Perusahaan Perdagangan Indonesia

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia
Sebelumnya
PT Cipta Niaga (Persero)
Anak perusahaan BUMN
IndustriPerdagangan
PendahuluPT Panca Niaga (Persero)
PT Dharma Niaga (Persero)
Didirikan19 Juni 2003; 21 tahun lalu (2003-06-19) di Jakarta, Indonesia
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Nina Sulistyowati[1]
(Direktur Utama)
Herman Heru Suprobo[2]
(Komisaris Utama)
Merek
  • Panganesia
  • Covare
  • Arnesh
  • Transamin
  • Dharmabas
  • dsb.
[3]
JasaPerdagangan dan distribusi dalam negeri dan luar negeri
PendapatanRp 2,865 triliun (2020)[4]
Rp 33,008 milyar (2020)[4]
Total asetRp 3,221 triliun (2020)[4]
Total ekuitasRp 2,054 triliun (2020)[4]
IndukPT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)
Anak usahaPT PPI Industri
PT BGR Logistik Indonesia
Situs webwww.ptppi.co.id
Bekas kantor pusat PT Cipta Niaga di Kota (foto diambil tahun 2011)
Bekas kantor pusat PT Kerta Niaga di Kali Besar Timur (foto diambil tahun 2011)

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) atau dikenal di luar negeri sebagai Indonesia Trading Company (ITC), adalah bagian dari ID FOOD yang menjadi trading house dan bergerak di bidang ekspor, impor, dan distribusi.

Sejarah

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1959 saat pemerintah Indonesia menasionalisasi belasan perusahaan perdagangan. Nama dan badan hukum dari belasan perusahaan tersebut kemudian diubah, seperti NV Geo. Wehry, NV Mirandolle, Voûte & Co., NV Borsumij, NV Internatio, NV Lindeteves, dan NV Jacobson van den Berg yang masing-masing diubah menjadi PT Triangle, PT Mira Sari, PT Indonesian Development Industrial & Trading (Indevitra), PT Satya Negara, PT Indonesian Estates & Industrial Supply (Indestins), dan PT Yuda Bhakti.[5][6]

Dua tahun kemudian, pemerintah mengubah Yayasan Bahan Penting menjadi sebuah perusahaan negara (PN) dengan nama PN Sejati Bhakti; PT Usindo, PT Jasanegara, PT Agung, dan PT Everard & Co. digabung untuk membentuk PN Jaya Bhakti; PT Central Trading Company dan PT Gaya Sari digabung untuk membentuk PN Tri Bhakti; PT Satya Negara, PT Sapta Putra, PT Mira Sari, dan PT Puspaka digabung untuk membentuk PN Aneka Bhakti;[7] PT Indevitra, PT Indexim, dan PT Molukse digabung untuk membentuk PN Budi Bhakti; PT Yuda Bhakti, PT Grafia Bhakti, PT Kartipanca, PT Permata, PT Tantular, dan NV Tsounas digabung untuk membentuk PN Fajar Bhakti;[8] PT Triangle, PT Telsari, PT Anditya, PT Obor Baru, dan PT Oger Freres digabung untuk membentuk PN Marga Bhakti; PT Indestins, PT W.J. Stokvis, dan PT Upigrafin, dan PT Yuda Electro digabung untuk membentuk PN Tulus Bhakti; serta PT Waja Jawa, PT Indonesian Steel & Engineering Corporation, PT Lettergieterij Amsterdam, PT All Technics, dan PT Gaya Remaja digabung untuk membentuk PN Sinar Bhakti.[9]

Pada tahun 1964, pemerintah mereorganisasi sembilan perusahaan tersebut menjadi enam perusahaan dengan nama PN Aduma Niaga dan PN Aneka Niaga untuk berbisnis di bidang importasi dan distribusi bahan pokok; PN Panca Niaga dan PN Satya Niaga untuk berbisnis di bidang ekspor; serta PN Dharma Niaga dan PN Pembangunan Niaga untuk berbisnis di bidang importasi peralatan pabrik.[10] Pada praktiknya, PN Aduma Niaga, PN Pembangunan Niaga, dan PN Aneka Niaga beroperasi sebagai dua unit yang independen, sehingga pada tahun 1966, pemerintah memisahkan PN Aduma Niaga II, PN Aneka Niaga II, dan PN Pembangunan Niaga II masing-masing menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama PN Dirga Niaga dan PN Kerta Niaga untuk berbisnis di bidang importasi dan distribusi bahan pokok, serta PN Cipta Niaga untuk berbisnis di bidang ekspor.[11]

Pada tahun 1971, badan hukum dari sembilan perusahaan tersebut diubah menjadi persero. Pada tahun 1977, Satya Niaga digabung ke dalam Dharma Niaga. Pada tahun 1982, Dirga Niaga dan Pembangunan Niaga digabung ke dalam Panca Niaga. Pada tahun 1998, Kerta Niaga digabung ke dalam Dharma Niaga.[12] Pada tahun 2003, pemerintah menggabungkan Dharma Niaga dan Panca Niaga ke dalam Cipta Niaga, sehingga nama Cipta Niaga kemudian diubah menjadi seperti sekarang.[13][14]

Pada bulan September 2021, pemerintah Indonesia menggabungkan Bhanda Ghara Reksa ke dalam perusahaan ini.[15] Pada bulan November 2021, perusahaan ini pun mengubah nama PT Tri Sari Veem menjadi PT BGR Logistik Indonesia untuk melanjutkan aktivitas bisnis dari Bhanda Ghara Reksa.[16] Pada bulan Januari 2022, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Rajawali Nusantara Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang pangan.[17]

Kegiatan usaha

Kegiatan utama PPI adalah perdagangan umum, yang terdiri dari ekspor, impor dan distribusi, termasuk:

  • Produk industri:
    • Bahan konstruksi (semen, aspal, produk baja, produk logamlainnya),
    • Produk pertanian (bahan kebutuhan pokok, rempah-rempah, hasil hutan dan produk perikanan),
    • Bahan kimia (pupuk, pestisida, bahan kimia berbahaya dan obat-obatan),
    • Mesin dan peralatan (alat kesehatan, alat pertanian, mesin berat dan kendaraan bermotor).
  • Produk konsumer:
    • Produk beberapa merek terkenal seperti Unilever),
    • Produk makanan dan minuman (khususnya minuman beralkohol, sebagai importir resmi yang ditunjuk oleh pemerintah Indonesiav.

PPI memiliki lebih kurang 869 pegawai di kantor pusat dan di hampir semua provinsi di Indonesia.

PPI memiliki jaringan marketing/gerai pemasaran seperti kantor, pergudangan dan infrastruktur lainnya untuk kegiatan distribusi di seluruh wilayah Indonesia.

Referensi

  1. ^ "Dewan Direksi". ptppi.co.id. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Diakses tanggal 7 September 2021. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". ptppi.co.id. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Diakses tanggal 7 September 2021. 
  3. ^ "Lini Bisnis". ptppi.co.id. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Diakses tanggal 6 September 2021. 
  4. ^ a b c d "Laporan Keuangan". ptppi.co.id. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Diakses tanggal 7 September 2021. 
  5. ^ Phạm, Văn Thuỷ (2019). Beyond Political Skin: Colonial to National Economies in Indonesia and Vietnam (1910s-1960s) (dalam bahasa Inggris). Springer. hlm. 199. ISBN 9789811337116. 
  6. ^ Sedjarah perkembangan pembangunan daerah Djawa Barat, tahun 1945-1965.  . Bandung: Badan Koordinasi Pembangunan Daerah Jawa Barat. 1965. hlm. 221–222. 
  7. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 76 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 14 Juli 2024. 
  8. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 14 Juli 2024. 
  9. ^ 20 tahun Indonesia merdeka. 6. Jakarta: Departemen Penerangan Republik Indonesia. 1965. hlm. 128–129. 
  10. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 31 tahun 1964" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 14 Juli 2024. 
  11. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1966" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 14 Juli 2024. 
  12. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1998" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 16 Juli 2024. 
  13. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-08. Diakses tanggal 2019-08-08. 
  14. ^ "Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2003" (PDF). Badan Pemeriksaan Keuangan RI. Diakses tanggal 16 Juli 2024. 
  15. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 97 tahun 2021" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 17 September 2021. 
  16. ^ Suteja, Jaja (2 Desember 2021). "Anak Usaha PT PPI Resmi Ganti Nama Jadi PT BLI". BeritaSatu. Diakses tanggal 14 Desember 2021. 
  17. ^ Nababan, Christine Novita (7 Januari 2022). "Holding BUMN Pangan Terbentuk, RNI Resmi Jadi Induk". CNN Indonesia. CNN Indonesia. Diakses tanggal 8 Januari 2022. 

Pranala luar