Perusahaan Umum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (1984-1986) Perusahaam Umum Angkasa Pura II (1986-1993) PT Angkasa Pura II (Persero) (1993–2021) PT Angkasa Pura II (2021–2024)
Inkarnasi kedua dari PT Angkasa Pura Indonesia (berbisnis dengan nama Injourney Airports, sebelumnya bernama PT Angkasa Pura II)[b] adalah anak usaha dari Injourney yang bergerak di bidang pengelolaan bandara. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini mengelola 20 bandara yang terutama terletak di Indonesia bagian barat.[3][4]
Pada tahun 2004, perusahaan ini meresmikan terminal khusus haji di Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Bandara Internasional Minangkabau. Pada tahun 2006, Wakil Presiden Jusuf Kalla meletakkan batu pertama pembangunan Bandara Kualanamu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian juga meresmikan lounge khusus TKI di Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 2006 juga, perusahaan ini mendirikan PT Railink bersama PT Kereta Api Indonesia. Pada tahun 2007, perusahaan ini mulai mengelola Bandara Depati Amir dan Bandara Sultan Thaha. Pada tahun 2009, perusahaan ini meresmikan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Setahun kemudian, perusahaan ini juga meluncurkan kembali Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 2011, perusahaan ini meletakkan batu pertama pembangunan terminal di Bandara Depati Amir dan Bandara Supadio. Setahun kemudian, perusahaan ini meresmikan terminal baru di Bandara Sultan Syarif Kasim II. Pada tahun 2013, perusahaan ini mulai mengelola Bandara Silangit, serta mulai mengoperasikan Bandara Kualanamu dan terminal baru di Bandara Raja Haji Fisabilillah. Pada tahun 2016, perusahaan ini mulai mengoperasikan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta.
Pada bulan Januari 2017, perusahaan ini mulai mengoperasikan terminal internasional baru di Bandara Husein Sastranegara dan terminal baru di Bandara Depati Amir. Pada bulan September 2017, perusahaan ini mulai membangun Airport Operation Control Center (AOCC) dan mulai mengoperasikan kalayang di Bandara Soekarno-Hatta. Pada bulan November 2017, perusahaan ini mulai mengelola Bandara Jenderal Besar Sudirman. Pada bulan November 2017 juga, Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Silangit. Pada bulan Desember 2017, PT Railink mulai mengoperasikan KA Bandara Soekarno-Hatta. Pada bulan Desember 2017 juga, Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Ultimate Bandara Supadio dengan didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Pada bulan yang sama, perusahaan ini juga mulai mengelola Bandara Banyuwangi. Pada tahun 2018, perusahaan ini mulai mengoperasikan Bandara Kertajati. Pada bulan Oktober 2019, perusahaan ini juga mulai mengelola Bandara Radin Inten II, Bandara H.A.S. Hanandjoeddin, dan Bandara Fatmawati Soekarno.[3][4]
Pada bulan Oktober 2021, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Aviasi Pariwisata Indonesia (Injourney), sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang aviasi dan pariwisata.[10] Pada bulan Desember 2023, perusahaan ini menyerahkan seluruh saham Angkasa Pura Solusi, Angkasa Pura Propertindo, dan Gapura Angkasa yang mereka pegang ke PT Angkasa Pura Kargo, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding di internal Injourney yang bergerak di bidang pendukung operasional bandara. Nama perusahaan tersebut kemudian juga diubah menjadi PT Integrasi Aviasi Solusi. Pada bulan Januari 2024, perusahaan ini resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan tersebut ke Injourney. Pada bulan Juli 2024, nama perusahaan ini diubah menjadi seperti sekarang dan Angkasa Pura I digabung ke dalam perusahaan ini, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding di internal Injourney yang bergerak di bidang pengelolaan bandara.[11]
Penghargaan
Perusahaan ini telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi. Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan, di antaranya adalah:
“The Best BUMN in Logistic Sector” dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006).
“The Best I in Good Corporate Governance” (2006).
Juara I “Annual Report Award” kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed (2007).
BUMN Terbaik dan Tepercaya dalam bidang Good Corporate Governance pada Corporate Governance Perception Index Award (2007).
1st The Best Non Listed Company dari Anugerah Business Review (2009).
The World 2nd Most On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com (2009).
Juara III Annual Report Award kategori BUMN Non- Keuangan Non-Listed (2009).
The Best Prize ‘INACRAFT Award in category natural fibers (2010).
GCG Award as Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010 (2011).
Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2011).
Penghargaan untuk Bandara Internasional Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism Award (2011).
Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja terhitung mulai 1 Januari 2009 - 31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dalam Indonesia Travel & Tourism Award (2011).
Serta berbagai penghargaan pada tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best Airport 2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), kategori Good Airport Services untuk Bandara Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng) dan kategori Progressive Airport Service 2012 untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng).
^Sebelumnya bernama: Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran (1962-1965) Perusahaan Negara Angkasa Pura (1965-1974) Perusahaan Umum Angkasa Pura (1974-1986) Perusahaan Umum Angkasa Pura I (1986-1992) PT Angkasa Pura I (Persero) (1992–2021)
^Inkarnasi pertama perusahaan dengan nama sama kini bernama PT Angkasa Pura Nusantara.
^Dimiliki oleh konsorsium Injourney, PT Wijaya Karya Tbk, dan Incheon International Airport Corporation