Béla IV (1206 – 3 Mei 1270) adalah Raja Hungaria dan Kroasia dari tahun 1235 hingga 1270, dan Adipati Steiermark dari tahun 1254 hingga 1258. Ia adalah putra sulung Raja András II. Pada saat ayahandanya masih hidup, ia dimahkotai pada tahun 1214 atas prakarsa sekelompok bangsawan. Ayahandanya sangat menentang pemahkotaan Béla dan menolak memberinya sebuah provinsi hingga tahun 1220. Pada tahun tersebut, Béla diangkat sebagai Adipati Slavonia dan juga memiliki jurisdiksi di Kroasia dan Dalmasia. Pada saat yang sama, Béla menikahi Maria, putri Theodoros I Laskaris, Kaisar Nicaea. Semenjak tahun 1226, ia memerintah wilayah Transilvania dengan gelar Adipati. Ia mendukung upaya kristenisasi orang-orang Cuman yang beragama pagan di dataran sebelah timur provinsinya. Beberapa kepala suku Cuman mengakui kekuasaan Raja Béla, sehingga ia mengambil gelar "Raja Cumania" pada tahun 1233. Raja András meninggal dunia pada tanggal 21 September 1235 dan Béla menggantikannya. Ia mencoba mengembalikan kekuasaan raja yang sempat melemah pada masa kekuasaan ayahandanya. Untuk itu ia membatalkan pemberian tanah oleh pendahulunya dan merebut kembali tanah-tanah kerajaan, sehingga membuat murka para bangsawan.
Bangsa Mongol menyerbu Hungaria dan menghancurkan pasukan Béla dalam Pertempuran Mohi pada 11 April 1241. Béla berhasil melarikan diri, tetapi pasukan Mongol mengejarnya dari kota ke kota hingga mencapai kota Trogir di pesisir Laut Adriatik. Walaupun selamat, bangsa Mongol menghancurkan Hungaria sebelum mereka secara tidak terduga mundur pada bulan Maret 1242. Béla lalu mulai memberlakukan program reformasi radikal agar kerajaannya siap menghadapi serangan Mongol kedua. Ia mengizinkan pendirian benteng-benteng batu oleh para bangsawan, dan mereka juga diperbolehkan mendirikan angkatan darat mereka sendiri. Ia juga mendorong pembangunan kota-kota benteng. Selain itu, ribuan orang berdatangan dari Kekaisaran Romawi Suci, Polandia, dan wilayah-wilayah tetangga lainnya untuk mengisi kekosongan penduduk. Berkat upaya Béla untuk membangun kembali negaranya, ia memperoleh gelar "pendiri negara kedua" (bahasa Hungaria: második honalapító).
Béla mulai bersitegang dengan putra sulung dan ahli warisnya, István, pada awal tahun 1260-an, karena sang raja yang sudah tua lebih menyukai putrinya Anna, dan putra bungsunya, Béla dari Slavonia. Ia dipaksa menyerahkan wilayah Kerajaan Hungaria di sebelah timur Sungai Donau kepada István, dan peristiwa ini memicu perang saudara yang berlangsung hingga tahun 1266. Meskipun demikian, keluarga Béla terkenal akan kesalehannya: ia meninggal sebagai seorang tertier Fransiskan, dan venerasi ketiga putrinya — Kunegunda, Jolán, dan Margit — dikonfirmasikan oleh Tahta Suci.
Masa kecil (1206-20)
Béla adalah putra sulung Raja András II dari Hungaria dan istri pertamanya, Gertrud dari Merania.[1][2] Ia lahir pada paruh kedua tahun 1206.[1][3] Atas prakarsa Raja András, Paus Innosensius III mengajukan banding ke para uskup dan baron Hungaria pada tanggal 7 Juni untuk bersumpah atas kesetiaan kepada calon putra raja.[3][4]
Ratu Gertrud menunjukkan sikap pilih kasih terhadap kerabat dan bangsawan Jermannya, menyebabkan ketidakpuasan yang meluas di antara para lord pribumi.[5][6] Memanfaatkan kesempatan dari kampanye suaminya di Kepangeranan Halych yang jauh, sekelompok bangsawan yang dirugikan menangkap dan membunuhnya di dalam hutan Pegunungan Pilis pada tanggal 28 September 1213.[5][7] Raja András hanya menghukum salah satu konspirator, seorang Comte yang bernama Péter, setelah ia kambali dari Halych.[8] Meskipun Béla masih kecil saat ibundanya dibunuh, ia tidak pernah melupakannya dan menyatakan rasa hormatnya yang mendalam kepadanya di banyak piagam kerajaannya.[3] Di dalam korespondensi dengan saudarinya, santa Fransiskan yang terkenal, Erzsébet dari Hungaria, ia sering dinasihati untuk menahan emosinya kepada para bangsawan atas kematian ibunda mereka.
András II menjodohkan Béla ke seorang putri Tzar Boril dari Bulgaria pada tahun 1213 atau 1214, tetapi perjodohan mereka dibatalkan.[9][10] Pada tahun 1214, Raja meminta Paus untuk mengucilkan beberapa lord yang tidak disebutkan namanya yang berencana untuk mentahbiskan Béla sebagai raja.[3][11] Meski begitu, Béla yang berusia delapan tahun itu dinobatkan pada tahun yang sama, tetapi ayahandanya tidak memberinya sebuah provinsi untuk memerintah.[12] Selanjutnya, ketika berangkat ke sebuah Perang Salib di Tanah Suci pada bulan Agustus 1217, Raja András menunjuk János dari Esztergom, untuk menjadi pemangku takhta selama ia absen.[13][14] Selama waktu ini, Béla tinggal bersama pamanda maternalnya, Berthold dari Merania di Steyr di dalam Kekaisaran Romawi Suci.[13] András II kembali dari Tanah Suci pada akhir tahun 1218.[15] Ia mengatur perjodohan Béla dan Maria Laskarina, putri Theodoros I Laskaris, Kaisar Nicea.[13] Maria menemani Raja András ke Hungaria dan Béla menikahinya pada tahun 1220.[1]
Rex iunior
Adipati Slavonia (1220-26)
Raja senior menyerahkan tanah-tanah di antara Laut Adriatik dan Sungai Dráva — Kroasia, Dalmasia dan Slavonia — ke Béla pada tahun 1220.[12][16] Sepucuk surat Paus Honorius III dari tahun 1222 mengungkapkan bahwa "beberapa orang jahat" telah memaksa András II untuk membagi wilayahnya dengan ahli warisnya.[17] Béla awalnya menata dirinya sebagai "putra Raja András dan Raja" di dalam piagam-piagamnya; sejak tahun 1222 ia menggunakan gelar "Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Raja, putra Raja Hungaria, dan Adipati seluruh Slavonia".[13]
Béla berpisah dari istrinya pada paruh pertama tahun 1222 atas permintaan ayahandanya.[18][17] Namun Paus Honorius menolak untuk menyatakan pernikahannya tidak resmi.[19] Béla menerima keputusan Paus dan berlindung di Austria dari kemarahan ayahandanya.[20] Ia kembali bersama dengan istrinya hanya setelah para uskup pada paruh pertama tahun 1223 membujuk ayahandanya untuk mengampuninya.[19] Setelah kembali ke kadipatennya di Slavonia, Béla meluncurkan sebuah kampanye melawan Domald dari Sidraga, seorang bangsawan Dalmasia yang memberontak, dan merebut benteng Domald di Klis.[19][20] Wilayah-wilayah Domald disita dan didistribusikan di antara para pesaingnya, Wangsa Šubić, yang mendukung Béla selama pengepungan.[21][22]
Adipati Transilvania (1226-35)
Raja András memindahkan Béla dari Slavonia ke Transilvania pada tahun 1226.[23] Di Slavonia, ia digantikan saudaranya, Kálmán.[24] Sebagai Adipati Transilvania, Béla mengadopsi kebijakan ekspansionis yang ditujukan pada wilayah di atas Pegunungan Carpathia.[25][26] Ia mendukung kegiatan dakwah Dominikan di antara orang-orang Cuman, yang mendominasi tanah-tanah ini.[26][27] Pada tahun 1227 ia melintasi pegunungan dan bertemu Boricius, kepala suku Cuman, yang telah memutuskan untuk masuk agama Kristen.[28] Pada pertemuan mereka, Boricius dan orang-orangnya dibaptis dan mengakui suzerenitas Béla.[26] Dalam setahun, Keuskupan Katolik Roma Cumania didirikan di tanah-tanah mereka.[29]
Béla telah lama menentang "hibah abadi ayahandanya dan tidak berguna", karena distribusi kerajaan menghancurkan basis tradisional otoritas kerajaan.[30] Ia mulai melakukan reklamasi atas hibah tanah Raja András di seluruh negeri pada tahun 1228.[31] Paus mendukung usaha Béla, tetapi Raja sering menghalangi pelaksanaan perintah-perintah putranya.[31][32] Béla juga menyita harta milik dua bangsawan, Simon dan Mihály Kacsics bersaudara, yang berencana melawan ibundanya.[32][31]
Adik bungsu Béla, András, Pangeran Halych, diusir dari kepangeranannya pada musim semi tahun 1229.[33] Béla memutuskan untuk membantunya mendapatkan kembali takhtanya dan dengan bangga membual bahwa kota Halych "tidak akan tetap berada di atas permukaan bumi, karena tidak ada yang melepaskannya dari tangannya",[34] menurut Kronik Halych-Volynia.[32] Ia melintasi Pegunungan Carpathia dan mengepung Halych bersama sekutu Cumannya pada tahun 1229 atau 1230.[32][28] However, he could not seize the town and withdrew his troops.[32][28]Kronik Halych-Volynia menulis bahwa banyak pasukan Hungaria "tewas karena sengsara"[35] dalam perjalanan pulang mereka.[32]
Béla menyerang Bulgaria dan mengepung Vidin pada tahun 1228 atau 1232, tetapi ia tidak dapat merebut benteng tersebut.[33][36][37] Pada sekitar waktu yang sama, ia mendirikan sebuah provinsi perbatasan baru, Bánság Szörény (Severin, Rumania), di tanah-tanah antara Carpathia dan Sungai Donau.[37][27][38] Dalam sebuah tanda suzerenitasnya di tanah sebelah timur Carpathia, Béla mengambil gelar "Raja Cumania" pada tahun 1233.[27][26] Béla mensponsori misi Julianus barát dan tiga rahib Dominikan yang memutuskan untuk mengunjungi keturunan-keturunan bangsa Hungaria yang berabad-abad sebelumnya tinggal di Magna Hungaria, tanah air legendaris Hungaria.[39][40][41]
Pemerintahannya
Sebelum invasi Mongol (1235-41)
Raja András meninggal pada tanggal 21 September 1235.[42] Béla, yang menggantikan ayahandanya tanpa tentangan, dinobatkan sebagai raja di Székesfehérvár pada tanggal 14 Oktober.[42][43] Ia menolak dan menghukum banyak penasihat terdekat ayahandanya.[31] Misalnya, ia membutakan Palatin Dénes dan memenjarakan Gyula Kán.[31][40] Yang pertama dituduh berzinah dengan Ratu Beatrice, janda muda raja.[44] Béla memerintahkan janda itu dipenjara namun ia berhasil melarikan diri ke Kekaisaran Romawi Suci, dimana ia melahirkan seorang putra, István.[45] Béla dan saudaranya Kálmán menganggap putranya seorang anak haram.[46][47]
Béla menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah "restitusi hak-hak kerajaan" dan "pemulihan situasi yang ada di negara ini" pada masa pemerintahan kakeknya, Béla III.[48] Menurut Rogerius mester, ia bahkan "membakar kursi para baron"[49] untuk mencegah mereka duduk di hadapannya selama pertemuan dewan kerajaan.[31] Béla membentuk komisi khusus yang merevisi semua piagam hibah tanah yang dibuat setelah tahun 1196.[48] Pembatalan bekas donasi tersebut mengasingkan banyak rakyatnya dari raja.[31]Paus Gregorius IX memprotes keras penarikan hibah kerajaan yang dilakukan ke Sistersien dan ordo militer.[41][46] Sebagai imbalan atas pembebasan Béla atas pengambilalihan kerajaan pada tahun 1239, Paus mengizinkannya mempekerjakan orang Yahudi lokal dan Muslim di dalam administrasi keuangan, yang selama beberapa dekade telah ditentang oleh Tahta Suci.[41][50]
Setelah kembali dari Magna Hungaria pada tahun 1236, Julianus barát memberitahu Béla dari Mongol, yang pada saat itu tiba di Sungai Volga dan berencana untuk menyerang Eropa.[48] Mongol menyerang Cumania — wilayah paling barat dari Stepa Eurasia — dan mengarahkan Cuman.[51] Melarikan diri dari Mongol, setidaknya 40,000 Cuman mendekati perbatasan timur Kerajaan Hungaria dan menuntut masuk pada tahun 1239.[52][53] Béla hanya setuju untuk memberi mereka perlindungan setelah pemimpin mereka, Köten, berjanji untuk pindah bersama dengan bangsanya ke agama Kristen, dan berperang melawan bangsa Mongol.[52][54][55] Namun penyelesaian massa Cuman nomaden di dataran sepanjang Sungai Tisza memunculkan banyak konflik di antara mereka dan penduduk desa setempat.[52] Béla, yang membutuhkan dukungan militer Cuman, jarang menghukum mereka atas perampokan, pemerkosaan dan kesalahan lainnya.[52][56] Rakyat Hungaria menganggap bahwa ia bias mendukung Cuman, sehingga "permusuhan muncul di antara rakyat dan raja",[57] menurut Roger dari Torre Maggiore.[58]
Béla mendukung pembangunan kota-kota.[42] Misalnya, ia mengkonfirmasi kebebasan warga Székesfehérvár dan memberikan hak istimewa kepada pemukim Hungaria dan Jerman di Bars (Starý Tekov, Slowakia) pada tahun 1237.[46]Zadar, sebuah kota di Dalmasia yang telah hilang dari Venesia pada tahun 1202, mengakui suzerenitas Béla pada tahun 1240.[59]
Invasi Mongol ke Hungaria (1241-42)
Bangsa Mongol berkumpul di tanah yang berbatasan dengan Hungaria dan Polandia di bawah komando Batu Khan pada bulan Desember 1240.[51][59] Mereka menuntut pengakuan Béla ke Khagan mereka, Ogadai Khan, tetapi Béla menolak untuk menyerah dan gunung tersebut berhasil dibentengi.[54][52] Bangsa Mongol menerobos barikade yang didirikan di Pas Verecke (Pas Veretsky, Ukraina) pada tanggal 12 Maret 1241.[54][59]
Adipati Friedrich II dari Austria, yang tiba untuk membantu Béla melawan penjajah, mengalahkan pasukan kecil Mongol di dekat Pest.[52] Ia merebut tahanan, termasuk Cuman dari Stepa Eurasia yang dipaksa untuk bergabung dengan Mongol.[52] Ketika warga Pest menyadari kehadiran Cuman di pasukan yang menyerang, Histeria massa muncul.[60] Warga kota menuduh Köten dan Cuman mereka bekerja sama dengan musuh.[52] Sebuah kerusuhan timbul dan massa membantai pengikut Köten.[61] Köten dibantai atau bunuh diri.[52] Mendengar tentang nasib Köten, orang-orang Cuman memutuskan untuk meninggalkan Hungaria dan menghancurkan banyak desa di dalam perjalanan mereka menuju Balkan.[62][63]
Dengan kepergian Cuman, Béla kehilangan sekutu yang paling berharga.[60] Ia dapat mengumpulkan pasukan kurang dari 60,000 melawan penjajah.[64] Pasukan kerajaan tidak siap dan komandannya — para baron yang diasingkan oleh kebijakan Béla — "akan sangat menyukai raja dikalahkan sehingga mereka akan lebih disayangi",[65] menurut catatan Roger dari Torre Maggiore.[60] Pasukan Hungaria hampir dimusnahkan dalam Pertempuran Mohi di Sungai Sajó pada tanggal 11 April 1241.[54][66][67] Sejumlah besar lord Hungaria, uskup dan bangsawan terbunuh, dan Béla sendiri berhasil lolos dari medan perang.[54] Ia melarikan diri melalui Nitra ke Pressburg (Nitra dan Bratislava di Slovakia).[68] Mongol yang menang menduduki dan menghancurkan sebagian besar daratan di sebelah timur Sungai Donau pada akhir Juni.[52][68]
Atas undangan Adipati Friedrich II dari Austria, Béla pergi ke Hainburg an der Donau.[68] Namun, daripada membantu Béla, sang Adipati memaksanya menyerahkan tiga kadipaten (kemungkinan Locsmánd, Pozsony, dan Sopron).[68][62] Dari Hainburg, Béla melarikan diri ke Zagreb dan mengirim surat kepada Paus Gregorius IX, Kaisar Friedrich II, Raja Louis IX dari Prancis dan raja-raja Eropa Barat lainnya, mendesak mereka mengirim bala bantuan ke Hungaria.[68] Dengan harapan bantuan militer, ia bahkan menerima suzerenitas Kaisar Friedrich II pada bulan Juni.[68] Paus mengumumkan sebuah Perang Salib melawan bangsa Mongol, tetapi tidak ada bala bantuan yang datang.[68][69]
Bangsa Mongol menyeberangi Donau yang membeku pada awal tahun 1242.[62] Sebuah detasemen Mongol di bawah komando Kadan, putra Ogadai, mengejar Béla dari kota ke kota di Dalmasia.[70][71] Béla mengungsi di Trogir yang dibentengi dengan baik.[70] Sebelum Kadan mengepung kota tersebut pada bulan Maret, berita kematian Khagan tiba.[62][72] Batu Khan ingin menghadiri pada pemilihan penerus Ogadai dengan pasukan yang cukup dan memerintahkan penarikan semua pasukan Mongol.[73][74] Béla, yang berhutang budi kepada Trogir, mengabulkannya mendarat di dekat Split, yang menimbulkan konflik yang berlangsung lama di antara kedua kota Dalmasia tersebut.[75]
Pendiri kedua negara (1242-61)
Sekembalinya ke Hungaria pada bulan Mei tahun 1242, Béla menemukan sebuah negara yang hancur.[69][74] Kerusakan sangat parah di dataran timur sungai Donau dimana setidaknya separuh desa kehilangan jumlah penduduknya.[76][77] Bangsa Mongol telah menghancurkan sebagian besar pusat administrasi tradisional, yang dipertahankan oleh dinding-dinding tanah dan kayu.[78] Hanya tempat-tempat yang dibentengi dengan baik, seperti Esztergom, Székesfehérvár dan Biara Pannonhalma, berhasil melawan pengepungan.[77][78] Wabah kelaparan terjadi pada tahun 1242 dan 1243.[79][80][81]
Persiapan serangan baru Mongol menjadi perhatian utama kebijakan Béla.[76] Di dalam sepucuk surat tahun 1247 kepada Paus Innosensius IV, Béla mengumumkan rencananya untuk memperkuat Donau — "sungai konfrontasi" — dengan benteng-benteng baru.[82][83] Ia meninggalkan hak prerogatif kerajaan kuno untuk membangun dan memiliki kastil-kastil, mempromosikan pendirian hampir 100 benteng baru pada akhir masa pemerintahannya.[74][76] Benteng-benteng ini termasuk kastil baru yang dibangun Béla di Nagysáros (Veľký Šariš, Slowakia), dan sebuah kastil lain yang dimiliki Béla dan istrinya di Visegrád.[76]
Béla berusaha meningkatkan jumlah pasukan dan memperbaiki peralatan mereka.[76] Ia membuat hibah tanah di daerah berhutan dan mewajibkan pemilik lahan baru untuk melengkapi pasukan kavaleri lapis baja untuk bertugas di pasukan kerajaan.[84] Misalnya, yang disebut Tízlándzsások di Kadipaten Szepes (Spiš, Slowakia) menerima hak istimewa mereka dari Béla pada tahun 1243.[85][86] Ia bahkan mengizinkan para baron dan uskup mempekerjakan bangsawan bersenjata, yang sebelumnya langsung tunduk pada penguasa, di tempat pribadi mereka.[87] Béla memberikan Banate Szörény Ksatria Hospitaller pada tanggal 2 Juni 1247, tetapi Ksatria meninggalkan wilayah tersebut pada tahun 1260.[81][88]
Untuk mengganti kerugian setidaknya 15 persen populasi, yang tewas dalam serangan Mongol dan wabah kelaparan selanjutnya, Béla mempromosikan penjajahan.[79][80] Ia memberikan kebebasan khusus kepada kolonis, termasuk kebebasan pribadi dan perlakuan pajak yang menguntungkan.[89] Jerman, Moravia, Polandia, Rutenia dan "tamu-tamu" lainnya tiba dari negara-negara tetangga dan menetap di daerah yang berpenduduk rendah atau jarang.[90] Ia juga membujuk Cuman, yang pada tahun 1241 meninggalkan Hungaria, untuk kembali dan menetap di dataran sepanjang Sungai Tisza.[86][91] Ia bahkan mengatur pertunangan putra sulungnya, István, yang dinobatkan sebagai raja junior pada atau sebelum tahun 1246, dengan Erzsébet, putri kepala suku Cuman.[91][92]
Béla memberikan hak istimewa kepada Székesfehérvár ke lebih dari 20 permukiman, mempromosikan pembangunan mereka ke kota-kota pemerintahan sendiri.[93] Kebebasan dari kota-kota pertambangan di Felvidék juga dibabarkan dalam pemerintahan Béla.[94] Untuk tujuan defensif, ia memindahkan warga Pest ke sebuah bukit di sisi seberang Donau pada tahun 1248.[95] Dalam dua dekade kota mereka yang baru dibentengi, Buda, menjadi pusat perdagangan terpenting di Hungaria.[96][93] Béla juga memberikan hak istimewa kepada Gradec, pusat pertahanan Zagreb, pada tahun 1242 dan mengkonfirmasi mereka pada tahun 1266.[97][98]
Béla mengadopsi kebijakan luar negeri aktif segera setelah penarikan pasukan Mongol.[99][100] Pada paruh kedua tahun 1242 ia menyerang Austria dan memaksa Adipati Friedrich II untuk menyerahkan tiga kadipaten kepadanya selama serangan Mongol.[72] Di sisi lain, Venesia menduduki Zadar pada musim panas tahun 1243.[72] Béla meninggalkan Zadar pada tanggal 30 Juni 1244, tetapi Venesia mengakui hak warisnya terhadap sepertiga pendapatan bea cukai kota Dalmasia.[72]
Béla membentuk sebuah aliansi defensif mleawan bangsa Mongol.[101] Ia menikahkan ketiga putrinya kepada pangeran-pangeran yang negaranya juga terancam oleh Mongol.[101]Rostislav Mikhailovich, pretender Kepangeranan Halych, tokoh pertama yang menikah pada tahun 1243, dengan salah satu putri Béla, Anna.[72][102] Béla mendukung menantunya menyerang Halych pada tahun 1245, tetapi lawan Rostislav, Danylo Romanovych memukul mundur serangan mereka.[103]
Pada tanggal 21 Agustus 1245 Paus Gregorius membebaskan Béla dari sumpah kesetiaan yang ia berikan kepada Kaisar Friedrich selama serangan Mongol.[103] Pada tahun berikutnya, Adipati Friedrich II dari Austria menyerang Hungaria.[88] Ia mengarahkan pasukan Béla di dalam Pertempuran Sungai Leitha pada tanggal 15 Juni 1246, tetapi tewas di medan pertempuran.[88][104] Kematiannya yang tanpa keturunan menimbulkan sejumlah konflik,[100] karena kedua keponakannya, Gertrud, dan saudarinya, Margarete, menuntut hak waris ke Austria dan Steiermark. Béla memutuskan untuk campur tangan dalam konflik hanya setelah bahaya serangan Mongol kedua berkurang pada akhir tahun 1240-an.[105] Sebagai pembalasan serangan Austria sebelumnya ke Hungaria, Béla melakukan serangan penjarahan ke Austria dan Steiermark pada musim panas tahun 1250.[106][107] Pada tahun itu ia bertemu dan mengakhiri sebuah perjanjian damai dengan Danylo Romanovych, Pangeran Halych di Zólyom (Zvolen, Slowakia).[106] Dengan mediasi Béla, putra sekutunya yang baru, Roman menikahi Gertrud dari Austria.[108]
Béla dan Danylo Romanovych menyatukan pasukan mereka dan menyerang Austria dan Moravia pada bulan Juni tahun 1252.[108][107] Setelah penarikan mereka, Ottokar, Markgrafschaft Mähren — yang menikahi Margarete dari Austria — menyerang dan menduduki Austria dan Steiermark.[107] Pada musim panas tahun 1253, Béla melancarkan kampanye melawan Moravia dan mengepung Olomouc.[109] Danylo Romanovych, Bolesław V dari Kraków, dan Wladislaw dari Opole intervensi atas nama Béla, tetapi ia mengangkat pengepungan tersebut pada akhir Juni.[110]Paus Innosensius IV memediasikan sebuah perjanjian damai, yang ditandatangani di Pressburg (Bratislava, Slowakia) pada tanggal 1 Mei 1254.[110] Sesuai dengan perjanjian tersebut, Ottokar, yang pada saat itu menjadi Raja Bohemia, menyerahkan Steiermark kepada Béla.[110][111]
Béla menunjuk menantunya, Rostislav Mikhailovich Banate Macsó (Mačva, Serbia) pada tahun 1254.[110][112] Tugas Rostislav adalah membentuk zona penyangga di sepanjang perbatasan selatan.[113] Ia telah menduduki Bosnia pada tahun pengangkatannya dan memaksa Tzar Mikhael II Asen menyerahkan Beograd dan Barancs (Braničevo, Serbia) pada tahun 1255.[112][114] Béla mengadopsi gelar Raja Bulgaria, tetapi ia hanya menggunakannya sesekali pada tahun-tahun berikutnya.[114]
Bangsawan Steiermark memberontak melawan gubernur Béla, István Gutkeled dan mengarahkannya pada awal tahun 1258.[115] Béla menyerang Steiermark, memulihkan suzerenitasnya dan menunjuk putra sulungnya, István, Adipati Steiermark.[115][116] Pada tahun 1259, penerus Batu Khan, Berke Khan, mengusulkan persekutuan dengan menawarkan untuk menikahkan salah seorang putrinya kepada salah seorang putra Béla, tetapi ia menolak tawaran tersebut.[113][114]
Tidak puas dengan pemerintahan putra Béla, beberapa lord Steiermark meminta bantuan Ottokar dari Bohemia.[116] Béla dan sekutunya — Danylo Romanovych, Bolesław V, dan Leszek si Hitam dari Sieradz — menyerang Moravia, tetapi Ottokar menaklukkan mereka dalam Pertempuran Kressenbrunn pada tanggal 12 Juni 1260.[104][117][118] Kekalahan tersebut memaksa Béla untuk meninggalkan Steiermark demi Raja Bohemia di dalam Perjanjian Wina, yang ditandatangani pada tanggal 31 Maret 1261.[104][119] Di sisi lain, Ottokar menceraikan istrinya yang lebih tua, Margarete dari Austria, dan menikahi cucu Béla — putri Rostislav Mikhailovich dan Anna — Kunhuta Haličská.[104][119]
Béla awalnya berencana menikahkan putri bungsunya, Santa Margit, dengan Raja Ottokar.[120] Namun Margit yang tinggal di Biara sang Perawan Maria di Pulau Kelinci, menolak untuk menikah.[121][122] Dengan bantuan penerima pengakuan dosa Dominikan, ia mengambil sumpah religius terakhirnya yang mencegah pernikahannya.[120] Merasa kesal atas tindakan ini, sang Raja yang sampai saat itu mendukung Dominikan, lebih menyukai Fransiskan pada tahun-tahun berikutnya.[120][121] Ia bahkan menjadi seorang tertier Fransiskan, menurut Legenda Besar saudarinya yang santa, Erzsébet.[123]
Perang saudara (1261-66)
Béla dan putranya, István bersama-sama menyerang Bulgaria pada tahun 1261.[119][124][125] Mereka memaksa Tzar Konstantinus Tikh meninggalkan wilayah Vidin.[125] Béla kembali ke Hungaria sebelum akhir kampanye, yang dilanjutkan oleh putranya.[126]
Putra kesayangan Béla yang bernama sama sepertinya (yang ditunjuk sebagai Adipati Slavonia) dan putrinya Anna menjengkelkan István.[127][128] István menduga ayahandanya berencana untuk mencabut haknya.[129] István sering menyebutkan dalam piagamnya bahwa ia telah "menderita penganiayaan berat" oleh "orangtuanya tanpa ampun" saat merujuk pada akar konfliknya dengan ayahandanya.[129] Meskipun beberapa bentrokan terjadi di musim gugur, sebuah perang saudara yang langgeng dhindari melalui mediasi Uskup Agung Philip dari Esztergom dan Smaragd dari Kalocsa yang membujuk Béla dan putranya berkompromi.[130][131] Menurut Perjanjian Pressburg, keduanya membagi negara di sepanjang sungai Donau: tanah-tanah di sebelah barat sungai tetap berada di bawah kekuasaan Béla, dan pemerintahan di wilayah timur di ambil alih oleh István, raja junior.[130]
Hubungan di antara ayah dan anak tetap tegang.[127] István menyita tanah milik ibundanya dan saudarinya yang terletak di wilayahnya di sebelah timur sungai Donau.[132] Pasukan Béla di bawah komando Putri Anna menyeberangi sungai Donau pada musim panas tahun 1264.[133][127] Ia menduduki Sárospatak dan menangkap istri dan anak-anak István.[130] Sebuah detasemen pasukan kerajaan di bawah komando Országbíró Béla, Lawrence memaksa István mundur sejauh benteng di Feketehalom (Codlea, Rumania) di ujung paling timur Transilvania.[130][127] Partisan raja junior membebaskan kastil dan ia memulai serangan balik di musim gugur.[130][127] Di dalam Pertempuran Isaszeg, ia mengarahkan pasukan ayahandanya pada bulan Maret 1265.[127]
Dua uskup agung yang mendamaikan Béla dan putranya sekali lagi melakukan tindakan yang sama.[130] Kesepakatan mereka ditandatangani di Biara Dominikan sang Perawan Maria di Pulau Margit, Budapest pada tanggal 23 Maret 1266.[127][130] Perjanjian baru tersebut mengkonfirmasikan pembagian negara di sepanjang Donau dan mengatur banyak aspek koeksistensi regnum Béla dan rejimen István, termasuk pengumpulan pajak dan hak rakyat untuk melakukan gerakan bebas.[127][130]
Tahun-tahun terakhir (1266-70)
"Bangsawan seluruh Hungaria, yang disebut servientes regis"[134] dari kedua wilayah raja senior dan junior yang berkumpul di Esztergom pada tahun 1267.[135] Atas permintaan mereka, Béla dan István bersama-sama menegaskan hak istimewa mereka, yang pertama kali dijabarkan di Bulla Emas 1222, sebelum tanggal 7 September.[135][136] Sesaat setelah pertemuan tersebut, Béla menugaskan empat bangsawan dari masing-masing daerah dengan tugas merevisi hak kepemilikan di Transdanubia.[135]
Raja Stefan Uroš I menyerbu Banat Macsó, sebuah wilayah yang berada di bawah kekuasaan putri Béla yang menjanda, Anna.[137][138] Pasukan kerajaan segera mengusir penjajah dan menangkap Stefan Uroš.[137][139] Raja Serbia tersebut dipaksa membayar uang tebusan sebelum dibebaskan.[137]
Putra kesayangan Béla yang bernama Béla juga, meninggal pada musim panas tahun 1269.[94] Pada tanggal 18 Januari 1270 putri bungsu raja, Santa Margit, juga meninggal.[94] Singkatnya, Béla jatuh sakit.[128] Sebelum kematiannya, ia meminta Raja Ottokar II dari Bohemia, menantu Putri Anna, untuk membantu istrinya, putri dan partisannya jika mereka dipaksa meninggalkan Hungaria oleh putranya.[128] Béla meninggal du Pulau Kelinci pada tanggal 3 Mei 1270.[136][139] Dengan kematiannya pada usia enam puluh tiga tahun, ia melampaui usia kebanyakan anggota Wangsa Árpád.[140] Ia dimakamkan di dalam gereja Fransiskan di Esztergom, tetapi Uskup Agung Philip dari Esztergom memindahkan jenazahnya ke Katedral Esztergom.[141] Jenazah Béla berhasil dikembalikan hanya setelah menjalankan tuntutan hukum yang panjang.[142]
Kunegunda (5 Maret 1224 – 24 Juli 1292), juga dikenal sebagai Kinga. Ia menikah dengan Raja Bolesław V Wstydliwy, setelah kematian suaminya ia menjadi seorang suster dan kepala biara; ia dikanonisasikan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1999.
Margit (27 Januari 1242 – 18 Januari 1271). Dinamakan seperti kakak perempuannya. Dikanonisasi oleh Gereja Katolik Roma pada tahun 1943, dari siapa Pulau Margit di Budapest dinamakan, yang menjadi tempat di mana sebuah biara kerajaan didirikan oleh orang tuanya untuknya.
Bryan Cartledge menulis bahwa Béla "menata ulang struktur pemerintahan, menetapkan kembali peraturan undang-undang, mengisi kembali sebuah pedesaan yang hancur, mendukung pertumbuhan kota-kota, menciptakan kota kerajaan baru Buda dan menghidupkan kembali kehidupan komersial negara tersebut" selama masa jabatannya berakhir pemerintahan tiga dasawarsa.[91] Julukan almarhum Béla — "pendiri negara kedua" (bahasa Hungaria: második honalapító) — menunjukkan bahwa anak cucunya turut menyebabkan Hungaria bertahan dalam serangan Mongol.[146] Di sisi lain, Kronik Piktum mencatat bahwa Béla "adalah seorang pria yang damai, tapi tidak beruntung di dalam memimpin pasukan dan pertempuran"[147] saat menceritakan kekalahan Béla dalam Pertempuran Kressenbrunn.[117] Kronik yang sama menyimpan Epigram berikut yang tertera di makamnya:[117]
"Lihatlah pemandangan yang indah ini, tiga cincin altar Perawan, Raja, adipati, dan ratu, yang hadir dalam kegembiraan. Selama mungkin kekuatanmu, Raja Béla, yang terakhir, kecurangan menyembunyikan dirinya sendiri, kedamaian berkembang, kebajikan memerintah."
^The Hungarian Illuminated Chronicle (ch. 178.126), p. 140.
^The Hungarian Illuminated Chronicle (ch. 179.127), p. 141.
Daftar pustaka
Sumber pertama
Master Roger's Epistle to the Sorrowful Lament upon the Destruction of the Kingdom of Hungary by the Tatars (Translated and Annotated by János M. Bak and Martyn Rady) (2010). In Rady, Martyn; Veszprémy, László; Bak, János M. (2010). Anonymus and Master Roger. CEU Press. ISBN978-963-9776-95-1.
The Galician-Volynian Chronicle (An annoted translation by George A. Perfecky) (1973). Wilhelm Fink Verlag.
The Hungarian Illuminated Chronicle: Chronica de Gestis Hungarorum (Edited by Dezső Dercsényi) (1970). Corvina, Taplinger Publishing. ISBN0-8008-4015-1.
The Laws of the Medieval Kingdom of Hungary, 1000–1301 (Translated and Edited by János M. Bak, György Bónis, James Ross Sweeney with an essay on previous editions by Andor Czizmadia, Second revised edition, In collaboration with Leslie S. Domonkos) (1999). Charles Schlacks, Jr. Publishers. pp. 1–11. ISBN1-884445-29-2.
Sumber kedua
Almási, Tibor (1994). "IV. Béla; Gertrúd". Dalam Kristó, Gyula; Engel, Pál; Makk, Ferenc. Korai magyar történeti lexikon (9–14. század) [Encyclopedia of the Early Hungarian History (9th–14th centuries)] (dalam bahasa Hungaria). Akadémiai Kiadó. hlm. 92–93, 234. ISBN963-05-6722-9.
Bárány, Attila (2012). "The Expansion of the Kingdom of Hungary in the Middle Ages (1000–1490)". Dalam Berend, Nóra. The Expansion of Central Europe in the Middle Ages. Ashgate Variorum. hlm. 333–380. ISBN978-1-4094-2245-7.
Engel, Pál (2001). The Realm of St Stephen: A History of Medieval Hungary, 895–1526. I.B. Tauris Publishers. ISBN1-86064-061-3.
Érszegi, Géza; Solymosi, László (1981). "Az Árpádok királysága, 1000–1301 [The Monarchy of the Árpáds, 1000–1301]". Dalam Solymosi, László. Magyarország történeti kronológiája, I: a kezdetektől 1526-ig [Historical Chronology of Hungary, Volume I: From the Beginning to 1526] (dalam bahasa Hungaria). Akadémiai Kiadó. hlm. 79–187. ISBN963-05-2661-1.
Fine, John V. A (1994). The Late Medieval Balkans: A Critical Survey from the Late Twelfth Century to the Ottoman Conquest. The University of Michigan Press. ISBN0-472-08260-4.
Kristó, Gyula; Makk, Ferenc (1996). Az Árpád-ház uralkodói [Rulers of the House of Árpád] (dalam bahasa Hungaria). I.P.C. Könyvek. ISBN963-7930-97-3.
Kristó, Gyula (2003). Háborúk és hadviselés az Árpádok korában [Wars and Tactics under the Árpáds] (dalam bahasa Hungaria). Szukits Könyvkiadó. ISBN963-9441-87-2.
Makkai, László (1994a). "Transformation into a Western-type state, 1196–1301". Dalam Sugar, Peter F.; Hanák, Péter; Frank, Tibor. A History of Hungary. Indiana University Press. hlm. 23–33. ISBN963-7081-01-1.
Makkai, László (1994b). "The Emergence of the Estates (1172–1526)". Dalam Köpeczi, Béla; Barta, Gábor; Bóna, István; Makkai, László; Szász, Zoltán; Borus, Judit. History of Transylvania. Akadémiai Kiadó. hlm. 178–243. ISBN963-05-6703-2.
Runciman, Steven (1989). A History of the Crusades, Volume II: The Kingdom of Jerusalem and the Frankish East 1100–1187. Cambridge University Press. ISBN0-521-06162-8.
Sălăgean, Tudor (2005). "Regnum Transilvanum. The assertion of the Congregational Regime". Dalam Pop, Ioan-Aurel; Nägler, Thomas. The History of Transylvania, Vol. I. (Until 1541). Romanian Cultural Institute (Center for Transylvanian Studies). hlm. 233–246. ISBN973-7784-00-6.
Tanner, Marcus (2010). Croatia: A Nation Forged in War. Yale University Press. ISBN978-0-300-16394-0.
Žemlička, Josef (2011). "The Realm of Přemysl Ottokar II and Wenceslas II". Dalam Pánek, Jaroslav; Tůma, Oldřich. A History of the Czech Lands. Charles University in Prague. hlm. 106–116. ISBN978-80-246-1645-2.
Zsoldos, Attila (2007). Családi ügy: IV. Béla és István ifjabb király viszálya az 1260-as években [A family affair: The Conflict between Béla IV and King-junior Stephen in the 1260s] (dalam bahasa Hungaria). História, MTA Történettudományi Intézete. ISBN978-963-9627-15-4.