Sufisme (bahasa Arab: صوفية, translit. ṣufiyyah) atau tasawuf (bahasa Arab: تصوف, translit. taṣawwuf) adalah gerakan Islam yang mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisimistismeIslam. Tarekat (berbagai aliran atau jalan dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang lain, atau gabungan dari beberapa tradisi [butuh rujukan]. Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia. Sufisme merupakan sebuah konsep dalam Islam, yang didefinisikan oleh para ahli sebagai bagian batin, dimensi mistis Islam; yang lain berpendapat bahwa sufisme adalah filosofi perenial yang telah ada sebelum kehadiran agama, ekspresi yang berkembang bersama agama Islam.[1]
Etimologi
Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum adalah kata itu berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Ada juga yang berpendapat bahwa sufi berasal dari kata saf, yakni barisan dalam sholat. Suatu teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (صفا), yang berarti "kemurnian". Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa.[2] Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari
kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.
Definisi Sufisme
Banyak ulama jaman dahulu dan sarjana modern mencoba memberikan definisi tentang tasawuf atau sufisme. Buya Hamka, salah satu ulama nasional, mendefinisikan tasawuf sebagai "kehendak memperbaiki budi dan men-shifa'-kan (membersihkan) batin,"[3] yang mana hal ini mudah dipahami karena tasawuf identik dengan tazkiyatun-nafs (pembersihan jiwa). Annemarie Schimmel memberikan definisi tasawuf yang lebih ringkas, yakni "dimensi mistik dalam Islam."[4] Definisi ini sejalan dengan yang dikemukakan Seyyed Hossein Nasr, bahwa sufisme merupakan "dimensi batin (esoteris) Islam yang memiliki dasar di dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi."[5]
Sementara itu ulama-ulama masa awal juga memberikan beragam pengertian atau definisi. Dimyati Sajari mengidentifikasi bahwa hingga abad ke-3 Hijriah, sebagaimana disitir oleh Ibrahim Basyuni dalam Nasy'at at-Tashawwuf al-Islami, sudah terdapat empat puluh definisi.[6] Beberapa definisi dari ulama-ulama terkemuka dirangkum oleh Abu Nashr al-Thusi (w. 377 H/988 M) di dalam kitab Al-Luma' sebagai berikut:[6][7]
Muhammad bin Ali al-Qashshab: tasawuf adalah akhlak mulia, yang tampak jelas pada zaman yang mulia, yang berasal dari orang mulia, beserta kaum yang mulia.
Junaid al-Baghdadi (w. 298 H/911 M): tasawuf adalah hendaknya engkau bersama Allah tanpa menyertakan yang selain-Nya.
Ruwaim bin Ahmad (w. 303 H/915 M): tasawuf adalah mengarahkan diri bersama Allah atas apa yang dikehendaki-Nya.
Sumnun bin Hamzat: tasawuf adalah hendaknya engkau merasa tidak memiliki sesuatu dan tidak dimiliki oleh sesuatu.
Abu Muhamad al-Jariri (w. 311 H/921 M): tasawuf adalah masuk ke dalam setiap akhlak yang mulia dan keluar dari setiap akhlak yang hina.
Amr bin Utsman al-Makki: tasawuf adalah hendaknya seorang hamba melakukan sesuatu yang utama di suatu waktu tertentu.
Ali bin Abdul Rahman al-Qannad: tasawuf adalah menempuh maqam-maqam (tahapan-tahapan) dan mempertahankannya dengan melanggengkan berkomunikasi dengan Allah.
Berbagai pengertian dan definisi tentang tasawuf pun bermunculan, namun terdapat benang merah yang menghubungkannya, yaitu akhlak, sebagaimana dinukil Al-Hujwiri yang mengaitkan tasawuf dengan akhlak.[8] Terkait hal ini, Abu Hasan al-Nuri mengatakan bahwa tasawuf itu bukan bentuk dan bukan pulai ilmu, melainkan akhlak, atau dalam kalimat berbeda Abu Muhammad Murta'isy mengatakan at-tashawwuf husnul-khuluq (tasawuf adalah penghalusan akhlak).[6]
Sejarah Sufisme
Meskipun secara esensi dipraktikan sejak awal mula Islam, namun terminologi tasawuf—sebagaimana fiqh dan kalam—tidak dikenal pada masa kehidupan Nabi Muhammad saw dan para sahabat. Istilah ini baru dikenal ketika Abu Hasyim al-Kufi (w. 160 H/776 M) mencantumkan kata al-Sufi di belakang namanya,[9] namun bukan berarti dia adalah sufi pertama karena sebelumnya sudah ada tokoh-tokoh sufi terkenal seperti Hasan al-Basri (w. 110 H/728 M). Sebelum istilah tasawuf dikenal di masa awal, menurut Reynold A. Nicholson sebagaimana dikutip Dimyati Sajari, bentuk-bentuk tasawuf pada mulanya adalah gerakan kejuhudan (asketis) yang merupakan bentuk tertua dari sufisme.[6][10]
Hasan al-Bashri (w. 110 H/728 M), seorang tabi'in yang hidup di abad ke-8 Hijriah, merupakan murid dari Huzaifah bin al-Yaman yang merupakan sahabat sekaligus kepercayaan Nabi Muhammad saw dengan julukan Shahibu Sirri Rasulullah (Pemegang Rahasia Rasulullah). Hasan al-Bashri, yang sangat terkenal dengan kehidupannya yang sederhana dan zuhud, membuatnya didaulat dikenal sebagai tokoh awal sufisme.[11] Namun, hidup sederhana dan zuhud bukanlah hal asing di masa itu, karena Nabi Muhammad saw dan para sahabat adalah tokoh-tokoh awal yang menjalani kehidupan seperti demikian. Bahkan di masa-masa sebelum Islam, Muhammad muda kerap berkhalwat di Gua Hira untuk mensucikan dirinya dan menjauh dari masyarakat jahiliyah.
Tokoh sufi lainnya yang hidup sejaman dengan Abu Hasyim al-Kufi adalah Ibrahim bin Adham (w. 165 H/782 M). Kisah pertobatan Ibrahim bin Adham sangatlah terkenal dan menjadi legenda sufi, dari seorang Pangeran Balkh menjadi seorang yang hidupnya sangat zuhud. Sebagaimana diceritakan oleh Abu Nuaim, Ibrahim bin Adham sangat menekankan pentingnya uzlah dan tafakur.
Seiring dengan munculnya berbagai cabang ilmu dalam Islam di abad ke-2 dan ke-3 Hijriah, maka berkembang pula Ilmu Tasawuf. Berbagai ajaran tentang tasawuf pun bermunculan, namun akhlak adalah benang merah dari semua ajaran yang ada,[6] dan hal ini dapat dipahami sebagai akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada sesama, dan akhlak kepada Allah. Hal ini dikembangkan dari tiga pilar agama dalam Islam, yakni iman-islam-ihsan; di mana yang terkahir, ihsan, merupakan landasan sekaligus tujuan dari praktik sufisme yang ingin dicapai ketika seorang sufi berserah diri seutuhnya kepada Allah.[12]
Pertentangan
Banyak pendapat yang pro dan kontra mengenai asal usul ajaran tasawuf, apakah ia berasal dari luar atau dari dalam agama Islam sendiri. Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf merupakan paham yang sudah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah,[13] sedangkan sebagian lainnya berpendapat bahwa asal usul ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad saw.
Asal usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad. Keharusan untuk bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan aturan di antara para muslim awal, yang bagi mereka adalah sebuah keadaan yang tak bernama, kemudian menjadi disiplin tersendiri ketika mayoritas masyarakat mulai menyimpang dan berubah dari keadaan ini. (Nuh Ha Mim Keller, 1995) [15]
Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha'rani mendefinisikan Sufisme sebagai berikut: "Jalan para sufi dibangun dari Qur'an dan Sunnah, dan didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan. Tidak bisa disalahkan, kecuali apabila melanggar pernyataan eksplisit dari Qur'an, sunnah, atau ijma." [11. Sha'rani, al-Tabaqat al-Kubra (Kairo, 1374), I, 4.].[16]
Sufi tidak lain adalah ajaran untuk mencapai maqam Ihsan (sebagaimana tersebut dalam hadist) atau mencapai status muqarrabun (orang-orang yang didekatkan kepada Allah).
Tasawuf adalah penafsiran bathin (psikologis) dari ayat-ayat Quran seperti: Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui (Quran, 29:41). Dalam Tasawuf, yang dimaksud pelindung dalam ayat ini juga termasuk pelindung secara psikologis, sebagaimana kita ketahui manusia banyak menggantungkan keberhargaan dirinya kepada dunia (seperti harta, jabatan, pasangan, teman, dan lain-lain). Dalam Tasawuf, keberhargaan diri hanya boleh digantungkan kepada Allah. Karena jika memang mereka percaya Allah adalah yang paling kuat dan berharga, maka menggantungkan kepada selain Allah adalah taghut (sesembahan). Inilah kenapa dalam tareqahnya, seorang Sufi (penempuh Tasawuf) harus bisa menjadikan Allah sebagai satu-satunya sumber kekuatan dan penghargaan dirinya. Dalam istilah lain, Tasawuf adalah ajaran untuk mencapai Tauhid secara bathin (psikologis).
Sisi psikologis (bathin) yang terdapat dalam ajaran-ajaran Kristen, Budha, dan lain-lain sebaiknya tidak menafikan keberadaan Tasawuf sebagai sisi psikologis (bathin) dalam ajaran Islam. Hal ini karena Islam adalah ajaran penyempurna sehingga tidak harus sepenuhnya baru dari ajaran-ajaran yang terdahulu. Adanya sisi bathin dalam ajaran-ajaran yang sebelumnya ada malahan memperkuat status Tasawuf karena tentunya harus ada garis merah antara agama-agama yang besar, karena kemungkinan besar ajaran-ajaran tersebut dulunya sempat benar, sehingga masih ada sisa-sisa kebenaran yang mirip dengan Tasawuf sebagai sisi bathin (psikologis) dari ajaran Islam.
Sufisme Pengaruh di Luar Islam
Sufisme berasal dari bahasa Arab suf, yaitu pakaian yang terbuat dari wol pada kaum asketen (yaitu orang yang hidupnya menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan). Dunia Kristen, neo platonisme, pengaruh Persi dan India ikut menentukan paham tasawuf sebagai arah asketis-mistis dalam ajaran Islam (Mr. G.B.J Hiltermann & Prof. Dr. P. Van De Woestijne).
(Sufisme) yaitu ajaran mistik (mystieke leer) yang dianut sekelompok kepercayaan di Timur terutama Persi dan India yang mengajarkan bahwa semua yang muncul di dunia ini sebagai sesuatu yang khayali (als idealish verschijnt), manusia sebagai pancaran (uitvloeisel) dari Tuhan selalu berusaha untuk kembali bersatu dengan DIA (J. Kramers Jz).
Al Quran pada permulaan Islam diajarkan cukup menuntun kehidupan batin umat Muslimin yang saat itu terbatas jumlahnya. Lambat laun dengan bertambah luasnya daerah dan pemeluknya, Islam kemudian menampung perasaan-perasaan dari luar, dari pemeluk-pemeluk yang sebelum masuk Islam sudah menganut agama-agama yang kuat ajaran kebatinannya dan telah mengikuti ajaran mistik, keyakinan mencari-cari hubungan perseorangan dengan ketuhanan dalam berbagai bentuk dan corak yang ditentukan agama masing-masing. Perasaan mistik yang ada pada kaum Muslim abad 2 Hijriyah (yang sebagian diantaranya sebelumnya menganut agama Non Islam, semisal orang India yang sebelumnya beragama Hindu, orang-orang Persia yang sebelumnya beragama Zoroaster atau orang Siria yang sebelumnya beragama Masehi) tidak ketahuan masuk dalam kehidupan kaum Muslim karena pada mereka masih terdapat kehidupan batin yang ingin mencari kedekatan diri pribadi dengan Tuhan. Keyakinan dan gerak-gerik (akibat paham mistik) ini makin hari makin luas mendapat sambutan dari kaum Muslim, meski mendapat tantangan dari ahli-ahli dan guru agamanya. Maka dengan jalan demikian berbagai aliran mistik ini yang pada permulaannya ada yang berasal dari aliran mistik Masehi, Platonisme, Persi dan India perlahan-lahan memengaruhi aliran-aliran di dalam Islam (Prof. Dr. H. Abubakar Aceh).
Paham tasawuf terbentuk dari dua unsur, yaitu (1) Perasaan kebatinan yang ada pada sementara orang Islam sejak awal perkembangan Agama Islam, (2) Adat atau kebiasaan orang Islam baru yang bersumber dari agama-agama non Islam dan berbagai paham mistik. Oleh karenanya, paham tasawuf itu bukan ajaran Islam walaupun tidak sedikit mengandung unsur-unsur ajaran Islam. Dengan kata lain, dalam agama Islam tidak ada paham Tasawuf walaupun tidak sedikit jumlah orang Islam yang menganutnya (MH. Amien Jaiz, 1980).[17]
Tasawuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri Irak. Dan karena suka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (Shuuf), maka mereka disebut dengan "Sufi". Soal hakikat Tasawuf, hal itu bukanlah ajaran Rasulullah SAW dan bukan pula ilmu warisan dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu. Menurut Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata: “Tatkala kita telusuri ajaran Sufi periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan mereka baik yang keluar dari lisan ataupun yang terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda dengan ajaran Al Qur’an dan As Sunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul ajaran Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad SAW, dan juga dalam sejarah para sahabatnya yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan Allah Ta’ala di alam semesta ini. Bahkan sebaliknya, kita melihat bahwa ajaran Sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban Nashrani, Brahma Hindu, ibadah Yahudi dan zuhud Buddha" - At Tashawwuf Al Mansya’ Wal Mashadir, hal. 28.(Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc).[18]
Syari'at dalam perspektif paham tasawuf ada yang menggambarkannya dalam bagan Empat Tingkatan Spiritual Umum dalam Islam, syariat, tariqah atau tarekat, hakikat. Tingkatan keempat, ma'rifat, yang 'tak terlihat', sebenarnya adalah inti dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari keempat tingkatan spiritual tersebut.
Sebuah tingkatan menjadi fondasi bagi tingkatan selanjutnya, maka mustahil mencapai tingkatan berikutnya dengan meninggalkan tingkatan sebelumnya. Sebagai contoh, jika seseorang telah mulai masuk ke tingkatan (kedalaman beragama) tarekat, hal ini tidak berarti bahwa ia bisa meninggalkan syari'at. Yang mulai memahami hakikat, maka ia tetap melaksanakan hukum-hukum maupun ketentuan syariat dan tarekat.
Paham kesatuan wujud
Paham kesatuan wujud adalah paham yang dibawa oleh Ibnu Arabi pada abad ke-3 Hijriah. Tokoh-tokohnya antara lain adalah Ibnu Arabi, Mansur al Hallaj, dan Jalaludin Rumi. Paham ini ditolak oleh Al Ghazali dan Ibnu Taymiah.
Ketika tidak ada gerak bagimu untuk dirimu sendiri maka sempurna yakinmu, dan ketika tidak ada wujudmu bagimu maka sempurnatauhidmu. [1]
Maknanya: ketika kamu fana dari wujudmu karena tidak adanya pandanganmu terhadap wujudmu sama sekali, dengan cara kamu tidak melihat wujud bagi dirimu beserta wujud Gusti-mu Yang Maha Agung dan Mulia, maka sempuna tauhidmu. Hal itu, karena kamu telah menyatakan Gusti-mu dan kamu mempertimbangkan pandanganmu didalamnya. Maka kamu melihat wujudmu, yaitu semua amalmu dari Allah swt sebagi ciptaan, maka ketika ini, kamu tidak melihat wujud kecuali Allah swt Yang Maha Agung dan Mulia. Maka ketika itu telah sempurna tauhidmu. Karena hamba selagi melihat wujud dan amalnya sendiri, maka tidak sempurna tauhidnya menurut para muwahhidiin muhaqqiqiin para petauhid sempurna. Karena dia masih melihat dirinya dapat beramal yang amal itu keluar dari dirinya. Berbeda dengan muwahhidiin muhaqqiqiin (para petauhid sempurna), dia (mereka) telah hilang dari wujud dirinya yang majazi dan rusak dengan sebab wujud Allah swt yang Maha Ada yang kekal dan hakiki. Hal itu ketika Allah swt telah memberikan kenyataan padanya tentang hakikat-hakikat, lalu dia melihat dengan cahayaTuhan-nya yang telah dititipkan pada relunghatinya, bahwa sesungguhnya Allah swt telah mewujudkan dirinya dengan anugerah-NYA dan menolongnya dengan kasih-NYA, kemudian dia tidak melihat dalam wujud selain Allah swt dan tidak melihat kasih selain Allah swt Yang Maha Agung dan Mulia, maka sempurnalah tauhidnya. [2]
Menurut al-Banjari, kaum wujudiyyah (orang-orang yang memahami tentang wahdatul wujud) itu ada dua golongan: wujudiyyah mulhid dan wujudiyyah muwahhid. wujudiyyah mulhid termasuk golongan yang sesat lagi zindiq. Wujudiyyah muwahhid, menurut dia, “yaitu segala ahli sufi yang sebenarnya”, mereka dinamakan kaum wujudiyyah ”karena bicaranya dan perkataannya dan itikadnya itu pada wujud Allah”. Ia tidak menjelaskan isi ajaran mereka, tetapi sebagai lawan dari wujudiyyah mulhid tadi, wujudiyyah muwahhid tentu tidak menganggap bahwa Allah tidak “tiada maujud melainkan di dalam kandungan wujud segala makhluk”, atau “bahwa Allah itu ketahuan zat (esensi)-Nya nyata kaifiat-Nya daripada pihak ada. Ia waujud pada kharij dan pada zaman dan makan”, dan tidak pula membenarkan pernyataan-pernyataan seumpama “tiada wujudku, hanya wujud Allah”, dan sebagainya, yang mencerminkan pandagan wujudiyyah mulhid itu. Keterangan al-Banjari mengenai ajaran kaum wujudiyyah mulhid itu kelihatan sangat mirip dengan keterangan ar-Raniri, yang dalam abad sebelumnya menyanggah penganut-penganut di Aceh.
Berdasarkan penjelasan ini, pada dasarnya sama dengan ajaran wahdah al-wujudIbnu Arabi. Ajaran ini juga memandang alam semesta ini sebagai penampakan lahir Allah dalam arti bahwa wujud yang hakiki hanya Allah saja -alam semesta ini hanya bayangan- bayang-Nya. Dari satu segi, ajaran ini kelihatan sama dengan ajaran tauhid tngkat tertinggi. Kedua ajaran itu memandang bahwa wujud yang hakiki hanya satu-Allah, tetapi dari lain segi wujudiyyah muwahhid dan wihdah al-wujud ini tidak sama dengan pandangan “bahwa yang ada hanya Allah” dalam ajaran yang terakhir ini hanya tercapai dalam keadaan yang disebut fana, yakni terhapunya kesadaran akan wujud yang lain, sedang dalam ajaran wihdah al-wujud, pandangan tersebut kelihatan sebagai hasil penafsiran atas fenomena alam yang serba majemuk ini.
Ilmu pengetahuan yang pada zaman Yunani kuno diberi citra, bahkan diidentikkan dengan filsafat. Tasawuf sebagai ilmu juga diarahkan untuk kepentingan agama (Kristiani), baru memperoleh sifat kemandiriannya semenjak adanya gerakan Renaissance dan Aufklarung. Semenjak itu pula manusia merasa bebas, tidak mempunyai komitmen dengan apa atau siapapun (agama, tradisi, sistem pemerintahan, otoritas politik dan lain sebagainya) selain komitmen dengan dirinya sendiri untuk mempertahankan kebebasannya dalam menentukan cara dan sarana menuju kehidupan yang hendak dicapai.[20]
Di Cirebon, kesenian yang berhubungan dengan Kesenian Sufi ini adalah Brai, Gembyung, Terbang, Genjring Santri, dan lainya. Kebanyakan Jenis Kesenian yang beredar di Cirebon terkait dengan perkembangan paham tasawuf tersebut.
Beberapa buku yang telah di tulis oleh para seniman, budayawan, dan sejarahwan Cirebon menguatkan anggapan ini. Buku-buku yang memuat tentang kesenian Cirebon yang berakar pada ajaran tasawuf ini diantaranya adalah Budaya Bahari Sebuah Apresiasi di Cirebon yang di tulis oleh Rokhmin Dahuri dkk pada tahun 2004 dan di cetak oleh PNRI. Selanjutnya buku Deskripsi Kesenian Cirebon yang di susun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaupaten Cirebon yang salah satu anggota penyusunnya adalah Bapak Kartani. Dalam banyak kesempatan Kartani selalu menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena media kesenian sangat cocok untuk berdakwah pada saat itu Mertasinga 2004.
Jika seni dan kesenian dijadikan sebagai media dakwah, maka sangat munfisme/tasawuf yang selalu menitik beratkan pada niat baik dalam segala aktiitas yang dijalnkannya.
[5]
tasawuf itu sulit didefinisikan agar dapat dipahami dengan mudah
^Shaykh Muhammad Hisham Kabbani, The Naqshbandi Sufi Tradition Guidebook of Daily Practices and Devotions, 2004, hlm. 83.
^Hamka (2015). Tasawuf Modern. Jakarta: Republika Penerbit. ISBN978-602-8997-98-0.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Schimmel, Annemarie (1986). Dimensi-Dimensi Mistik dalam Islam. Diterjemahkan oleh Djoko Damono, Sapardi. Jakarta: Pustaka Firdaus.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^as-Sarraj, Abu Nashr (2009). Al-Luma'. Surabaya: Risalah Gusti.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Al-Hujwiri, Ali Ibnu Utsman (2015). Kasyful Mahjub. Bandung: PT. Mizan Pustaka. ISBN978-979-433-876-6.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Syukur, HM. Amin (1999). Menggugat Tasawuf: Sufisme dan Tanggung Jawab Sosial Abad 21. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 7–8. ISBN979-907-572-6.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Nicholson, Reynold A (1963). The Mystics of Islam. London: Routledge & Kegan Paul Ltd.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Nashr, Seyyed Hossein (2008). The Garden of Truth: The Vision and Promise of Sufism, Islam's Mystical Tradition. San Francisco: HarperOne. hlm. 168. ISBN978-0061625992.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Aractingi, Jean-Marc and Christian Lochon, Secrets initiatiques en Islam et rituels maçonniques-Ismaéliens, Druzes, Alaouites,Confréries soufies; éd. L'Harmattan, Paris, 2008 (ISBN 978-2-296-06536-9).
Arberry, A.J.. Mystical Poems of Rumi, Vols. 1&2. Chicago: Univ. Chicago Press, 1991.
Austin, R.W.J.. Sufis of Andalusia, Gloustershire: Beshara Publications, 1988.
Azeemi,Khwaja Shamsuddin. Muraqaba: Art and Science of Sufi Meditation, Houston:Plato Publishing,Inc., 2005, ISBN 0-9758875-4-8.
Barks, Coleman & John Moyne, translators, The Drowned Book: Ecstatic & Earthy Reflections of Bahauddin, the Father of Rumi, (NY: HarperCollins, 2004) ISBN 0-06-075063-4
Bewley, Aisha. The Darqawi Way. London: Diwan Press, 1981.
Marine synthesis of organic compounds Ocean chlorophyll concentration as a proxy for marine primary production. Green indicates where there are a lot of phytoplankton, while blue indicates where there are few phytoplankton. – NASA Earth Observatory 2019.[1] Marine primary production is the chemical synthesis in the ocean of organic compounds from atmospheric or dissolved carbon dioxide. It principally occurs through the process of photosynthesis, which uses light as its source of energ…
Rilievo con la dea Satet, granito rosa, 82 cm (Parigi, Louvre). Satet (anche Satis o Sati[1]) è una divinità della mitologia egizia, particolarmente venerata a Elefantina, in Egitto. Si considera protettrice delle acque del Nilo; viene raffigurata come una donna con la corona dell'Alto Egitto sormontata da due corna di gazzella. Il nome ha il significato letterale di eiaculazione in correlazione con la teoria che vedeva l'annuale piena del Nilo come l'effetto dell'atto di masturbarsi d…
توماس بودات معلومات شخصية الميلاد 24 فبراير 1994 (30 سنة) لانغون الطول 175 سنتيمتر[1] مركز اللعب عداء دراجات [لغات أخرى] الجنسية فرنسا الوزن 69 كيلوغرام[1] الحياة العملية الفرق ديركت إينرجي (2015–2019)فورتنيو سامسيك (2020–2021) المهنة دراج نوع …
La 62ª edizione del Festival di Cannes si è svolta a Cannes dal 13 al 24 maggio 2009. Il festival si è aperto con la proiezione in anteprima mondiale del film d'animazione 3D Up e si è chiuso con quella di Coco Chanel & Igor Stravinsky di Jan Kounen. La giuria presieduta dall'attrice francese Isabelle Huppert, due volte vincitrice del premio come miglior attrice a Cannes, nel 1978 per Violette Nozière[1] e nel 2001 per La pianista,[2] ha assegnato la Palma d'oro per il m…
American cartoonist Richmond at WonderCon 2009 Tom Richmond (born May 4, 1966[1]) is an American freelance humorous illustrator, cartoonist and caricaturist whose work has appeared in many national and international publications since 1990. He was chosen as the 2011 Outstanding Cartoonist of the Year, also known as The Reuben Award, winner by the National Cartoonists Society.[2] Career Some of Richmond's earliest publication work was for the comic book Married... with Children fo…
مجموعة إثنيةمعلومات عامةصنف فرعي من مجموعة سكانيةهوية ممثلة بـ إثنيةثقافةلغة أم تعديل - تعديل مصدري - تعديل ويكي بيانات ميّز عن مجموعة عرقية.جزء من سلسلة مقالات حولعلم الإنسان المجالات الأثار علم الإنسان الحيوي علم الإنسان الثقافي اللغويات الاجتماعيات مواضيع علم الأ…
Gereja di Otradny Eparki Otradny adalah sebuah eparki Gereja Ortodoks Rusia yang terletak di Otradny, Federasi Rusia. Eparki tersebut didirikan pada tahun 2012.[1] Referensi ^ http://www.patriarchia.ru/db/text/2088386.html lbsKeuskupan Gereja Ortodoks RusiaPatriark MoskwaEparki di Rusia Abakan dan Khakassia Akhtubinsk Alapayevsk Alatyr Alexdanrov Almetyevsk Amur Anadyr Ardatov Arkhangelsk Armavir Arsenyev Astrakhan Balashov Barnaul Barysh Belgorod Belyov Bezhetsk Birobidzhan Birsk Biysk …
قلعة سنان الإحداثيات 35°45′54″N 8°20′43″E / 35.765°N 8.3453°E / 35.765; 8.3453 تقسيم إداري البلد تونس[1] التقسيم الأعلى ولاية الكاف معلومات أخرى 7130 رمز جيونيمز 2468328 تعديل مصدري - تعديل قلعة سنان او مائدة يوغرطة الملك النوميدي هي إحدى مدن الجمهورية التون…
Josef HorovitzBorn(1874-07-26)26 July 1874Lauenburg, Pomerania, German Empire(now Lębork, Poland)Died5 February 1931(1931-02-05) (aged 56)Frankfurt, Hesse-Nassau, GermanyNationalityGermanScientific careerFieldsOriental studiesInstitutionsUniversity of FrankfurtAcademic advisorsEduard SachauDoctoral studentsIlse LichtenstädterOther notable studentsShelomo Dov Goitein Josef Horovitz (26 July 1874 – 5 February 1931) was a Jewish German orientalist. A son of Markus Horovitz (1844–191…
هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (مايو 2024) HD 153950 b تاريخ الاكتشاف 26 أكتوبر 2008 وسيلة الاكتشاف تحليل دوبلر الطيفي[2] رمز الفهرس HD 153950b (فهرس هنري درابر)TIC 124165580b (TESS Input Catalog) نصف المحور الرئيسي 1.28 …
This article is about the Star Trek episode. For the Defiance episode, see The Devil in the Dark (Defiance). 25th episode of the 1st season of Star Trek: The Original Series The Devil in the DarkStar Trek: The Original Series episodeKirk faces the Horta aloneEpisode no.Season 1Episode 25Directed byJoseph PevneyWritten byGene L. CoonFeatured musicAlexander CourageCinematography byJerry FinnermanProduction code026Original air dateMarch 9, 1967 (1967-03-09)Guest appearances Ken …
Current United States federal appellate court United States Court of Appeals for the Federal Circuit(Fed. Cir.)LocationHoward T. Markey National Courts Building(717 Madison Place, NWWashington, D.C.)EstablishedOctober 1, 1982Judges12Circuit JusticeJohn RobertsChief JudgeKimberly A. Moorecafc.uscourts.gov The United States Court of Appeals for the Federal Circuit (in case citations, Fed. Cir. or C.A.F.C.) is one of the 13 United States courts of appeals. It has special appellate jurisdi…
You can help expand this article with text translated from the corresponding article in Japanese. (February 2022) Click [show] for important translation instructions. View a machine-translated version of the Japanese article. Machine translation, like DeepL or Google Translate, is a useful starting point for translations, but translators must revise errors as necessary and confirm that the translation is accurate, rather than simply copy-pasting machine-translated text into the English Wiki…
News podcast by The New York Times PodcastThe DailyPresentationHosted byMichael BarbaroSabrina TaverniseGenreLong-form journalism, Political podcastLanguageEnglishUpdatesWeekdays, by 6 a.m.[1]Lengthavg. 20–25 minutesProductionProduction Producers Theo Balcomb Andy Mills Lisa Tobin Rachel Quester Lynsea Garrison Annie Brown Clare Toeniskoetter Paige Cowett Michael Simon Johnson Brad Fisher Larissa Anderson Wendy Dorr Chris Wood Jessica Cheung Alexandra Leigh Young Jonathan Wolfe Lisa Ch…
عملية إلامي جزء من التدخل العسكري في ليبيا التاريخ وسيط property غير متوفر. بداية 19 مارس 2011 نهاية 31 أكتوبر 2011 تعديل مصدري - تعديل عملية إلامي (بالإنجليزية: Operation Ellamy)[1] هي الاسم الحركي لمشاركة الأمم المتحدة في التدخل العسكري في ليبيا عام 2011.[2] كانت الع…