Ernst Ludwig DenningerErnst Ludwig Denninger (1815-1875) adalah seorang misionaris Kristen berkebangsaan Jerman. Dia adalah orang pertama yang menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Nias. Denninger dianggap sebagai misionaris pertama yang berhasil di Nias.[1] Kehidupan awalDenninger lahir di Berlin pada 4 Desember 1815. Denninger muda adalah seorang pembersih cerobong asap di kotanya. Dia mengikuti seminari Bassel Mission dan bergabung dengan Rheinische Missionsgesellschaft di Barmen.[1] Pada tahun 1848-1859, dia diutus ke Kalimantan untuk menginjili suku Dayak tetapi terhenti karena adanya perlawanan dari warga lokal. Dia kemudian diutus ke tanah Batak tetapi terhalang karena istrinya sakit saat mereka tiba di Padang. Mereka mulai menjalin hubungan dengan orang Nias yang merantau dan bekerja di sana. Di saat itu, dia mulai belajar bahasa Nias dengan tujuan untuk pergi ke Nias memberitakan Injil. Pada tanggal 27 September 1865, Denninger mendarat di Gunungsitoli bersama dengan istrinya dan anaknya yang datang dari Jerman untuk merawat ibunya.[2] Hingga sekarang, tanggal kedatangannya dirayakan oleh gereja-gereja Protestan di Nias sebagai permulaan pemberitaan Injil.[3][4][5] Penginjilan di NiasKedatangan Denninger ke Nias pada awalnya mengalami kendala komunikasi.[6] Untuk mengatasinya, dia terlebih dahulu membagikan tembakau dan sirih untuk menarik perhatian penduduk. Usahanya baru membuahkan hasil ketika 25 orang Nias dibaptis pada Paskah 1874.[7] Selanjutnya, dia berusaha mengajar beberapa pemuda baca tulis di rumah-rumah. Hal ini berhasil dan para pemuda tersebut nantinya akan membantu Denninger untuk mengajar anak-anak di sekolah yang dibukanya di Gunungsitoli pada tahun 1866.[1] Denninger menerjemahkan Injil Yohanes dan Injil Lukas ke dalam bahasa Nias dengan bantuan beberapa pemuda.[1] Dalam penerjemahan Alkitab, Denninger memperkenalkan istilah-istilah Kekristenan menggunakan konsep tradisional Nias. Misalnya kata 'Tuhan' diterjemahkan sebagai 'Lowalangi', dewa pencipta dan penghuni dunia atas. Hal ini dimaksudkan agar pengajarannya lebih mudah dipahami dan diterima oleh penduduk.[8] Pada tahun 1874, Injil Lukas terjemahannya berjudul Turia Amusoladödö Gamonita Tesua wa Luka diterbitkan oleh British and Foreign Bible Society.[9] Denninger menggabungkan kata-kata dari berbagai dialek Nias dengan tujuan semua dialek terwakili. Namun, hal ini menyebabkan pembaca tidak dapat memahami terjemahan tersebut dengan baik. Terjemahannya kemudian akan diperbaiki dan dilengkapi oleh Sundermann, misionaris penerusnya.[10] Pada tahun 1875, Denninger mengalami sakit. Dia berobat ke Batavia dan satu tahun kemudian meninggal dunia. Peninggalannya di Pulau Nias kemudian diteruskan oleh para misionaris sesudahnya.[1] Referensi
Daftar pustakaHummel, U.; Telaumbanua, Tuhoni (2007-09-20). Cross and adu: a socio-historical study on the encounter between Christianity and the indigenous culture on Nias and the Batu Islands, Indonesia (1865-1965) (dalam bahasa Inggris). Boekencentrum. Wellem, F. D. (Frederiek Djara), 1945- (2004). Kamus sejarah gereja (edisi ke-Cet. 3., rev). Jakarta: BPK Gunung Mulia. ISBN 979-687-139-4. OCLC 60590460. |