GPIG bermula dari kehadiran orang-orang Kristen di Gorontalo pada abad ke-16 seiring dengan kehadiran pemerintahan kolonial Belanda. Pembaptisan pertama dilayani oleh misionaris J.H.Lineman. GPIG adalah bagian dari GPI yang dimekarkan menjadi gereja yang berdiri sendiri berdasarkan keputusan Badan Pekerja Am GPI di Jakarta pada 30 April1964, dan diresmikan pada 18 Juli 1965. Pada Sidangnya yang pertama tanggal 19–20 Juli 1965 ditetapkan Badan Pekerja Sinode periode pertama (1965–1969) dan terpilih sebagai Ketua adalah Pdt. J.Pondaag. Setelah mandiri, GPIG memiliki tekad untuk tetap hidup dan melayani sekalipun mengalami banyak pergumulan dan tantangan.
Statistik
Jumlah gereja: 98 gereja
Jumlah Pos Kebaktian: 90 pos
Jumlah Kelompok Kebaktian: 85 kelompok kebaktian
Jumlah jemaat: 70 jemaat
Jumlah anggota jemaat: 10.302 jiwa
Jumlah Calon Jemaat: 300 jiwa
Jumlah pendeta: 90 pendeta
Jumlah Calon pendeta: 12 orang
Jumlah pelayan lainnya: 304 orang (viskaris, evangelis, diakonis, guru agama, misionaris dan bishop)
Telp. 0435-823.815
Fax. 0435-823.815 atau 0435-803.885
Kepengurusan Sinode
Kepengurusan pusat dipercayakan kepada sebuah sub-lembaga yang bernaung dalam gereja yang dinamakan Sinode Adat Pekerja. Berikut ini susunan-susunan kepengurusan sinode GPIG:
Pelayanan GPIG masa kini utamanya meliputi jazirah pulau Sulawesi bagian utara dan timur laut, serta memiliki pos-pos kebaktian, pos-pos misi dan gereja lokal yang berkembang dirantau orang. Berikut wilayah pelayanan GPIG:
GPIG melayani hampir 10.000 umat di seluruh kabupaten dan kota di provinsi Gorontalo
Luar Sulawesi
dewasa ini, akibat mobilitas sosial (imigrasi dan emigrasi) banyak terjadi di Gorontalo, mau tidak mau wilayah pelayanan GPIG menjadi luas dan mencakup luar sulawesi. tercatat ada 3 gereja milik GPIG yang berada di Jawa yaitu 1 di Surabaya, 1 di Surakarta dan 1 di Blora.
Luar Negeri GPIG memiliki dua buah gereja di luar negeri yakni di dua negara berbeda:Malaysia dan Filipina