Semen Padang (perusahaan)
PT Semen Padang adalah anak usaha SIG yang bergerak di bidang produksi semen. Perusahaan ini adalah produsen semen tertua di Asia Tenggara. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini mengoperasikan lima unit pabrik di Padang dan satu unit pabrik di Dumai dengan total kapasitas produksi mencapai 8,9 juta ton semen per tahun.[4][5] SejarahPerusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1906 saat seorang perwira Belanda berkebangsaan Jerman, Carl Christophus Lau, mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk dapat mendirikan sebuah pabrik semen di Indarung, Padang. Sebelumnya, Lau berhasil menemukan bahan baku untuk pabrik semen di Indarung.[6] Permohonan tersebut lalu disetujui sekitar tujuh bulan kemudian. Carl Christophus Lau kemudian bermitra dengan sejumlah perusahaan untuk mendirikan pabrik semen tersebut pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM).[7][1] Klin pertama perusahaan ini kemudian selesai dibangun pada tahun 1911 dengan kapasitas produksi sebesar 76,5 ton semen per hari. Klin kedua lalu mulai dibangun setahun kemudian dengan kapasitas produksi yang sama.[1] Pada tahun 1913, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung I dengan kapasitas produksi sebesar 22,9 ribu ton semen per tahun. Pada tahun 1939, perusahaan ini meningkatkan kapasitas produksi Pabrik Indarung I menjadi 170 ribu ton semen per tahun. Pasca Perang Dunia II, selama pendudukan Jepang di Indonesia, perusahaan ini dikelola oleh Asano Cement (kini Taiheiyo Cement). Hasil produksi perusahaan ini pun digunakan untuk mendukung kebutuhan militer Jepang. Pada bulan Agustus 1944, pabrik milik perusahaan ini hancur akibat dibom oleh tentara Sekutu. Pasca Indonesia merdeka, nama perusahaan ini diubah menjadi NV Padang Portland Cement Maatschappij (PPCM).[1] Pada tahun 1959, pemerintah Indonesia resmi menasionalisasi perusahaan ini,[8] dan Badan Penyelenggara Perusahaan Industri dan Tambang (BAPPIT) kemudian mengelola perusahaan ini. Pada tahun 1961, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi sebuah perusahaan negara (PN) dengan nama PN Semen Padang.[9] Pada akhir dekade 1960-an, pergolakan PRRI membuat operasional perusahaan ini terganggu, sehingga pabrik semen milik perusahaan ini hampir dibesituakan. Rencana tersebut kemudian digagalkan oleh Gubernur Sumatera Barat, Harun Zain, yang lalu meminta Ir. Azwar Anas untuk memimpin perusahaan ini. Azwar Anas kemudian berhasil merevitalisasi perusahaan ini, sehingga perusahaan ini dapat bertahan. Pada tahun 1971, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi persero[10] dan kapasitas produksi Pabrik Indarung I ditingkatkan menjadi 300 ribu ton semen per tahun. Pada tahun 1979, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung II dengan kapasitas produksi sebesar 600 ribu ton semen per tahun. Pada tahun 1984 dan 1986, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung IIIA dan Pabrik Indarung IIIB dengan kapasitas produksi masing-masing 600 ribu ton semen per tahun. Mulai tahun 1990 hingga 1993, perusahaan ini meningkatkan kapasitas produksi Pabrik Indarung IIIB menjadi 1,62 juta ton semen per tahun. Pada tahun 1995, perusahaan ini resmi menjadi anak usaha dari Semen Gresik. Pada tahun 1998, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung V dengan kapasitas produksi sebesar 2,3 juta ton semen per tahun. Pada tahun 1999, perusahaan ini berhenti mengoperasikan Pabrik Indarung I. Mulai tahun 2003 hingga 2011, perusahaan ini mengoptimalisasi pabrik-pabriknya, sehingga total kapasitas produksi perusahaan ini menjadi 6,5 juta ton semen per tahun. Pada tahun 2012, perusahaan ini mulai membangun pabrik semen di Dumai dengan kapasitas produksi sebesar 900 ribu ton semen per tahun. Pada tahun 2017, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung VI dengan kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton semen per tahun.[4][5] ProduksiProduksi Semen dan TerakPada tahun 2019, PT Semen Padang memproduksi 6,5 juta ton semen dan 5.72 juta ton terak, dengan rincian produksi dari tahun 2016 sebagai berikut 12 Diarsipkan 2020-11-26 di Wayback Machine.:
Kapasitas pabrikTotal kapasitas produksi PT Semen Padang adalah 8.900.000 ton / tahun[11] dengan rincian sebagai berikut:
Pabrik Indarung I dinonaktifkan sejak bulan Oktober 1999, dengan pertimbangan efisiensi dan polusi, karena pabrik yang didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 masih menggunakan proses basah. Bahan mentahBahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, batu silika, tanah liat dan pasir besi. Dari total kebutuhan bahan mentah, batu kapur yang depositnya terdapat di bukit karang putih (± 2 km dari pabrik) digunakan sebanyak 81 %. Batu silika yang depositnya berasala dari bukit ngalau (± 1,5 km dari pabrik) digunakan sebanyak ± 9 % dan tanah liat diperoleh disekitar Kecamatan Kuranji, Kota Padang digunakan sejumlah ± 9%. Sedangkan kebutuhan pasir besi ± 1 % didatangkan dari Cilacap. Pada penggilingan akhir ditambahkan gipsum 3-5 % yang didatangkan dari Thailand. Gipsum alam dan gipsum sintetis dari PT Petrokimia Gresik. Proses produksiSecara garis besar prsoes produksi semen melalui 5 tahapan, yaitu:
Dalam Proses kering, penggilingan bahan di Raw Mill udara panas dialirkan dari tanur putar (Kiln) sehingga dihasilkan Raw Mix dengan kandungan air <1% Setelah menjalani proses homogenisasi, Raw Mix dibakar di Tanur putar (kiln) dengan bahan bakar batu bara. Hasil pembakaran adalah berupa butiran hitam yang disebut terak/klinker. Proses selanjutnya adalah penggilingan akhir klinker di tromol semen (Cement Mill) dengan menambahkan sejumlah gypsum dengan perbandingan tertentu. Hasil dari penggilingan akhir ini adalah semen yang siap untuk kepasaran (dalam kemasan kantong/curah). Profil produk
Sponsor olahragaPT Semen Padang mendirikan Persatuan Sepak Bola (PS) Semen Padang pada tanggal 30 November 1980, yang merupakan cikal bakal klub sepak bola Semen Padang FC. Hingga saat ini, Semen Padang FC masih dimiliki oleh PT Semen Padang.[12] Catatan kaki
Referensi
Pranala luar |