Desa Lumban Suhi-suhi memiliki suasana alam yang indah dan cukup banyak disinggahi oleh wisatawan asing. Di kecamatan ini terdapat dua pemandian air belerang yang sering dikunjungi dari mancanegara dan masyarakat lokal; yaitu air belerang di pintu batu dan pemandian belerang di Siogung-ogung.
Iklim
Kecamatan Pangururan memiliki iklim hutan hujan tropis yang sejuk (Af) karena berada di ketinggian dengan curah hujan sedang dari Juni hingga Agustus dan curah hujan lebat di bulan-bulan tersisa.
Jumlah penduduk kecamatan ini sebanyak 37.371 jiwa. Penduduk kabupaten Samosir, pada umumnya merupakan etnis Batak Toba, dan ada juga sebahagian berasal dari suku Batak Angkola, Batak Simalungun, Batak Karo, dan beberapa pendatang seperti Jawa, Minangkabau dan Nias, yang umumnya berada di ibukota kabupaten.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Samosir mencatat bahwa 97,24% penduduk kecamatan ini memeluk agama Kristen, dimana Protestan 54,11% dan Katolik 43,13%. Kemudian sebagian lagi memeluk agama Islam yakni 2,70%, Buddha 0,01%, kemudian Hindu 0,01% dan Parmalim 0,02%.[5] Untuk sarana rumah ibadah, terdapat 63 gereja Protestan, 27 gereja Katolik dan 1 masjid.[3]
Galeri
Kondisi pasar di Pangururan, Samosir pada sekitar tahun 1910.