Bulan sabit dan bintang dahulu terkait dengan lambang Kekhalifahan Utsmaniyah yang kelak dijadikan sebagai simbol umum Islam, khususnya di dunia Barat. Dalam Unicode: (U+262A☪ )
Allah adalah nama diri Tuhan dalam agama Islam dan digunakan oleh seluruh umat Muslim tanpa memandang bahasa yang dituturkan. Ditulis dalam kaligrafi serta menjadi simbol universal Islam dalam dunia Islam. Dalam Unicode: (U+FDF2ﷲ )
Sebagian dari syahadat muncul dalam Al-Qur'an secara terpisah, tetapi tidak pernah dalam bentuk yang lengkap. Digunakan dalam hadis serta bendera atau lambang dari negara Islam atau organisasi Islamisme.
Tanda bintang ini digunakan untuk menandai seperempat hizb al-Qur'an. Juga digunakan sebagai bendera atau lambang khususnya Fez pada masa Kesultanan Mariniyah. Dalam Unicode: (U+06DE۞ )
Khatim adalah sebutan kepada Nabi Muhammad yang bermakna "Penutup Para Nabi". Istilah ini menandai status Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir Islam dan tidak ada lagi nabi sesudahnya.
Dalam al-Qur'an tanda ini menunjukkan ayat-ayat sajdah. Pembacanya disyariatkan untuk sujud. Dalam Unicode: (U+06E9۩ )
Najmat Dawud atau Khatim Sulaiman (Bintang Daud)
Bintang Daud (Heksagram) sempat menjadi simbol Islam yang populer di kalangan umat Islam (Khususnya di Kalangan MazhabHanafi) di abad pertengahan Islam. Simbol ini dapat ditemukan di Bendera Karaman, Bendera Isfendiyyar Bendera Khairuddin Barbarossa, tidak hanya itu ada juga di koin Maroko. Namun simbol ini tidak dipakai lagi karena simbol tersebut sudah dipakai oleh Yahudi sejak berdirinya Negara Israel pada tahun 1948.
Prajurit-prajurit Muslim dan kafilah mereka menggunakan warna polos (umumnya hitam atau putih) sebagai bendera pengenal, kecuali Bendera Elang Muda milik Muhammad yang menuliskan syahadat yang dituliskan di atasnya. Dalam generasi selanjutnya, para pemimpin Muslim menggunakan bendera hijau, hitam, atau putih tanpa tulisan atau simbolisme. Sementara itu Kekhalifahan Umayyah berperang dengan panji putih dan emas. Kekhalifahan Abbasiyah menggunakan bendera hitam (kebiruan) dan berperang dengan panji hitam. Kekhalifahan Fathimiyah menggunakan bendera hijau serta putih. Diriyah menggunakan bendera putih dan hijau dengan syahadat. Sejumlah negara Teluk memiliki bendera merah. Empat warna Pan-Arab, putih, hitam, hijau, dan merah mendominasi warna bendera negara Arab.[1][2]
Makna
Hijau – Warna sutra dan bantal di Jannah (Surga) adalah hijau.[3][4]
Putih – Simbol kesucian jiwa dan raga, juga sebagai bendera Nabi Muhammad, al-Liwa.[5][6]
Bulan sabit banyak dikaitkan dengan Islam dan dianggap sebagai simbolnya. Simbol bulan dan bintang ini digunakan paling umum dalam Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke-19. Dengan penggunaannya di wilayah Utsmaniyah, simbol tersebut menjadi simbol Islam secara keseluruhan, terutama bagi Orientalis Barat. "Bulan sabit dan bintang" juga menjadi metafora untuk kekuasaan Islam (Utsmaniyah dan Dinasti Qajar (Persia) pada akhir abad ke-19 dalam literatur Britania.[10] Keterkaitan ini juga dikuatkan dengan penggunaan simbol tersebut sebagai ornamen hias di masjid dan menara di Kesultanan Utsmaniyah.[11] Namun, mayoritas publikasi Islam menyebut bahwa simbol tersebut ditolak "oleh sebagian ulama".[12] Lambang "Bulan Sabit Merah" digunakan oleh relawan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah khususnya sejak Perang Rusia-Turki (1877–1878); kemudian resmi digunakan pada 1929.[13]
Setelah Utsmaniyah runtuh pada 1922, bulan dan bintang digunakan oleh negara penerusnya. Pada 1947, setelah Pakistan merdeka, bendera Pakistan memuat bulan bintang dengan warna hijau sebagai latar belakangnya. Bulan bintang pada bendera Kerajaan Libya (1951) banyak mengaitkan simbol tersebut dengan "kisah hijrah Nabi Muhammad"[14] Per 1950-an, simbolisme ini berperan dalam memantik nasionalisme Arab seperti usulan Republik Islam Arab (1974).[15]
Tanda rub' al-hizb adalah tanda yang dipakai dalam membaca al-Qur'an. Simbol ini melambangkan seperempat hizb, sedangkan hizb adalah setengah dari juz'. Simbol ini juga muncul sebagai bendera atau lambang negara, seperti yang digunakan Kesultanan Mariniyah.
Syahadat adalah rukun Islam yang pertama dan muncul dalam azan. Artinya, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Nabi dan Utusan Allah."
Bendera agama dengan inskripsi tersebut muncul sejak abad pertengahan, serta muncul sebagai miniatur oleh ilustrator abad ke-13 Yahya bin Mahmud al-Wasiti. Ilustrasi abad ke-14 dari Sejarah Bangsa Tatar karya Hayton dari Corycus (1243) menampilkan baik bangsa Mongol dan Seljuk menggunakan variasi panji perang.
Angka-angka
Angka 1 terkait dengan tauhid, yakni mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.[16]
^Dari Jabir bin Abdillah: Rasulullah صلى الله عليه وسلم memasuki Mekkah dengan bendera putih. (HR. An-Nasa'i dan at-Tirmidzi)
^Diriwayatkan oleh Ma’n, dari Malik, dari Abu Suhail, dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad ﷺ bersabda: ”Apakah kalian mengira api neraka itu berwarna merah seperti halnya api kalian? Tidak! Api neraka itu warnanya lebih hitam daripada aspal.” (H.R. Al-Baihaqi)
^Imam Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasai dalam Sunan al-Kubra telah mengeluarkan dari Yunus bin Ubaid mawla Muhammad bin al-Qasim, ia berkata: Muhammad bin al-Qasim mengutusku kepada al-Bara’ bin ‘Azib bertanya tentang ar-Rayah Rasulullah ﷺ seperti apa? Al-Bara’ bin ‘Azib berkata: “Rayah Rasulullah ﷺ persegi panjang hitam terbuat dari Namirah.”
^"Surah Ali 'Imran - 106". Quran.com (dalam bahasa Inggris and Arab). Diakses tanggal 7 December 2021.
^e.g. A. Locher, "With Star and Crescent: A Full and Authentic Account of a Recent Journey with a Caravan from Bombay to Constantinople"; Andrew Haggard, "Under Crescent and Star" (1895).
^"Masjid dan menara dikelilingi bulan sabit; udara bersinar di atas Tanduk Emas, seolah-olah purnama." Hezekiah Butterworth, The Zigzag Series (1882), p. 481.
^"Banyak ulama menolak menggunakan bulan sabit sebagai simbol Islam. Iman Islam secara historis tidak memiliki simbol, dan banyak yang menolak untuk menerimanya." Fiaz Fazli, Crescent magazine, Srinagar, September 2009, p. 42.
^Simbolisme bulan bintang bendera Kerajaan Libya (1951-1969) dijelskan dalam buku berbahasa Inggris, The Libyan Flag & The National Anthem, diterbitkan oleh Kementerian Informasi dan Penerangan Kerajaan Libya (tahun tidak diketahui, dikutip menurut Jos Poels pada FOTW, 1997) sebagai berikut: "Bulan sabit adalah simbol awal menurut kalender Islam. Hal ini membawa kami kepada kisah hijrah nabi kita Muhammad dari Mekkah untuk menyebarkan Islam serta mengajarkan kebenaran dan keadilan. Bintang melambangkan senyum harapan, keindahan tujuan, cahaya keyakinan Tuhan di negara kita, serta martabat dan kehormatan yang terus menerangi jalan kita dan menyinari kegelapan."
^Edward E. Curtis, Black Muslim religion in the Nation of Islam, 1960-1975 (2006), p. 157.