibrani (Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di AlkitabKristen), dan sumber-sumber negara-negara lain, termasuk Yunani. Perbandingan dengan Kalender Gregorian masih diperdebatkan, meskipun tahun-tahun di bawah ini diterima sebagian besar pakar sejarah Timur Tengah.
sekitar bulan Agustus: Nebukadnezar dan pasukannya mengalahkan pasukan Mesir di bawah firaunNekho II di Karkemis.[10]
15 Agustus atau tanggal 8 Abu (bulan ke-5 Ab): Nabopolassar, ayah Nebukadnezar, meninggal di ibu kota Babilon.[10]
7 September atau tanggal 1 Ululu (bulan ke-6 Elul): Nebukadnezar dinobatkan menjadi raja di Babilon.[12]
September - Februari (bulan Ululu atau bulan ke-6 Elul sampai Shabatu atau bulan ke-11 Syebat): Nebukadnezar pergi berperang ke tanah Hatti (Siria-Kanaan) dan tanpa perlawanan berarti mengambil banyak jarahan dari raja-raja di sana, termasuk Kerajaan Yehuda (penyerbuan pertama).[13] Pasukan Nebukadnezar sempat menaklukkan Yerusalem dan mendapatkan upeti dari Yoyakim, raja Yehuda[14] (pada tahun ke-3 pemerintahan Yoyakim), serta membawa pergi sejumlah orang-orang muda dari kalangan bangsawan dan tenaga-tenaga ahli ke Babel, termasuk di antaranya Daniel dan ketiga sahabatnya: Hananya, Misael dan Azarya.[15]
Tahun ini disebut sebagai tahun naik tahta (ascension year) Nebukadnezar dan menurut perhitungan Tawarikh Yerusalem belum disebut tahun pertama, karena masih dihitung tahun ke-21 pemerintahan Nabopolassar, ayahnya. Baru setelah tahun baru Babel dirayakan (bulan Nisan), dimulai tahun pertama Nebukadnezar.[16]
Bulan Februari/Maret atau bulan Shabatu (bulan ke-11 Syebat): Nebukadnezar pulang membawa banyak jarahan dan tawanan termasuk Daniel dan teman-temannya ke Babilon, dan mengakhiri "tahun naik tahta"-nya
Bulan Maret/April atau bulan Nisannu (bulan ke-1 Nisan); tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar: Ia merayakan festival "Akitu" (tahun baru) dengan "memegang tangan-tangan Bêl dan putra Bêl"[17]
Bulan Mei atau bulan Simanu (bulan ke-3 Sivan) ia mengumpulkan tentaranya dan berangkat lagi ke wilayah Hatti, ia bergerak tanpa perlawanan ke seluruh wilayah Hatti sampai bulan Kislîmu. Semua raja-raja tanah Hatti datang ke hadapannya dan ia menerima upeti besar mereka. Penyerangan ke tanah Hatti ini dilakukan tahun demi tahun untuk mengambil jarahan dan menaklukkan raja-raja kecil yang belum tunduk kepadanya.[18]
Bulan November atau bulan Kislîmu (bulan ke-9 Kislew) ia bergerak ke kota Askelon, menghancurkan kota itu, menawan rajanya dan mengangkut banyak jarahan darinya.[19]
Februari atau bulan Shabatu atau bulan ke-11 Syebat) Nebukadnezar bergerak kembali ke Babilon, mengakhiri tahun ke-1 pemerintahannya.[20]
April atau bulan Ajaru (bulan ke-2 Iyar; tahun ke-2 pemerintahannya: Nebukadnezar mengumpulkan bersama-sama satu tentara yang kuat dan bergerak ke tanah Hatti.[21]
Pada permulaan tahun ke-3 pemerintahannya (yang dimulai pada bulan Maret/April): Raja Akkad mengumpulkan pasukannya dan bergerak ke tanah Hatti dan membawa kembali banyak jarahan dari tanah Hatti ke Akkad.[22]
Pada permulaan tahun ke-4 pemerintahannya (yang dimulai pada bulan Maret/April): ia menyerang tanah Hatti.[23]
Pada bulan November atau bulan Kislîmu (bulan ke-9 Kislew pada tahun ke-4 pemerintahannya): Nebukadnezar bergerak melawan Mesir, tetapi gagal menaklukkannya. Ia kemudian kembali ke Babilon.[24]
Tanggal 16 Maret atau hari ke-2 bulan Addaru (bulan ke-2 Adar) tahun ke-7 pemerintahannya: Nebukadnezar menyerang Kerajaan Yehuda (penyerbuan kedua) dan merebut Yerusalem. Ia menawan raja Yoyakhin, membawanya dalam pembuangan ke kota Babilon beserta jarahan besar, dan menempatkan Zedekia, paman Yoyakhin menjadi raja.[25] Di antara tawanan ke Babel terdapat nabi Yehezkiel.
Mengambil kesempatan perang antara Mesir (firaun Hofra) dan Babel, raja Yehuda, Zedekia, mencoba memberontak. Ini menyebabkan Nebukadnezar kembali menyerang Yerusalem.
Pada tanggal 10 Januari 588 SM, Nebukadnezar mulai mengepung Yerusalem (ada pakar yang berpendapat dimulai sejak akhir Desember 589 SM).[26]
Saddam Hussein menganggap dirinya sebagai reinkarnasi Nebukadnezar[29] dan menyuruh membuat tulisan "Untuk Raja Nebukadnezar dalam pemerintahan Saddam Hussein" dipahatkan pada batu-batu bata yang disisipkan dalam tembok-tembok kota kuno Babilon dalam proyek rekonstruksi yang dimulainya.[30] Ia menamai salah satu divisi pasukan khususnya ("Republican Guards" sebagai "Divisi Nebukadnezar".[31]
Botol anggur besar dengan volume setara 20 botol standar (total memuat 15 liter anggur) disebut "Nebuchadnezzar".
"Nebuchadnezzar's Furnace" adalah sejenis bunga daylily.
"Nebuchadnezzar II" menjadi sebuah karakter yang dapat dimainkan dalam game komputer Civilization V.
"Nebuchadnezzar II" disebutkan dalam game komputer buatan MicrosoftAge of Empires in the eighth Babylon campaign "Nineveh" in the history section and after the campaign is won.
Catatan
^Karena tulisan pada prasasti tersebut ditulis oleh Nebukadnezar, dia juga tidak diragukan lagi merupakan raja yang digambarkan dalam prasasti. Prasasti tersebut adalah salah satu dari keempat penggambaran pasti Nebukadnezar kontemporer sejauh yang diketahui sampai sekarang, tiga penggambaran lainnya adalah penggambaran pahatan di permukaan tebing di Lebanon, dalam kondisi yang jauh lebih buruk daripada penggambaran di prasasti ini. Etemenanki ziggurat mungkin adalah inspirasi untuk Menara Babel dalam Alkitab, maka prasasti ini dinamai 'Menara Prasasti Babel'.[1]
^Nebukadnezar diangkat menjadi imam besar kuil Eanna di Uruk oleh ayahnya pada 626/625 SM.[2][3] Diasumsikan bahwa ia diangkat pada usia yang sangat muda, mengingat kematiannya terjadi lebih dari enam puluh tahun kemudian.[4] Tidak diketahui persyaratan usia orang Babilonia untuk dapat diangkat menjadi imam, namun tercatat bahwa terdapat orang Babilonia yang sudah diangkat menjadi imam pada usia 15 atau 16.[5]
^Harper, R. F. quoted in Peet, Stephen Denison (editor). 1900. “Editorial Notes,” The American Antiquarian and Oriental Journal. New York: Doubleday, vol. XXII, May and June, p. 207.
^Lamb, Harold. 1960. Cyrus the Great. New York: Doubleday, p. 104.
^Schrader, Eberhard. 1888. The Cuneiform Inscriptions and the Old Testament. London: Williams and Norgate, p. 48 (footnote).
^Encyclopedia of the Developing World, edited by Thomas M. Leonard, p. 793.
^Archeology Under Dictatorship, Michael L. Galaty and Charles Watkinson, p. 203.
^Fontenot, Gregory; Degen, E. J.; Tohn, David. 2005. On point: the United States Army in Operation Iraqi Freedom. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press, p. 263. ISBN 978-1-59114-279-9
Stefan Zawadski, "Nebuchadnezzar's Campaign in the 30th Year (575 BC): A Conflict with Tyre?" in Mordechai Cogan and Dan`el Kahn (eds), Treasures on Camels' Humps: Historical and Literary Studies from the Ancient Near East Presented to Israel Eph'al (Jerusalem, Magnes Press, 2008).
T. E. Gaston, Historical Issues in the Book of Daniel, Oxford: Taanathshiloh, 2005