Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 4,133,000 jemaat di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Malaysia, dan di beberapa negara bagian Amerika Serikat yaitu California, New York, dan Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya.
HKBP berkantor pusat di Pearaja (Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) yang berjarak sekitar 1 km dari pusat kota Tarutung, ibukota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di sepanjang jalan menuju Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Kompleks perkantoran HKBP, pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam area ± 20 hektare. Di kompleks ini juga ada Ephorus (uskup) sebagai pucuk pimpinan HKBP berkantor.
1903, Pemberitaan Injil ke Tanah Simalungun dimulai, sekolah anak raja di Narumonda dialihfungsikan menjadi seminarium. 7 Oktober - Pesta Peringatan Kekristenan yang pertama di Tanah Batak.
1922, Pendeta HKBP pertama di tempatkan di Jakarta, Guru Jemaat HKBP pertama di tempatkan di Padang. 20 Juni - Sinode Godang I di HKBP.
1923, 3 Desember - Dimulai pelayanan diakonia di Hepata.
1927, Berdiri MULO Kristen di Tarutung; Pelayanan kepada kaum Muda yang dipimpin Dr. E. Verwiebe. Pada Juni 1952 dalam rapat Pemuda di Sipoholon ditetapkan menjadi NHKBP, dan menjadi awal minggu kebangkitan NHKBP (Parheheon).
1930, Berlaku Aturan Gereja (AD dan ART) yang baru.
1931, 11 Juni - HKBP diakui pemerintah dengan Badan Hukum (Rechtperson) No. 48, yang tertulis di Staatsblad Tahun 1932 No. 360.
1932, Pdt. P. Landgrebe dipilih menjadi Ephorus.
1934, Berdiri Sekolah Tinggi Teologia di Jakarta, utusan HKBP yang pertama adalah: T.S. Sihombing, K. Sitompul, O. Sihotang, dan P.T. Sarumpaet; Pendeta HKBP pertama di tempatkan di Kutacane, Tanah Alas; Berdiri Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) di Narumonda yang dipimpin Zuster Elfrieda Harder. Tahun 1938, sekolah ini pindah ke Laguboti.
1935, Pentahbisan bibelvrouw yang pertama.
1936, Pdt. E. Verweibe dipilih menjadi Ephorus.
1940, 10 Mei - semua Pendeta Jerman yang melayani di HKBP dipenjarakan Pemerintah Belanda. Mei-Juli - Pdt. H.F. de Kleine menjadi Penjabat Ephorus. 10–11 Juli - Sinode Godang, Pdt. K. Sirait dipilih menjadi Voorzitter (Ephorus) yang pertama dari Pendeta Batak.
1942, Pdt. Justin Sihombing dipilih menjadi Ephorus; Distrik Jawa-Kalimantan berdiri; 25 November - berdiri Distrik Samosir.
1946, Sekolah Guru Huria (SGH) dibuka kembali di Seminarium Sipoholon; 2 Februari - Berdiri Distrik Dairi.
1947, Berdiri kembali Sekolah Pendeta di Seminarium Sipoholon.
1950, Pdt. Justin Sihombing dipilih kembali menjadi Ephorus HKBP dan Ds. K. Sitompul menjadi Sekretaris Jenderal melalui Sinode Godang. 4 November - Berdiri Sekolah Teologia Menengah di Sipoholon.
1951, Universitas Bonn menganugerahkan gelar “Doktor Honoris Causa” kepada Pdt. Justin Sihombing. Ditetapkan Sinode Godang Konfesi HKBP. Berdiri Percetakan HKBP di Pematangsiantar. 29 November - Beridiri Distrik Sibolga dan Medan Aceh.
1952, Berdiri SMA dan SGA di Tarutung; HKBP menjadi Anggota LWF (Lutheran World Federation).
1954, Pdt. B. Marpaung diutus Zending Batak menginjili di Pulau Mentawai. 7 Oktober - Peresmian Universitas Nommensen di Pematangsiantar, sekaligus perpindahan Pendidikan Teologia dari Seminarium Sipoholon ke Pematangsiantar. November - Berdiri Distrik Toba Hasundutan. 15 Desember - Penyerahan Rumah Sakit HKBP dari Pemerintah ke HKBP.
1955, 13 Februari - Berdiri Panti Asuhan Elim di Pematangsiantar. 25 Agustus - Berdiri Sekolah Puteri di Sipoholon.
1957, 17 Maret - Kirchentag (Kebaktian Raya) di Pematangsiantar.
1959, Pdt. Justin Sihombing dipilih menjadi kembali Ephorus HKBP dan Ds. T.S. Sihombing menjadi Sekretaris Jenderal.
1961, Berdiri Sekolah Teknik di Pematangiantar. 7 Oktober - Jubileum 100 tahun HKBP di Tarutung
1962, Ds. T.S. Sihombing dipilih menjadi Ephorus dan Ds. G.H.M. Siahaan menjadi Sekretaris Jenderal; Ditetapkan Aturan Peraturan (Ad & ART) yang baru. 3–7 Oktober, Sinode Godang Istimewa di Seminarium Sipoholon.
1963, Konferensi Kerja HKBP yang pertama; Awal dari Penginjilan di Sakai Kandis Riau; Kursus kaum Ibu yang pertama di Sipoholon. 1 September - HKBP melepaskan HKBP Simalungun menjadi Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS).
1965, 7 Februari - Peresmian Asrama Diakones HKBP “Kapernaum” di Rumah Sakit HKBP Balige. 9 April - Asrama Bibelvrouw di Sinaksak, Pematangsiantar dimulai pemakaiannya, dan diresmikan tanggal 9 Juli 1967.
1966, 6 Februari - Peresmian Youth Center “Jetun Silangit”.
1968, 19 Februari - Peresmian Gedung-gedung di FKIP Universitas HKBP Nommensen di Pematangsiantar.
1971, 17 Mei - Pendidikan Diakones dibuka di Balige. 17 Mei - Pembaptisan pertama kepada orang Rupat (daerah penginjilan) sebanyak 136 orang yang dilayankan oleh Pdt. A.B. Siahaan, dkk. 11 Desember - Peresmian Asrama Bethel dan Betania di Rumah Sakit HKBP Balige.
1972, Ditetapkan Aturan Peraturan (ADT & ART) yang baru. 28 Mei - Peresmian Perkampungan Pendeta Pensiun dan Kantor Departemen Diakonia Sosial di Pematangsiantar. 30 Desember - Berdiri Distrik Tanah Alas
1974, Universitas Martin Luther Halle-Wittenberg menganugerahkan gelar “Doktor Honoris Causa” kepada Pdt. T.S. Sihombing; Pdt. G.H.M. Siahaan dipilih menjadi Ephorus HKBP dan Pdt. F.H. Sianipar menjadi Sekretaris Jenderal. 31 Juli - Berdiri Distrik Asahan Labuhan Batu. 2–3 November - Jubileum 75 tahun Zending HKBP.
1976, 27 Januari - Peresmian Pendidikan Diakones HKBP di Balige. 2 Agustus - HKBP memandirikan HKBP Angkola.
1978, Fakultas Theologia Universitas HKBP diputuskan menjadi Sekolah Tinggi Teologia (STT) HKBP; Pdt. P.M. Sihombing, M.Th. terpilih menjadi Sekretaris Jenderal HKBP. 23–27 Januari - Sinode Godang Istimewa di Simanare, Sipoholon.
1978, HKBP mengupayakan pelayanan terhadap masyarakat Tamil di Medan, bekerja sama dengan The Evangelical Lutheran Church of Malaya and Singapore (ELCMS) di bawah arahan Bishop M. Muthusamy bersama dengan sepasang misionaris Swedia, Bishop Enval dan istrinya berkunjung ke Medan untuk memulai pelayanan injil di kalangan masyarakat Tamil di kota Medan, pertemuan perdana diadakan di kediaman Ramasamy Wenggadasalam di Jalan Asia No 37, Medan. Baptisan warga Tamil di HKBP Jenderal Sudirman: 4 orang anak-anak keluarga Ramasamy dan Kanta Pandiammal Wenggadasalam: Karikalan Henock, Parimala Gandhi Monica, Alegeri Pannirselwam Samuel, Alegesan Moses, serta Bpk. R.Siwanandam Joshua disidikan dan dibaptis oleh preases Pdt. L.J. Napitupulu di HKBP Jenderal Sudirman, setelah dibina dalam iman Kristen oleh Bpk. Arnold Simanjuntak.
1979 ELCMS dan HKBP mengutus Gideon Wiria, seorang Tamil dari Medan ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk pendidikan guru injil di kalangan masyarakat Tamil Medan.
1979, 24 Juni - Peresmian Distrik Simarkata Pakpak.
1980, 11 Juni - Kursus Ketrampilan Pria berdiri di Parparean Porsea. 11 Agustus - Kursus Ketrampilan Wanita berdiri di Doloksanggul.
1983, 24 Februari - Peresmian Distrik Tebing Tinggi Deli. 28 Agustus - Penahbisan Diakones Pertama di HKBP Balige.
1985, Februari - Peresmian Distrik Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel).
1986, 27 Januari - Peresmian Auditorium HKBP di Seminarium Sipoholon. 27 Juli - Penahbisan Pertama Pendeta Wanita di HKBP, Pdt. Norce P Lumbantoruan. 14 Agustus - Peresmian Kantor Induk HKBP di Pearaja, Tarutung.
1987, Pdt. S.A.E. Nababan dipilih menjadi Ephorus HKBP dan Pdt. O.P.T. Simorangkir menjadi Sekretaris Jenderal. 27–31 Juni - Sinode Godang ke-48.
1988, 23 Mei: Berdiri Distrik Humbang Habinsaran. 10–15 November - Sinode Godang ke-49 menetapkan Garis-garis Besar Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan (GBKPP) HKBP.
1990, 20–9 Juli - Perkemahan Kerja Pemuda HKBP di Sipirok. 10–15 Juli - Konferensi Pemuda di Sipirok. 18–21 Juni - Konsultasi Teologia di Parapat
1991, 9–12 April - Sinode Godang ke-50.
1992, 23–28 November - Sinode Godang ke-51. Ada 3 agenda di Sinode Godang ini, yaitu; Penyelesaian Kemelut HKBP, Periode Fungsionaris dan menetapkan Aturan Peraturan (AD dan ART) HKBP untuk tahun 1992 s/d 2002. Sinode berhasil memutuskan: Tim Penyelesaian Kemelut dan Aturan HKBP 1992 – 2002 (AD) tanpa Peraturan (ART). Pemilihan Fungsionaris HKBP tidak terlaksana, terjadi keributan dan perpecahan di tubuh HKBP hingga tahun 1998.
1993, 11–13 Februari - Sinode Godang Istimewa di Medan melalui undangan Pejabat Ephorus. Di Sinode ini terpilih Pdt. P.W.T. Simanjuntak sebagai Ephorus dan Pdt. S.M. Siahaan sebagai Sekretaris Jenderal.
1994, 29 September–1 Oktober - Sinode Godang ke-52 menetapkan Aturan Peraturan (AD & ART) tahun 1994 – 2004. 23 Oktober - Peresmian HKBP Distrik Indonesia Bagian Timur (IBT).
1995, 16–17 Juni - Sinode Godang Penyatuan HKBP Simarkata Pakpak Otonom dan GKPPD. 6 Agustus - HKBP memandirikan Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD). 24 September - Peresmian HKBP Distrik Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta (Jabartengdiy).
1996, 17–22 November - Sinode Godang ke-53 membicarakan Konfesi HKBP.
1998, Pdt. J.R. Hutauruk terpilih sebagai Pejabat Ephorus dengan tugas menyelenggarakan rekonsiliasi selambat-lambatnya enam bulan. 26 Oktober–1 November - Sinode Godang ke-54 di Pematang Siantar / Balige. 17 November - Pernyataan bersama yang ditanda tangani Ephorus Pdt. S.A.E. Nababan dan Pejabat Ephorus Pdt. J.R. Hutauruk di Gereja HKBP Sudirman Medan, menentukan rekonsiliasi melalui Sinode Godang Rekonsiliasi tanggal 18–20 Desember. 18–20 Desember - Sinode Godang HKBP di Kompleks FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Pdt. J.R. Hutauruk terpilih sebagai Ephorus dan Pdt. W.T.P. Simarmata terpilih sebagai Sekretaris Jenderal.
2000, 26 Juli - Konferensi Nasional HKBP di Convention Center Jakarta. 21–24 November - Sinode Godang di Seminarium Sipoholon menetapkan ”Kebijakan Dasar Pendidikan HKBP” (KDP-HKBP).
2002, 30 September–1 Oktober - Sinode Godang di Seminarium Sipoholon menetapkan Aturan Peraturan (AD&ART) yang baru, berlaku 1 Januari 2004, dan Distrik: Jakarta 2, Kepulauan Riau, Jakarta 3, Riau, Langkat, Wilayah Tanah Jawa, Jambi.
2012, 10-16 September, Sinode Godang ke 61 di Siminarium Sipoholon. Terpilih Pdt. Willem T. P. Simarmata, MA (Ephorus), Pdt. Mori AP. Sihombing, MTh (Sekretaris Jenderal), Pdt. Welman P. Tampubolon, STh (Kepala Departemen Koinonia), Pdt. Marolop P. Sinaga (Kepala Departemen Marturia), Pdt. Drs. Bilheman D.F.Sidabutar, STh. MM (Kepala Departemen Diakonia) dan 28 orang Praeses.
2013, Ditetapkan sebagai Tahun Anak - Anak HKBP.
2014, Ditetapkan sebagai Tahun Remaja dan Pemuda HKBP. 20-23 Maret, Kemah Pemuda Kebangsaan di FKIP Univ. HKBP Nommensen. 28 September, HKBP menerima Piagam MURI "Peserta Pemain Taganing Terbanyak" di Pesta Bolon Tahun Remaja - Pemuda HKBP di Stadion Senayan, Jakarta. 14-18 Oktober, Sinode Godang HKBP Ke 62 di Seminarium Sipoholon, mengamendemen Aturan & Peraturan HKBP 2002.
2015, Ditetapkan sebagai Tahun Perempuan HKBP. 25 Januari, Peresmian Gedung Sopo Marpikir HKBP oleh Ephorus HKBP. 9-12 April, Konferensi Parompuan HKBP VI di Seminarium Sipoholon.
2016, Ditetapkan sebagai Tahun Keluarga HKBP. 12-18 September, Sinode Godang HKBP ke 63 di Seminarium Sipoholon. Terpilih Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing (Ephorus), Pdt. David Farel Sibuea, MTh.D.Min. (Sekretaris Jenderal), Pdt. Dr. Martonggo Sitinjak (Kepala Departemen Koinonia), Pdt. Dr. Anna Vera Pangaribuan (Kepala Departemen Marturia), Pdt. Debora Purada Sinaga, MTh ( Kepala Departemen Diakonia) dan 30 orang Praeses.
Penyebaran awal Injil di Tanah Batak
Beberapa sumber mencatat bahwa penyebaran Injil di tanah Batak dimulai sejak diutusnya Pendeta Ward dan Pendeta Barton dari Gereja BaptisInggris ke Tanah Batak. Usaha pengabaran Injil di Tanah Batak dimulai kembali pada tahun 1834 dengan diutusnya Pdt. Samuel Munson dan Pdt. Henry Lyman dari badan zending di Boston. Usaha ini mengalami kegagalan karena kedua missionaris tersebut mati martir di Lobu Pining (Tapanuli Utara). Usaha menginjili Tanah Batak sempat terhenti sampai berita mengenai Tanah Batak terdengar lagi di Eropa dari hasil ekspedisi seorang Ilmuwan yang bernama Junghuhn pada tahun 1840. Akibatnya pada tahun 1849, Lembaga AlkitabBelanda mengirim Van der Tuuk (di Tanah Batak dikenal sebagai Tuan Pandortuk atau Tuan Pandoltuk) untuk mempelajari Bahasa Batak. Hasilnya adalah diterjemahkannya sebagian Alkitab ke dalam bahasa Batak menggunakan aksara Batak. Setelah melihat hasil karya Van der Tuuk, Badan Zending Rheinshe (RMG) mengalihkan konsentrasinya dalam menyebarkan Injil ke daerah Batak dengan mengutus Pendeta Dr. Fabri ke sana. Sebagian sumber menyebutkan bahwa hal ini disebabkan terhalangnya usaha RMG di Kalimantan.
Kelahiran HKBP
Penetapan hari jadi HKBP pada tanggal 7 Oktober 1861 memiliki makna sejarah dan teologis yang mendalam. Tanggal 7 Oktober 1861 menjadi titik balik sejarah penginjilan dan sejarah Gereja HKBP. Sejarah penginjilan dan sejarah gereja adalah ibarat dua sisi dari satu mata uang logam yang sama. Gereja tanpa penginjilan bukanlah Gereja. Itulah sebabnya, peristiwa 7 Oktober 1861 diartikan dan dimaknai dari dua segi, yakni penginjilan dan gereja. Hasil penginjilan di Tanah Batak adalah kekristenan yang di dalamnya terdapat sejumlah jemaat atau pargodungan (stasi zending dan sekaligus huria). Jemaat-jemaat tersebut sejak awal sudah diarahkan akan membentuk sebuah gereja-zending yang kelak menjadi sebuah gereja yang mandiri dari RMG.
Jauh sebelum tahun 1861, RMG telah membuka misi penginjilan di Namibia, Afrika Selatan, China, Kalimantan, dan di Amerika Utara. Tetapi sejak 7 Oktober 1861, dibuka satu misi penginjilan baru di Sumatra, yakni Bataklanden (Tanah Batak). Misi penginjilan baru di Tanah Batak diberi nama Battamission, dikemudian hari disebut Batakmission atau Mission-Batak.
Tanggal lahir Batakmission pada 7 Oktober 1861 bertepatan dengan tanggal dari rapat pertama para penginjil utusan RMG di Tanah Batak. Hari lahir Batakmission tersebut disambut pengurus RMG di Jerman dengan rasa sukacita. Mereka memberitahukan kabar gembira ini kepada jemaat-jemaat pendukung RMG di Jerman pada awal 1862 sebagai berikut:
" die ersten Briefe unserer Brueder aus dem Battalande sind uns gekommen,und wir koenen heute der Heimathgemeinde den Beginn der Battamission melden. Den 7 oktober 1861 werden wir als den Geburtstag diesses gliedes in dem umkreis unserer arbeit bezeichnen duerfen. An diesem tage traten die dortigen brueder zur ersten Conferenz in Sipirok zusammen "
Inilah pemaknaan yang pertama akan arti dari tanggal 7 Oktober 1861, suatu pemaknaan dari kacamata pengurus RMG di Jerman.
Batakmission dalam hal ini berarti himpunan dari seluruh para utusan RMG di Tanah Batak beserta asetnya mencakup seluruh pargodungan dan jemaat serta pelayan pribumi. Lembaga zending dan lembaga kegerejaan dipadukan dalam satu lembaga yang bernama Batakmission. Lembaga ini sejak 1881 dipimpin oleh seorang pemimpin dengan jabatan ephorus yang dilayankan oleh penginjil Ingwer Ludwig Nommensen (1881-1918).
Organisasi
HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan, mirip dengan Gereja-gereja yang menganut sistem episkopal seperti Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodis, dll. Pimpinan tertingginya disebut Ephorus. Ephorus HKBP yang pertama adalah Pdt.Dr.(H.C.)I.L. Nommensen. Ephorus dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal, dan sejak tahun 2004 juga dibantu oleh tiga kepala departemen. Di bawahnya adalah praeses yang memimpin distrik-distrik kewilayahan gereja, sementara di bawah distrik terdapat resort yang dipimpin oleh pendeta resort, dan di tingkat yang paling bawah adalah jemaat individual yang dipimpin oleh pelayan penuh waktu atau guru jemaat. Saat ini HKBP mempunyai 32 Praeses yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam pelayanannya, seorang pendeta HKBP biasanya dibantu oleh Guru Huria, sementara ada pula jabatan lain yaitu Bibelvrouw dan diakones.
Sampai April 2012, HKBP mempunyai 1.519 Pendeta, 175 Calon Pendeta, 428 Guru Jemaat, 36 Calon Guru Jemaat, 408 Bibelvrouw, 43 Calon Bibelvrouw, 284 Diakones, 29 Calon Diakones. Keseluruhan pelayan dan calon pelayan berjumlah 2.922 orang.
^Ini Dia Para Pemimpin HKBP (Ephorus, Sekjen, Kadep) dan Daftar Praeses HKBP yang Baru Periode 2012 – 2016, Pargodungan.orgDiarsipkan 2013-10-17 di Wayback Machine., diakses 14 Oktober 20013