Agama Kristen dibawa ke Pulau Nias oleh misi Katolik dari Prancis, yaitu Missions Etrangers de Paris, tetapi pekerjaan itu berlangsung singkat saja, dari 1832–1835.[1]
Masuknya berita Injil melalui Misi Protestan ke Pulau Nias dimulai pada tahun 1865 oleh penginjil Jerman, Ernst Ludwig Denninger dari Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) pada tanggal 27 September 1865. Pada 27 September ini dijadikan sebagai "Hari Yubelium BNKP".[2] Badan misi ini untuk sementara waktu dikirimkan dari Kalimantan. Pada saat itu penduduk pulau itu memeluk agama leluhur.[3]
Hingga tahun 1900, ketika pemerintah kolonial Belanda masuk, pertumbuhan gereja di sana berlangsung lambat sekali. Baptisan pertama dilakukan pada 1874. Sekitar 15 tahun kemudian (1890), jumlah orang Kristen yang telah dibaptis baru mencapai 706 orang. Jumlah ini bertambah hingga 20.000 orang pada 1915.
Dari 1915–1920, komunitas Kristen di Nias mengalami kebangunan rohani yang besar sehingga terjadilah pertumbuhan yang sangat pesat. Pada tahun 1921 sudah 60.000 orang dibaptis – pertambahan sejumlah 40.000 orang hanya dalam waktu lima tahun.
Pada tahun 1936, Sinode BNKP yang pertama dibentuk dan hingga tahun 1940 dipimpin oleh seorang misionaris Jerman. Kebangunan rohani berikutnya (1938–1942, 1945–1949) tidak hanya melahirkan pertumbuhan, tetapi juga perpecahan gereja (Fa’awösa khö Geheha dan Fa’awösa khö Yesu).
Sementara itu di Nias berkembang pula Gereja Advent dan Gereja Katolik Roma. Namun, BNKP tetap merupakan Gereja terbesar, yang mencakup 60% dari seluruh penduduk. Oleh karena itu, Gereja ini merupakan faktor yang penting dalam berbagai segi kehidupan masyarakat di pulau itu. Gereja ini boleh dikatakan mempersatukan masyarakat Nias menjadi satu kesatuan etnik dan bahasa. Bahasa Nias Utara dijadikan bahasa Alkitab dan Gereja. Alkitab lengkap dalam bahasa Nias diterbitkan pada 1913.
Saat ini, dari sekitar 800.000 penduduk, sekitar 73% beragama Kristen Protestan, 18% Katolik Roma, dan 7% beragama Islam, sementara sisanya memeluk agama leluhur.
BNKP kemudian meluas sampai ke seluruh pelosok desa bahkan di kota-kota besar Indonesia, seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota-kota kecil lainnya.[2]
Makna Nama
Makna dan arti BNKP "Banua Niha Keriso Protestan" adalah persekutuan orang-orang kudus yang telah dibaptis dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, sebagai perwujudan nyata dari tubuh Kristus. BNKP mengaku bahwa YesusKristus adalah TUHAN dan Juru Selamat dunia, Raja Damai, Kepala semua pemerintahan dan penguasa serta Kepala Gereja yang disaksikan di dalam Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru).[2]
Pelayanan Masa Kini
BNKP aktif dalam melaksanakan pelayanan pendidikan, kesehatan dan pekerjaan sosial. Gereja ini menerbitkan majalah Turia Röfa (Berita Salib). Tanggal 27 September diperingati sebagai hari Yubelium BNKP. Kini BNKP hadir pula hampir di seluruh Indonesia, seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota-kota kecil lainnya.
Mitra kerja BNKP, antara lain, adalah Reformed Church of America (RCA), United Evangelical Mission (UEM) dari Jerman. Resort Gladbach-Neuss dari Gereja Reinland, Protestan Kerk in the Netherland dan mitra lainnya.