Artikel ini membutuhkan penyuntingan lebih lanjut mengenai tata bahasa, gaya penulisan, hubungan antarparagraf, nada penulisan, atau ejaan. Anda dapat membantu untuk menyuntingnya.
Gereja ini berbentuk Presbiterial Sinodal yang berarti pengaturan tata hidup dan pelayanan gereja yang dilaksanakan oleh para presbiter (penatua, pendeta, dan diaken) dalam suatu jemaat dengan keterikatan dan ketaataan dalam lingkup yang lebih luas (klasis, sinode wilayah, dan sinode).[3]
Pada masa pemberontakan DI/TII Kahar Muzakar, banyak anggota jemaat Gereja Toraja yang terbunuh.[1] Tahun 2000, anggota jemaatnya sebanyak 375.000 orang.[1]
Sebelum Sidang Sinode Am XXIV, Gereja Toraja memiliki 4 jenis liturgi Ibadah Hari Minggu, liturgi Ibadah Khusus (Pernikahan dan pemakaman), liturgi Ibadah Rumah Tangga dan liturgi Ibadah Hari Raya Gerejawi (Minggu-minggu Sengsara, Paskah, Natal, minggu-minggu Adven, Jumat Agung dan Kenaikan Yesus Kristus). Setelah Sidang Sinode Am XXIV, Gereja Toraja memangkas liturgi Ibadah Hari Minggu yang pada awalnya ada 4 jenis liturgi menjadi 2 jenis liturgi, perubahan pada liturgi Ibadah Khusus (Pernikahan dan pemakaman) dan liturgi Ibadah Rumah Tangga, serta penambahan pada liturgi Ibadah Hari Raya Gerejawi (Seperti Malam tahun baru, Hari Tahun Baru, Epifania, Transifgurasi, Kamis Putih, Sabtu Sunyi dan hari raya Gerejawi lainnya). Pada awalnya masa sebelum Paskah terdiri dari 7 minggu terhitung sejak Minggu Transfigurasi dan disebut sebagai "Minggu-minggu Sengsara". Setelah Sidang Sinode Am XXIV, masa sebelum Paskah menjadi 6 minggu dan disebut sebagai "Minggu Prapaskah" mengikuti kalender liturgi gereja pada umumnya.
Tata Liturgi Gereja Toraja mengacu pada tata liturgi yang dimuat dalam Dokumen Lima (Liturgi Lima) yang ditetapkan oleh Dewan Gereja-gereja se-Dunia (WCC). Pembacaan Firman Tuhan untuk Kebaktian minggu dan Kebaktian Hari Raya Gerejawi diambil dari The Revised Common Lectionary (RCL). Sakramen yang diakui dan dilaksanakan dalam Liturgi Gereja Toraja adalah Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Tata Liturgi Gereja Toraja yang berlaku saat ini mulai digunakan serentak oleh seluruh jemaat Gereja Toraja pada Ibadah Minggu Adven pertama tahun 2016 yakni pada tanggal 27 November2016. Liturgi ini merupakan hasil dari Sidang Sinode Am XXIV.
Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja dipimpin oleh pengurus yang disebut Badan Pekerja Sinode (BPS). BPS Gereja Toraja berkedudukan di Tongkonan Sangullele Gereja Toraja, di Rantepao. BPS Gereja Toraja dipilih oleh Sidang Sinode Am yang dilaksanakan (lima) tahun sekali. Personil BPS dipilih secara langsung oleh para utusan persidangan yang datang dari 89 Klasis. BPS menjalankan tugas memimpin Gereja Toraja berdasarkan mandat keputusan Sidang Sinode Am.[6]
Sejak berdiri sebagai sebuah sinode mandiri, 25 Maret 1947, Gereja Toraja sudah 24 kali melaksanakan Sidang Sinode Am. Yang terbaru adalah Sidang Sinode Am XXIV, yang berlangsung selama 8 hari, tanggal 20–27 Juli 2016, bertempat di Makale.
Dalam Sidang Sinode Am XXIV ini, ditetapkan struktur baru BPS Gereja Toraja yang terdiri atas: Ketua Umum, Ketua I (Bidang Pembinaan Warga Gereja dan Pekabaran Injil), Ketua II (Bidang Ajaran dan Kapasitas Pelayanan), Ketua III (Bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, dan Aset), Ketua IV (Bidang Sosial Politik, Hukum, dan Kemitraan), Ketua V (Bidang Organisasi Intra Gerejawi), Sekretaris Umum, Wakil Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.[6]
Berikut adalah Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja periode tahun 2021–2026 yang merupakan hasil Sidang Sinode Am XXV di Kanuruan sebagai berikut:[7]
Ketua Umum: Pdt. Dr. Alfred Yohanes Rantedatu Anggui, M.Th.
Ketua I: Pdt. Suleman Allo Linggi, S.Th., M.Si.
Ketua II: Pdt. Musa Sikombong, M.Th.
Ketua III: Pnt. Ir. Yance Nempo Tangkeallo
Ketua IV: Pnt. Dr. Ir. Theo Kristian Seleng, M.M.
Ketua V: Pdt. Yusuf Paliling, M.Th.
Sekretaris Umum: Pdt. Dr. Christian Tanduklangi, M.Th.
Berikut adalah Badan Verifikasi Sinode (BVS) Gereja Toraja periode tahun 2021–2026 yang merupakan hasil Sidang Sinode Am XXV di Kanuruan sebagai berikut:
Pnt. Dr. Set Asmapane, M.Si., Ak., C.A., C.T.A., C.P.A.
Komisi
Komisi Liturgi dan Musik
Komisi Liturgi dan Musik Gereja Toraja (KLM) adalah salah satu Unit Kerja BPS Gereja Toraja yang muncul dari kesadaran mengenai ritus peribadatan sebagai puncak perjumpaan antara Allah dengan umat-Nya.[8] KLM berkonsentrasi pada suatu upaya pembinaan warga gereja untuk mempersiapkan dan melaksanakan ibadah-ibadah jemaat, dengan pemahaman dan penghayatan mendalam mengenai makna ibadah sebagai puncak perjumpaan dengan Allah. Upaya itu dilakukan, baik melalui pembinaan-pembinaan mengenai Liturgi dan Musik, penyusunan Tata Ibadah Perayaan Hari Raya Gerejawi, maupun penyediaan dan pengembangan sarana peribadatan. Semua upaya tersebut dikonstruksi dengan berdialog dengan tradisi liturgi Protestan, konteks Toraja dan perkembangan kontemporer.
Komisi Pembinaan Warga Gereja
Komisi Pembinaan Warga Gereja (PWG) merupakan unit kerja pada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja yang bekerja dan melayani dengan sebuah visi: terwujudnya kehidupan warga jemaat yang terus bertumbuh dewasa dalam iman, sehingga mampu mewujudkan buah-buah panggilannya dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.[9] Untuk mencapai visi tersebut, Komisi PWG memiliki misi meningkatkan kualitas iman dan hidup warga Gereja Toraja melalui peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan dan ketaatan dalam memberlakukan Firman Tuhan. Sehubungan dengan itu, agenda prioritas Komisi PWG ke depan ialah: Peng-akar-an Injil, Pem-budaya-an Iman Kristen, dan Transformasi Sosial.
Komisi Pekabaran Injil
Komisi Pekabaran Injil (KPI) adalah implementasi dari pemahaman, bahwa gereja adalah misi dan gereja yang hidup adalah gereja yang memberitakan injil.[10] Karena itu Gereja Toraja dengan sengaja dan terencana mengutus sejumlah tenaga khusus pendeta, Guru PI dan Bidan PI ke berbagai wilayah yang dipandang perlu untuk bersaksi, mempersekutukan dan membangun kehidupan. Kita perlu terus saling memperlengkapi, menopang dan mengasihi dalam berbagai wujudnya. Pada akhirnya, kehidupan penuh Damai Sejahtera Bagi Semua, sebagaimana yang di kehendaki oleh Yesus Kristus, sungguh dapat terwujud.
Organisasi intra gerejawi
Biro Kesejahteraan Gereja Toraja (BKGT)
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT)
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja berdiri pada tanggal 11 Desember 1962.[11]
Mars dan Hymne
Mars PPGT:
Marilah wahai generasi muda
bangkit dan bersatulah
Satukan hati dalam satu iman satu persekutuan
Derapkan langkah mencapai tujuan yang luhur dan mulia
Hidup damai bahagia sejahtera di dalam Kasih TUHAN
Mari bina dan siapkan dirimu demi nusa bangsa dan Gereja
Marilah bersama bersekutu, bersaksi, dan Melayani
Satu hati dalam iman dan kasih dan wartakanlah Injil Keselamatan
Janganlah bimbang janganlah ragu YESUS selalu beserta kita
Hiduplah persekutuan kita PPGT Jayalah!
Hymne PPGT:
Sungguh Luhur dan Mulia
Cinta dan Karsamu
Indah Nian tak ternilai Pelayananmu
Itulah panggilan sucimu dalam dunia
Tanamkanlah dalam hatimu
wahai pemuda
Tuhan telah menghadirkan
wadah bhakti untuk-Nya
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
Mari Bersaksi, bersekutu dan melayani
Wujudkan damai sejaht'ra bagi semua.
Persekutuan Wanita Gereja Toraja (PWGT)
Persekutuan Wanita Gereja Toraja berdiri pada tanggal 4 Desember 1966.[12] Sebelum wadah PWGT terbentuk sudah ada kegiatan wanita dalam jemaat yang disebut Kaum Ibu. Kelompok Kaum Ibu di Makassar, diberi nama Kaum Ibu Elim, di Makale disebut Kaum Ibu Ora et Labora dan di kota Rantepao disebut Kaum Ibu Dorkas serta di Jemaat Bua Tallulolo Kesu’, disebut Kaum Ibu Ester. Mereka mengambil nama-nama dari Alkitab untuk memberi makna kaum ibu saat itu.
Mars dan Hymne
Mars PWGT:
Bagai karang di tengah samud'ra
tegar menghadapi badai dunia
dari sejarah perjalananmu
tetap tabah dan setia
Kini cakrawala t'lah terbuka
ladang luas menanti
membangun Jemaat dan Gereja Tuhan
s'bagai tugas persekutuan sejati
Refrein
PWGT Persekutuan Wanita Gereja Toraja
Kau teladan saksi Tuhan yang hidup di tengah dunia
Terus maju kibarkanlah tinggi panji Tuhan-Mu
dengan iman pengharapan dan kasih-Mu pasti jayalah persekutuanmu.
PWGT Persekutuan Wanita Gereja Toraja
Kau teladan saksi Tuhan yang hidup di tengah dunia
Terus maju kibarkanlah tinggi panji Tuhan-Mu
dengan iman pengharapan dan kasih-Mu pasti jayalah persekutuanmu.
Jayalah s'lalu PWGT jayalah
PWGT Persekutuan Wanita Gereja Toraja
PWGT, engkau penjuang wanita Gereja Toraja
Menjadi pelayan dan teman sekerja Allah
kehadiranmu bawa kesejukan bagi semua
Jaya s'lamanya.
Sekolah Minggu Gereja Toraja (SMGT)
Sesuai Persidangan X SMGT tahun 2018, Sekolah Minggu Gereja Toraja berdiri pada tanggal 27 Februari 1955, yakni pada saat Sidang Sinode Am V yang dilaksanakan pada tanggal 26 Februari s.d. 5 Maret 1955 di Rantepao.
Mars dan Hymne
Mars SMGT
Sekolah minggu Gereja Toraja wadah bersekutu juga belajar hidup dituntun imanku bertumbuh dalam Tuhan Yesus juru'slamat ku
Menjadi terang... bagi semua dan bersinar untuk dunia
Generasi yang kuat generasi yang teguh masa depan pasti ceria
Refrain
Dialah Tuhan maha pengasih marilah kita setia dijalan-Nya SMGT S'lalu ku rindu tetap dihatiku
Hymne SMGT
Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja (PKBGT)
Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja (PKBGT) berdiri pada tanggal 31 Oktober 2008.
Mars dan Hymne
MARS PKBGT
Wahai kaum Bapak kaum yang bersahaja, panutan dalam jemaat dan masyarakat
nyatakan tugasmu dengan penuh tanggung jawab
sebagai teladan keluarga
angkat tugas pelayanan dengan sungguh-sungguh
bakti kan diri di dalam Iman dan dalam perbuatan
Di dalam wadah PKBGT Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja, mari kita bersama dengan tulus giat berkarya,
nyatakan ibadah, membina keluarga, wujudkan Tri panggilan Gereja, dan majulah, jayalah.
HYMNE PKBGT
Mari mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran bagi semua orang, itulah jiwa bakti dalam tugas dan mulia Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja.
Wartakan Firman Tuhan, mewujudkan panggilan bersekutu, bersaksi dan melayani.
Struktur Gereja
Struktur Gereja Toraja disusun berdasarkan sistem penataan gereja presbiterial-sinodal yang terdiri dari empat lingkup kepemimpinan gerejawi, yaitu:
Jemaat
Klasis
Sinode Wilayah
Sinode
Jemaat adalah lingkup yang paling dasar di Sinode Gereja Toraja dan dipimpin oleh Majelis Gereja yang anggotanya terdiri dari semua pejabat-pejabat gerejawi meliputi Pendeta, Penatua, dan Diaken.
Klasis adalah lingkup yang lebih luas dari Jemaat dan terdiri dari Jemaat-jemaat yang berada di Klasis bersangkutan serta dipimpin oleh Badan Pekerja Klasis.
Sinode Wilayah adalah lingkup yang lebih luas dari Klasis dan terdiri dari klasis-klasis yang berada di Sinode Wilayah bersangkutan serta dipimpin oleh Badan Pekerja Sinode Wilayah.
Sinode adalah lingkup yang paling luas dan terdiri dari Sinode Wilayah-sinode wilayah yang berada di Sinode serta dipimpin oleh Badan Pekerja Sinode.
TS Channel (Channel ini dapat dinonton dan diikuti Tata Kebaktian (Liturgi) setiap hari Minggu pada pukul 08:00 WIB / 09:00 WITA / 10:00 WIT (kemudian Gereja Toraja Jemaat yang telah ditunjuk oleh Badan Pekerja Sinode))