Gereja Injili Karo Indonesia atau disingkat GIKI, merupakan sebuah komunitas Kristen beraliran injili/evangelikalisme di Indonesia yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Suku Karo, atau dengan kata lain, gereja yang pada dasarnya lahir untuk menaungi masyarakat Kristen Karo. Awal-awal kelahiran gereja ini pada tahun 1992 adalah di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara walau dalam perkembangannya di antara masyarakat Karo perantauan. Walaupun GIKI merupakan gereja yang pada dasarnya menaungi masyarakat Kristen dari suku Karo, namun juga ada anggota jemaatnya yang berasal dari etnis lain, seperti dari etnis Melayu, Pakpak, Batak Toba, Jawa, Sunda, Tionghoa, dan lain-lain, karena selain sebagai wadah pemersatu dan pelayanan bagi masyarakat Kristen Karo, seperti halnya gereja Kristen lainnya di muka bumi ini, tetaplah mengedepankan kasihkaruniaKristusYesus untuk semua orang di samping tradisi budaya yang ada.
Keberadaan GIKI di antara masyarakat suku Karo mulai tampak gaung perkembangannya, baik di Pulau Jawa maupun di Sumatra, khususnya di Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, dan Kabupaten Karo yang merupakan basis terbesar di mana masyarakat suku Karo berdomisili.[1]
Nama
Nama "Gereja Injili Karo Indonesia" dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dari penjabaran diatas, tampak kalau Gereja Injili Karo Indonesia ini hendak menunjukkan pelayanan Firman Tuhan tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur budaya yang ada, dan menitik beratkan kepada budaya serta identitas Karo Siadi (sejati), setidaknya itu yang tersirat dalam semboyan "Kami Mencintai 2K, Kristus dan Karo; Kami menyembah Tuhan Yesus dengan budaya Karo", sehingga misi hendak “Menjadikan orang Karo pengikut Kristus yang taat dan menyembah-Nya dalam budaya lokal yang ada” dapat terlaksana dalam kasih karunia Tuhan Yesus Kristus.[1]
Sepuluh Keyakinan Iman: Gereja Injili Karo Indonesia (GIKI)
Sepuluh Keyakinan Iman Gereja Injili Karo Indonesia (GIKI)
1. Kami percaya bahwa YesusKristus dari Nazaret adalah Mesias dan Anak Allah yang hidup yang lahir ke dunia melalui perawan Maria, menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, pada hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati, naik ke surga dan akan datang pada waktunya untuk menghakimi dunia ini. (Matius 16:16, 1, 26–28, dan Pengakuan Iman Rasuli)
2. Kami percaya bahwa Allah Bapa adalah Allah, Allah Putra (Yesus Kristus) adalah Allah, dan Allah Roh Kudus adalah Allah. Allah Tritunggal adalah Allah dalam tiga pribadi yang berbeda. (Yohanes 10:30, 17:21, 1 Korintus 1:3, Matius 28:19)
4. Kami percaya bahwa gereja adalah kumpulan orang-orang percaya yang telah menerima anugrah keselamatan di dalam Yesus Kristus dan yang dengan tekun dan setia menantikan kedatanganNya yang kedua kali sembari memberitakan Injil-Nya dan hidup menurut Firman-Nya. (Efesus 1:1–4, 2:10, 6:11–20)
5. Kami percaya bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang luarbiasa untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dan sampai pada saat ini, Injil tetap relevan untuk diberitakan dan menjadi tugas utama gereja untuk memberitakannya kepada dunia ini. (Roma 1:16–17, Filipi 1:5)
6. Kami percaya bahwa kebudayaan adalah buah pikir Manusia yang diciptakan segambar dengan Allah, sehingga di dalam kebudayaan itu terdapat unsur-unsur ilahi. Bersamaan dengan itu, kebudayaan juga adalah ciptaan Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, sehingga di dalam kebudayaan itu mungkin saja terdapat unsur-unsur setani. Oleh karena itu, kami menolak unsur setani dan menerima unsur ilahi yang terdapat di dalam kebudayaan.
Kami tidak antiadat, tidak antitradisi, atau tidak antibudaya, tetapi kami juga tidak menyembah adat, tradisi, atau budaya. Kami menerima adat, tradisi, atau budaya untuk memuliakan Tuhan Yesus Kristus dan untuk mengembangkan kehidupan yang lebih baik. (Injil Matius, Markus 7:8–9, 13, Kejadian 4:21–22, 1 Korintus 9:19–23, Filipi 2:5–7, 2 Korintus 4:5)
7. Kami percaya bahwa babtisan adalah kelanjutan dari sunat di Perjanjian Lama yang diperintahkan Allah untuk menjadi tanda milik-Nya. Oleh karena itu, setiap orang yang percaya kepada Kristus wajib dibabtiskan dengan air di dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Rohul Kudus. Kami menerima bahwa sebagian gereja melakukannya dengan percik dan sebagian lagi melakukannya dengan selam, tetapi kami tidak bias menerima babtisan yang diulang. (Kejadian 17, Matius 3:15–16, 28:19)
8. Kami percayabahwa Perjamuan Kudus adalah panggilan Tuhan Yesus Kristus untuk menyatu dengan-Nya dan menyatu dengan saudara seiman lainnya. Kami percaya bahwa roti dan anggur perjamuan yang disajikan adalah sungguh-sungguh gambaran tubuh dan darah Yesus Kristus yang diterima dengan iman. Oleh karena itu, kami tidak memperkenankan orang yang tidak percaya untuk menerima roti dan anggur perjamuan tersebut. (Markus 14:22–25, 1 Korintus 11:17–34)
9. Kami percaya bahwa Alkitab menghargai orang percaya yang memantangkan makanan tertentu dan juga menghargai orang percaya yang tidak memantangkan makanan apapun. Oleh karena itu, kami pun dapat menerima orang percaya yang memantangkan makanan tertentu atau orang percaya yang tidak memantangkan makanan apapun. (1 Korintus 8:8, 13, Matius 15:17)
10. Kami percaya bahwa setiap orang percaya sudah menerima karunia dan talenta dari Allah, tetapi karunia dan talenta setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, kami mengakui dan menghargai adanya karunia yang berbeda-beda di tengah-tengah gereja yang tujuannya adalah satu, yaitu: untuk memuliakan Yesus Kristus dan untuk membawa damai sejahtera bagi sesama orang percaya. (Roma 12:6 – 8, Efesus 4:7, I Korintus 12:4 – 11)
Pengurus
Susunan Pengurus Majelis Sinode Gereja Injili Indonesia Periode 2013 – 2016:[2]