Syiah Dua Belas Imam (bahasa Arab: ٱثْنَا عَشَرِيَّة; ʾIthnā ʿAšarīyahbahasa Persia: شیعه دوازدهامامی, Šī'eh-ye Davâzdah-Emâmī), juga dikenal sebagai Imamiyyah (bahasa Arab: إِمَامِيَّة) adalah cabang terbesar Islam Syiah. Istilah ini merujuk pada kepercayaan penganutnya terhadap dua belas pemimpin yang ditahbiskan secara ilahi, yang dikenal sebagai Dua Belas Imam, dan keyakinan mereka bahwa Imam terakhir, Imam al-Mahdi, hidup dalam kegaiban dan akan muncul kembali sebagai Mahdi yang dijanjikan. Menurut tradisi Syiah, masa jabatan Mahdi akan bertepatan dengan Kedatangan Kedua Yesus, yang akan membantu Mahdi melawan Dajjal.
Kata-kata dan perbuatan (Sunnah) Muhammad dan para imam adalah panduan dan model bagi masyarakat untuk diikuti; sebagai akibatnya, Muhammad dan para Imam harus bebas dari kesalahan dan dosa, sebuah doktrin yang dikenal sebagai Ismah atau infalibilitas, dan harus dipilih melalui dekrit ilahi, atau nass, melalui Muhammad.
Keyakinan Itsna Asyariyyah
Syariah dalam Itsna Asyariyyah
Para pengikut ajaran Syi'ah Itsna Asyariyyah mendasarkan hukum mereka (Syariah) pada al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Perbedaan antara hukum syariah Sunni dan Syiah terletak pada keyakinan bahwa Nabi Muhammad memberikan Ali ra. sebagai pemimpin pertama setelah Nabi Muhammad saw. Lebih lanjut, menurut pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah, bahwa Imam atau pemimpin umat tidaklah dapat dipilih oleh manusia siapapun. Imam adalah jabatan langsung dari Allah swt. Sedangkan pengikut Sunni percaya bahwa pemimpin umat dipilih dengan musyawarah mufakat dari kalangan ulama dan yang memiliki kemampuanlah yang menjadi pemimpin (khalifah). Perbedaan inilah yang membuat Syi'ah dan Sunni menjadi terpecah. Berikut ini adalah perbedaan lain dalam masalah Syari'ah antara Syi'ah dan Sunni:
Mengambil hadits dari Nabi Muhammad saw. dan para Ahlul Bait.[1]
Tidak mengambil hadits dan contoh yang diriwayatkan oleh Abu Bakar, Umar dan Usman (Mereka bertiga adalah khulafaur rasyidin sebelum Ali ra.)
Memberikan status ma'shum (bebas dari kesalahan) kepada para Imam dan mengikuti contoh dan ajaran mereka.
Doktrin utama
Dalam ajaran Islam aliran Syi'ah Itsna Asyariyyah, terdapat 10 rukun islam, mencakup 5 rukun Sunni (Sunni = 5 rukun), tetapi ditambah 5 Ushuluddin (rukun iman versi Sunni).[2] Berikut ini adalah keyakinan-keyakinan para pengikut Itsna Asyariyyah dalam dua hal yaitu Ushuluddin (prinsip keyakinan) dan Furu' ad-Din (prinsip keagamaan):
Rukun iman Itsna Asyariyyah
Aliran Itsna Asyariyyah tidak membolehkan taklid (keyakinan yang buta), tetapi setiap mereka yang sudah mukalaf harus mengetahui keyakinan yang sudah ditentukan:
Masalah ketauhidan: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa Allah-lah pencipta, menciptakan Adam langsung dengan tangan-Nya, kemudian menghidupkannya, memberinya rizki dan mematikannya. Juga memberi manusia sakit dan ujian, semua atas kekuasaan-Nya (QS Yasin:82). Mereka juga percaya bahwa Allah Maha Kuasa, Allah Maha Esa, Allah tidak terlihat dan tidak tergambar secara lahiriah oleh manusia. Secara tauhid, mereka sama dengan umat Islam pada umumnya.[3][4]
Masalah keadilan: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa Allah tidak menganiaya satupun dari hamba-Nya, dan setiap hamba-Nya diberikan rizki sesuai yang dibutuhkannya.
Masalah kenabian: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa rasul terakhir umat Islam adalah Rasulullah Muhammad saw. dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. adalah wajib, seperti yang tercantum di Al-Qur'an (QS Ali 'Imran:85)
Masalah imamah: Pengikut islam Syi'ah termasuk cabang Itsna Asyariyyah (Syiah Imamiyah) mempercayai bahwa ada sistem kepemimpinan yang disebut imamah yang berasal dari Nabi Muhammad. Imam sendiri bertugas untuk memimpin umat Islam dengan petunjuk dari Allah swt. Dan dalam prinsip ajaran Syi'ah disebutkan bahwa sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan umat Islam tanpa pemimpin. Mereka mempercayai bahwa Imam ma'shum (bebas dari dosa) dan jabatan Imam adalah langsung dari ilham yang didatangkan oleh Allah. Setiap Imam akan berwasiat kepada Imam selanjutnya.
Masalah Kebangkitan: Bahwa Allah menghidupkan manusia untuk beramal. Mereka yang beramal baik akan diberikan ganjaran untuk masuk ke surga selamanya, sedangkan yang beramal buruk akan dimasukkan ke neraka selamanya.
Tempat suci dan bersejarah Itsna Asyariyyah
Setiap muslim, baik Sunni maupun Syi'ah, memiliki tempat-tempat suci. Di antara tempat suci tersebut adalah tiga masjid suci yaitu Masjidil Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Selain tiga tempat tersebut, Syi'ah juga memiliki beberapa tempat suci yang kebanyakan di antaranya adalah makam-makam para Imam. Berikut tempat-tempat suci Syi'ah:
Hadits dalam Syi'ah: di mana hadits adalah perkataan dan tindakan dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam). Hadits ini akan diteliti dengan shahih atau dengan interview dengan sang perawi. Hadits ini akan melewati banyak perawi yang di antaranya adalah sahabat dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam) dan sampai akhirnya akan tiba di al-Ma'shum tersebut (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam).[5]
Ilmu dariyah dalam Itsna Asyariyyah: yaitu ilmu untuk mencari gejala hadits dalam kondisi darurat dalam hal bagaimana matan dan sanad menyampaikan hadits.[6]
Hadits dalam satu jalur: karena hadits merupakan hasil adaptasi untuk mempertahankan dan menyampaikan sebuah cerita atau perkataan dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam), maka ada satu orang yang akan menyampaikan banyak hadist dalam satu jalur dan kemudian akan diteruskan ke setiap orang, seperti yang telah ditulis dan diikuti dalam ilmu Ushul Fiqih, bahwa kebenaran hadist dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam) belum tentu benar adanya jika disampaikan dalam banyak jalur.
Ilmu rijal: Ilmu yang ditujukan untuk menguji ilmu dan keadaan para perawi saat menyampaikan hadits untuk mengetahui dan mengidentifikasi sebuah hadits sebagai shahih atau tidak shahih.[7]
Sifat perawi yang riwayatnya dan kualifikasinya diterima:
Beragama Islam: Tidak akan diterima riwayat hadits dari perawi kafir, sebelum sang perawi kafir tersebut mengucapkan syahadat secara sungguh-sungguh.
Mempunyai akal yang logis (tidak gila): Tidak diterima hadits yang disampaikan oleh orang gila
Baligh (cukup umur untuk menyampaikan hadits): Tidak diterima hadits dari seorang anak kecil sebelum dia mumayyiz (dewasa)
Beriman
Adil: Sang perawi harus bisa mempertahankan haditsnya dalam kebenaran dan tidak berlebihan dalam meriwayatkan hadits.
Di dalam Syi'ah, ada 4 kitab hadits, yang terdiri dari:
Penulis Kitab
Tahun lahir dan wafat
Jumlah hadits
Keterangan
Al-Kafi
Hadits-hadits dalam kitab dikumpulkan oleh Syaikh Abu Ja'far Muhammad bin Ya'qub al-Kulaini ar-Razi. Ia adalah cendekiawan Islam yang sangat menguasai ilmu hadits.
Wafat tahun 329 Hijriah
Terdapat sekitar 16000 hadits yang berada dalam kitab al-Kafi, dan merupakan jumlah terbanyak yang berhasil dikumpulkan.
Kitab Syi'ah yang terbaik
Man la yahdarul fiqh Untuk orang yang tidak memperhatikan fiqih
Ditulis oleh Syaikh Abu Ja'far Muhammad bin Ali bin Husein
Lahir tahun 305 Hijriah dan wafat tahun 381 Hijriah
Terdapat sekitar 6000 hadits tentang Syariah
Tazhibul Ahkam
Ditulis oleh Syaikh Abu Ja'far Muhammad bin Hasan al-Tusi
Lahir di Khurasan tahun 385 Hijriah, dan wafat pada tahun 460 Hijriah
Terdapat sekitar 13590 Hadits dalam kitab ini.
Al-Istibshar fima Ikhtilaf minal Akhbar
Ditulis oleh Syakih Abu Ja'far Muhammad bin Hasan al-Tusi
Lahir di Khurasan tahun 385 Hijriah, dan wafat pada tahun 460 Hijriah
Terkumpul sekitar 5511 hadits dalam kitab ini.
Al-Majmu'
Al-Kulani, al-Qami dan at-Tusi
Wafat pada tahun 329-381-460
Total hadits sekitar 41101 hadits (kompilasi dari empat buku tersebut di atas)
Daerah penyebaran
Penganut Syiah Dua Belas Imam sebagian besar tinggal di wilayah Iran, Irak dan Pakistan.[8] Selain itu, mereka juga tinggal di Azerbaijan, dan Bahrain. Daerah-daerah ini merupakan penyumbang terbesar pengikut ajaran Syi'ah Itsna Asyariyyah. Daerah lain yang juga terdapat banyak pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah berada di wilayah Teluk Persia dan di Lebanon. Pengikut Syi'ah juga terdapat di Arab Saudi, yang notabene penduduk Arab Saudi beraliran Sunni. Pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah di Arab Saudi terpusat di beberapa kota seperti Qatif, Madinah dan di Al-Hasa'. Selain itu, pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah juga dapat ditemui di Muskat, Oman dan di negara-negara yang terdapat di Asia Selatan.[butuh rujukan]
Jumlah pengikut
Menurut Ensiklopedia Britannica, terdapat 60-80 juta (40 juta di antaranya adalah pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah) pengikut Syi'ah di seluruh dunia. Sedangkan menurut Ensiklopedia Kristen Internasional, diyakini bahwa jumlah pengikut Syi'ah adalah 135 juta di seluruh dunia.[butuh rujukan]
Iran dengan jumlah sebanyak 58 juta pengikut Syi'ah
Irak dengan jumlah sebanyak 17-18 juta pengikut Syi'ah.
Afganistan dengan jumlah sebanyak 6 juta pengikut Syi'ah.
Azerbaijan dengan jumlah sebanyak 5 juta pengikut Syi'ah.
Kuwait dengan jumlah sebanyak 400 ribu pengikut Syi'ah.
Bahrain dengan jumlah sebanyak 400 ribu pengikut Syi'ah.
Lebanon dengan jumlah sebanyak 1.2 juta pengikut Syi'ah.
Arab Saudi dengan jumlah sebanyak 1.5 sampai 2 juta pengikut Syi'ah.
Pakistan dengan jumlah sebanyak 33 juta pengikut Syi'ah.
India dengan jumlah sebanyak 30 juta pengikut Syi'ah.
Tajikistan dengan jumlah sebanyak 306 ribu pengikut Syi'ah
Turkmenistan dengan jumlah sebanyak 185 ribu pengikut Syi'ah.
Uzbekistan dengan jumlah sebanyak 1.4 juta pengikut Syi'ah.
Kirgizstan dengan jumlah sebanyak 117 ribu pengikut Syi'ah.
Kazakhstan dengan jumlah sebanyak 355 ribu pengikut Syi'ah.
Rusia dengan jumlah sebanyak 1.2 juta pengikut Syi'ah.
Berdasarkan jumlah di atas, dapat dihitung dan totalnya mencapai 158 juta pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah dan Syi'ah Isma'iliyyah di seluruh dunia. Dengan adanya pengikut Syi'ah Isma'iliyyah yang hanya berkisar 35 juta di seluruh dunia, maka didapatkan bahwa pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah di seluruh dunia berjumlah 123 juta pengikut. Perkiraan terakhir bahwa pengikut Syi'ah berjumlah 170 juta orang di seluruh dunia.[9]
^نهجنا في الحياة من المهد إلى الممات للميرزا حسن ال عصفور
Rujukan
Black, Antony (2011). The history of Islamic political thought from the prophet to the present. Edinburgh: Edinburgh University Press. ISBN978-0-7486-3987-8.
Chelkowski, Peter (2009). "Ta'zia". Encyclopædia Iranica. Diakses tanggal 2015-02-06.
Corbin, Henry (1993). History of Islamic Philosophy, Translated by Liadain Sherrard, Philip Sherrard. London; Kegan Paul International in association with Islamic Publications for The Institute of Ismaili Studies. ISBN0-7103-0416-1.
Cornell, Vincent J. (2007). Voices of Islam. Westport, Conn.: Praeger Publishers. ISBN978-0-275-98732-9.