Sejarah Huria Kristen Batak Protestan

Sejarah Huria Kristen Batak Protestan bermula pada Abad ke-19 ketika organisasi-organisasi misionaris dunia barat mulai mengirim para penginjil untuk memberitakan tentang kekristenan ke Tanah Batak.

Garis waktu sejarah

Masa perintisan para penginjil

Tahun 1824
Tahun 18251829
Tahun 1834
Tahun 1840
Tahun 1840
Tahun 1853
  • Setelah membaca surat yang datang dari Tanah Batak mengenai pekabaran Injil yang baru dirintis di Tanah Batak, maka Dr. Friedrich Fabri pimpinan dari Rheinische Zending Belanda memutuskan untuk memindahkan ke tanah Batak para penginjil yang sedang lowong di Banjarmasin karena telah diusir oleh penduduk lokal.[2]
Tahun 1857

Awal mula HKBP

Tahun 1861
Tahun 1862
Tahun 1864
Tahun 1865
  • Pada tanggal 27 Agustus diadakan sakramen baptisan perdana di wilayah Silindung kepada 13 orang.[2]
Tahun 1867
Tahun 1868
  • Berdiri Sekolah Guru di Parau Sorat, Sipirok. Murid pertama berjumlah 5 orang, yaitu: Thomas, Paulus, Markus, Johannes dan Epraim. Guru mereka adalah Dr. A. Schreiber dan Leipold.[2]
Tahun 1870
Berdiri Jemaat gereja di Sibolga (HKBP Sibolga Julu) dan di Sipoholon (HKBP Simanungkalit).[2]
Tahun 1872
Tahun 1877
  • Berdiri Seminarium di Pansur Napitu dengan jumlah murid perdana sebanyak 12 orang.[11]
Tahun 1878
Tahun 1879
Tahun 1881
Tahun 1883
Tahun 1885
  • Pada tanggal 19 Juli diadakan penahbisan pendeta perdana dari suku Batak di HKBP Pearaja. Para penerima tahbisan adalah: Johannes Siregar, Markus Siregar, dan Petrus Nasution yang telah menyelesaikan studi di Sekolah Pendeta.[11]
Tahun 1889
  • Pada tanggal 13 Juli RMG mengutus Nona Hester Needham[note 1] melayani kaum ibu dan wanita di Silindung. Hal tersebut menjadi awal fokus pelayanan terhadap kaum wanita dan anak-anak di Tanah Batak. Pelayanan Nona Hester Needham kemudian dibantu oleh Nona Tora untuk melayani di Silindung dan Nona Nieman di Toba.[11]
Tahun 1890
  • Pada tanggal 1 Januari penerbitan majalah perdana yang bertajuk Surat Parsaoran Immanuel.[11]
  • Pada tanggal 8 Januari Nona Hester Needham memulai pelayanan di Pansur Napitu dengan fokus melayani anak-anak, kaum perempuan, dan para janda; serta turut juga membimbing murid-murid Sekolah Pendeta di Seminari Pansur Napitu.[11]
Tahun 1893
  • Sekolah Zending mendapat subsidi dari Pemerintah Kolonial Belanda.[11]
Tahun 1894
Tahun 1895
Tahun 1896
  • Pada tanggal 3 Mei hingga 26 Juli - Nona Hester Needham melayani di Malintang, menginjili di tengah-tengah penganut agama lain.[11]
  • Pada bulan Juli, Nona Hester Needham melanjutkan pelayanannnya di Maga hingga akhir hayatnya. Beliau dimakamkan di Maga di tanah yang telah dibelinya[note 3].[11]
Tahun 1898
  • Penerbitan perdana kalender gereja.[11]
Tahun 1899
  • Awal mula gerakan Pardonganon Mission Batak yang didirikan orang para Kristen Batak dan dipimpin oleh Pendeta Henock Lumbantobing dengan tujuan menginjili daerah yang belum dijangkau oleh para penginjil sebelumnya, yaitu: kawasan Pulau Samosir, Simalungun, dan Dairi.[11]
Tahun 1900
Tahun 1928

Catatan

  1. ^ (23 Januari 1885 – 12 Mei 1897)
  2. ^ Ephorus Christian Philipp Schutz meninggal pada tahun 1922
  3. ^ Pada tahun 2002 makamnya dibongkar dan dipindahkan ke kompleks gereja HKBP Aek Bingke di Panyabungan
  4. ^ Rumah Sakit Umum Tarutung saat ini

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Seeley, Jackson; Halliday (1822). "Missionary Register": 89. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t Almanak HKBP 2020, Percetakan HKBP, 2020, halaman 520.
  3. ^ Andrew Causey Hard bargaining in Sumatra: western travelers and Toba Bataks in ... 2003 Page 80 "In that year, two American Baptist missionaries, Henry Lyman and Samuel Munson, went inland from Tapanooli (now called Sibolga), a port village on the west coast of Sumatra. Traveling with a retinue of porters and attendants, ..."
  4. ^ The United States in Asia: a historical dictionary - David Shavit - 1990 Page 312 "Lyman graduated from Harvard University and the Imperial School of Mines (Paris), and studied at the Royal Academy ... Murdered June 28, 1834, in Sacca, Sumatra. References: ACAB; AndoverTS; EM; LC; Hannah Lyman, The Martyr of Sumatra ..."
  5. ^ A biographical study of Ingwer Ludwig Nommensen, 1834-1918 Page 72 Martin E. Lehmann - 1996 "Leaving their wives behind in Batavia, Lyman and Munson set sail for the harbor of Padang on the west coast of Sumatra in April, 1834. At Padang they met Ward who approximately thirteen years before had visited the Bataks in the .."
  6. ^ Memorials of Protestant missionaries to the Chinese Alexander Wylie - 1967 -"Munson and Lyman, was a tour of observation and inquiry among the islands of the Indian Archipelago, ... surrounded by a large party of Battak cannibals and immediately dispatched; Mr. Munson being run through the body with a spear,"
  7. ^ Groeneboer, Dr. Kees (2002). "HERMAN NEUBRONNER VAN DER TUUK AND NINETEENTH-CENTURY LANGUAGE STUDY IN SOUTHEAST ASIA*" (PDF): 7–11. 
  8. ^ Parlindungan, Mangaradja Onggang (2007). "Pongkinangolngolan Sinambela gelar Tuanku Rao: terror agama Islam mazhab Hambali di Tanah Batak, 1816-1833": 467. 
  9. ^ Schreiner, Lothar (2003). "Adat dan injil: perjumpaan adat dengan iman Kristen di Tanah Batak": 63. 
  10. ^ Tarigan, Andri Ersada (22-Jul-2014). "Comite Na Ra Marpodah Simaloengoen: Peranannya Dalam Pelestarian Budaya Simalungun Dan Penyebaran Agama Kristen (1928-1942)" (PDF): 4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-02-11. Diakses tanggal 2020-06-13. 
  11. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u Almanak HKBP 2020, Percetakan HKBP, 2020, halaman 521.
  12. ^ a b c Almanak HKBP 2020, Percetakan HKBP, 2020, halaman 522.