Dari kiri ke kanan, atas ke bawah: Pemandangan Alam Pantai Akkarena Bantaeng, Pemandangan Gunung Lompobattang di wilayah Kabupaten Bantaeng, Air terjun di Bonto Lojong, RSUD Bantaeng, Jalan poros di Bantaeng
Bantaeng saat ini sedang dibangun Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), salah satu perusahaan yang beroperasi di wilayah ini adalah pabrik pengolahan nikel yang saat ini dikelola oleh PT Huadi Nickel Alloy Indonesia. Kawasan industri ini bertujuan untuk memajukan sektor hilirisasi nikel di Indonesia.
Geografi
Secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada titik 5°21'23" - 5°35'26" Lintang Selatan dan 119°51'42" - 120°5'26" Bujur Timur. Kabupaten ini berada dibagian selatan provinsiSulawesi Selatan yang berjarak 125 Km kearah selatan dari Makassar.
Luas wilayah Kabupaten Bantaeng adalah 395.83 km2. Kabupaten Bantaeng terletak pada garis lintang antara 5°21’13’’ - 5°35’26’’ Lintang Selatan dan 119°51’42’’ - 120°05’27’’ Bujur Timur. Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa, sedangkan bagian selatan berbatasan dengan laut Flores. Bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba, sedangkan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto. Wilayah Kabupaten Bantaeng terbagi menjadi pegunungan, dataran, dan pantai yang aman sebagai pelabuhan. Perkembangan wilayah Kabupaten Bantaeng merupakan akibat baik dari ketersediaan air dari pegunungan melalui sungai, terhubungnya wilayah Bantaeng dengan wilayah lain melalui laut, dan tersedianya lahan yang memadai bagi pemukimanmasyarakat. Pengembangan komoditaspertanian dan perkebunan terjadi karena ruang daratan yang subur. Pada masa kerajaan di Sulawesi Selatan, wilayah Kabupaten Bantaeng menjadi daerah yang diperebutkan antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone.[9]
Topografi
Kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang 21,5 kilometer yang cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut. Pada bagian utara daerah ini terdapat dataran tinggi yang meliputi pegunungan Lompobattang. Sedangkan di bagian selatan membujur dari barat ke timur terdapat dataran rendah yang meliputi pesisir pantai dan persawahan.
Penggunaan Lahan
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 395,83 km² atau 39.583 Ha yang dirinci berdasarkan Lahan Sawah mencapai 7.253 Ha (18,32%) dan Lahan Kering mencapai 32.330 Ha. Kabupaten Bantaeng yang luasnya mencapai 0,63% dari luas Sulawesi Selatan, masih memiliki potensi alam untuk dikembangkan lebih lanjut. Lahan yang dimilikinya ± 39.583 Ha. Di Kabupaten Bantaeng mempunyai hutan produksi terbatas 1.262 Ha dan hutan lindung 2.773 Ha. Secara keseluruhan luas kawasan hutan menurut fungsinya di kabupaten Bantaeng sebesar 6.222 Ha (2006).
Kabupaten Bantaeng terdiri dari 8 Kecamatan, 21 Kelurahan dan 46 Desa dengan luas wilayah 395,83 km² dan jumlah penduduk sebesar 196.358 jiwa dengan sebaran penduduk 496 jiwa/km².[16][17]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bantaeng, adalah sebagai berikut:
Jumlah penduduk mencapai 170.057 jiwa (2008)[18] dengan rincian laki-laki sebanyak 82.605 jiwa dan perempuan 87.452 jiwa. Dan ditahun 2020, berdasarkan data registrasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng 2021, penduduk Bantaeng berjumlah 196.716 jiwa.[7]
Ekonomi
Bantaeng saat ini sedang dibangun Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), salah satu perusahaan yang beroperasi di wilayah ini adalah pabrik pengolahan nikel yang saat ini dikelola oleh PT Huadi Nickel Alloy Indonesia. Kawasan industri ini bertujuan untuk memajukan sektor hilirisasi nikel di Indonesia. Bijih nikel disuplai dari wilayah lain seperti Luwu Timur, Kolaka, dan Bombana.[19][20]
Pariwisata
Tempat Wisata
1. Pemandian Eremerasa (Ermes)
Ermes merupakan tempat wisata alam yang berupa kolam permandian yang airnya bersumber langsung dari mata air. Permandian yang letaknya sekitar 12 km dari kota Bantaeng ini memiliki dua kolam renang, satu untuk pengunjung dewasa dan satunya lagi diperuntukkan bagi pengunjung anak-anak.
2. Air Terjun Bissappu
Letaknya sekitar 5 km dari jalan poros Bantaeng - Jeneponto merupakan air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 85 m
3. Agrowisata Loka'
Loka merupakan sebuah daerah yang terletak di kaki pegunungan Lompobattang berjarak 20 km dari kota Bantaeng menyajikan pemandangan pegunungan yang indah di mana kita dapat melihat laut dari ketinggian. Dapa dijadikan sebagai tempat wisata keluarga favorit yang dapat mengajarkan kepada anak-anak tentang tanaman sayuran seperti Kubis, Wortel, Kentang, Bawang serta buah-buahan seperti Stroberi, Apel, dan Paprika.
4. Pantai Seruni
Merupakan spot paling banyak dikunjungi oleh warga bantaeng menawarkan jajanan ringan seperti gorengan, minuman dingin dan panas. di sini terdapat pula lintasan joging yang mengelilingi lapangan kecil. Pantai ini akan ramai dari sore hari hingga malam oleh orang-orang yang duduk bercengkrama dengan kerabat dan keluarga. Pada pagi hari dijadikan sebagai tempat olahraga.
5. Pantai Marina
Destinasi wisata yang tergolong baru ini menawarkan beberapa fasilitas seperti Rest Area yang di dalamnya terdapat Masjid, Kios-kios jajanan dan cindera mata khas bantaeng, Gasebo, dll. Pada kawasan pantainya menawarkan fasilitas penginapan dan gasebo-gasebo kecil yang dapat anda gunakan untuk keluarga.
6. Pasar Lambocca
Destinasi wisata yang tergolong baru ini merupakan sebuah pasar tradisional/rakyat yang telah di revitalisasi oleh pemerintah dan salah satu perbankan nasional. wisata belanja aneka kebutuhan dan kuliner lokal bantaeng, diantaranya kue baruasa balanda, Cucuru Bayao, Biji Nangka, Kentang Rebus, serta Kaloli dan lain-lain sembari menikmati pemandangan petani rumput laut yang sedang beraktivitas. selain itu, anda bisa menikmati sensasi transportasi tradisional dokar. Saat ini pasar rakyat ini masih beroperasi dua kali seminggu yaitu Senin dan Kamis, mudah-mudahan ke depan bisa beroperasi setiap hari.
^Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi(PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 34–35. ISBN978-602-1289-43-3. Diarsipkan(PDF) dari versi asli tanggal 2021-04-21. Diakses tanggal 2021-02-10.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Statistik Kebahasaan 2019. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. hlm. 11. ISBN9786028449182. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-30. Diakses tanggal 2020-05-23.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)