Nabi terakhir dalam agama adalah manusia yang terakhir menerima wahyu dari Tuhan dan tidak ada lagi orang setelahnya. Selain itu, juga merujuk pada nabi yang mengajak umat manusia kembali kepada Tuhan.
Agama Abrahamik
Yahudi
Yahudi menyebut Maleakhi sebagai nabi terakhir dalam Alkitab,[1] tetapi juga meyakini bahwa Mesias akan menjadi nabi dan kemungkinan ada nabi lain bersamanya.[butuh rujukan]
Iglesia ni Cristo, agama Kristen independen Nontrinitarian yang berbasis di Filipina, meyakini bahwa pendirinya Felix Manalo merupakan "nabi terakhir" yang mendirikan kembali gereja asli yang didirikan oleh Yesus.[6]
Gnostisisme
Penganut Mandean meyakini Yohanes Pembaptis adalah nabi terakhir.[7][8]
Mani, pendiri keyakinan Persia Maniisme, mengaku sebagai penutup para nabi dan sekaligus nabi terakhir.[9]
Frasa Khatamun-Nabiyyīn ("Penutup Para Nabi") digunakan dalam al-Qur'an untuk menunjuk pada Muhammad, serta menandakan bahwa Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus Allah.
Agama Dharma
Hindu
Dalam Hindu, sejarah manusia dibagi menjadi empat periodisasi (yuga), yang menggambarkan kemunduran dalam kehidupan beragama, dan berulang dalam siklus. Setelah berakhirnya Kaliyuga, masa sekarang dan siklus terakhir kehidupan beragama, Kalki, awatara ke-10 dari Begawan Wisnu, menjadi nabi untuk menghukum orang-orang jahat, mengumpulkan orang-orang beriman, dan memulai kembali Satyayuga pada siklus selanjutnya. Kalki adalah awatara terakhir pada siklus saat ini.[10]
^ abJohn F. MacArthur (1 March 2006). John 1-11 MacArthur New Testament Commentary (dalam bahasa English). Moody Publishers. hlm. 124. ISBN978-0-8024-8044-6. John the Baptist was the last prophet under the old covenant (Luke 16:16); Jesus came as the mediator of the new covenant (Heb. 8:6; 12:24), which He ratified by His sacrificial death (Luke 22:20; 1 Cor. 11:25).Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Dawson, Steve; Hornbacher, Mark (10 April 2019). Ordinary Christians, Extraordinary Signs: Healing in Evangelization (dalam bahasa English). The Word Among Us Press. ISBN978-1-59325-007-2. The Catholic Church is "continuationist," rather than "cessationist." What does that mean? Cessationism is the belief that the signs and wonders of the New Testament Church—the extraordinary spiritual gifts (charisms) like tongues, prophecy, or healing—were only intended for a time and ceased to be present in the Church after that period of time had elapsed. Continuationism, on the other hand, is the belief that the signs and wonders of the early Church have continued.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)