Lut
Lut atau Luth (bahasa Arab: لوط, translit. Lūṭ) adalah tokoh dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Dalam Islam, dia adalah rasul yang diutus kepada kaum Sodom dan Gomorrah.[1] Kisahnya kerap dijadikan landasan pelarangan perbuatan homoseksual dalam agama Abrahamik[2]. Ayat
KisahNama Nabi Luth disebutkan 27 kali dalam Al-Qur'an[a] dan kisahnya disebutkan pada surah Al-A'raf (07): 80-84, Hud (11): 69-83, Al-Hijr (15): 51-77, Asy-Syu'ara' (26): 160-175, An-Naml (27): 54-58, Al-'Ankabut (29): 28-35, Ash-Shaffat (37): 133-138, Adz-Dzariyat (51): 31-37, dan Al-Qamar (54): 33-40. Dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen), kisah Luth (disebut Lot dalam Yahudi dan Kristen) disebutkan dalam Kitab Kejadian bersama Ibrahim. Latar belakangAl-Qur'an tidak menjelaskan mengenai latar belakang Luth. Dalam Alkitab disebutkan bahwa Luth adalah keponakan Ibrahim. Ayahnya bernama Haran, saudara Ibrahim. Silsilahnya adalah Luth bin Haran bin Azar atau Terah.[3] Ibnu Katsir juga menyebutkan silsilah Luth seperti itu dalam kitabnya.[4] Sebagaimana Ibrahim, Luth awalnya hidup di Iraq. Disebutkan dalam Alkitab bahwa Haran telah meninggal di Iraq saat Azar masih hidup.[5] Luth termasuk orang yang membenarkan dan mengikuti dakwah Ibrahim saat masih di Iraq.[6] Luth juga ikut hijrah ke Syam bersama rombongan Ibrahim dan pengikutnya.[7] Berpisah dengan IbrahimDalam sumber Alkitab dijelaskan bahwa kekeringan melanda Syam sehingga rombongan Ibrahim pergi ke Mesir selama beberapa waktu. Setelah mereka kembali lagi ke Syam, terjadi perselisihan antara para penggembela yang bekerja untuk Ibrahim dengan yang bekerja untuk Luth. Hal ini lantaran tempat kediaman mereka tidak cukup luas untuk mereka berdua yang memiliki harta dan hewan ternak melimpah. Luth kemudian memilih pindah ke kota-kota di kawasan lembah Yordania dan berkemah di dekat Sodom. Ibrahim sendiri kemudian pindah di dekat Hebron. Beberapa tafsiran Alkitab menyebutkan bahwa dalam memilih tempat baru, Luth dipandang lebih mementingkan keuntungan pribadi. Hal ini karena dia memilih menetap di dekat Sodom hanya karena daerah tersebut adalah tempat yang subur, tanpa mempedulikan penduduknya yang suka berbuat jahat.[8] Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai perpisahan Ibrahim dan Luth, tetapi disebutkan bahwa Allah memang mengutus Luth pada kaum Sodom untuk berdakwah.[9] Sumber Alkitab juga menyebutkan bahwa kawasan lembah Yordania kemudian memberontak melawan pemerintahan Elam yang saat itu dipimpin Raja Kedorlaomer. Pasukan Elam kemudian menyerang kota-kota di lembah Yordania dan menawan banyak orang, termasuk Luth dan keluarganya. Kejadian ini dikenal dengan Pertempuran Siddim. Ibrahim yang mengetahui kejadian tersebut kemudian menghimpun 318 budak terlatih dan mengejar pasukan Elam, mengalahkan mereka di daerah Hoba yang terletak di sebelah utara Damaskus, dan kemudian berhasil membebaskan Luth.[10] Kisah ini tidak terdapat dalam Al-Qur'an. DakwahDisebutkan bahwa penduduk Sodom melakukan perbuatan homoseksual antara sesama lelaki, biasa melakukan perampokan, melakukan berbagai kemungkaran di tempat pertemuan mereka, dan tidak ada yang mau mencegah kemungkaran tersebut.[11] Luth mendakwahi agar mereka bertakwa kepada Allah. Dia menegaskan tidak meminta upah atas seruannya.[12] Luth mengecam tindakan kaum Sodom ini sudah melampaui batas dan menyatakan bahwa perbuatan mereka ini tidak pernah dilakukan orang lain sebelumnya.[13] Mendapat peringatan Luth, kaum Sodom memberikan penolakan. Mereka mengatakan kalau Luth hanyalah orang yang berpura-pura suci dan mengancam akan mengusirnya.[14][15][16] Penduduk Sodom juga melarang keras Luth untuk memberi perlindungan pada orang-orang yang akan mereka rampok atau perkosa.[17] Lebih jauh, mereka juga meminta agar Luth segera mendatangkan azab yang dia ancamkan selama ini.[18] Mendapat penentangan kaumnya, Luth memohon kepada Allah,[19]
Alkitab tidak menjelaskan mengenai seruan dan dakwah Luth pada kaum Sodom dan hanya memberikan keterangan bahwa penduduk Sodom sangat jahat dan berdosa kepada Tuhan.[20] Tamu IbrahimSuatu hari Ibrahim kedatangan beberapa tamu. Ibrahim dan keluarganya menyajikan daging sapi panggang, tetapi para tamu tersebut tidak menyentuh hidangan tersebut. Ibrahim merasa ketakutan akan tingkah mereka yang tidak lazim, tetapi para tamu tersebut menjelaskan bahwa mereka sebenarnya adalah malaikat yang diutus untuk mengantarkan kabar bahwa Ibrahim dan Sarah akan dikaruniai putra bernama Ishaq.[21][22][23][24] Dalam Alkitab disebutkan bahwa para tamu Ibrahim berjumlah tiga. Versi Alkitab juga menyebutkan bahwa para tamu tersebut menyantap hidangan yang disuguhkan Ibrahim.[25] Setelah mengantarkan kabar mengenai kelahiran putra, para tamu tersebut menjelaskan bahwa mereka juga diutus untuk menghancurkan kaum Sodom dan Gomora sehingga terjadi tanya jawab antara mereka dengan Ibrahim. Alkitab menjabarkan tanya jawab tersebut bahwa saat para tamu tersebut beranjak pergi hendak menghancurkan kaum Sodom, Ibrahim menyela dan bertanya, "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu?" Tuhan (melalui para malaikat itu) menjawab bahwa Dia tidak akan menghancurkan kota tersebut jika ada lima puluh orang benar. Ibrahim melanjutkan pertanyaannya sampai hitungan bila ada sepuluh orang benar di sana. Tuhan menjawab bahwa kota tersebut tidak dihancurkan jika masih ada sepuluh orang benar.[26] Dalam Al-Qur'an, Ibrahim mengkhawatirkan nasib Luth yang juga ada di kota tersebut. Para malaikat tersebut menyatakan bahwa Luth akan diselamatkan.[27] Tanya jawab antara Ibrahim dan para malaikat menggambarkan bahwa Ibrahim tidak tega bahwa kaum Sodom akan dihancurkan dan Al-Qur'an menyebut Ibrahim sebagai pribadi yang penyantun dan lembut hati. Meski demikian, para malaikat kemudian meminta menghentikan tanya jawab tersebut lantaran kaum Sodom sudah mendapat ketetapan Tuhan dan mereka akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak.[28] Tamu LuthSetelahnya, para malaikat tersebut datang ke Sodom dalam wujud lelaki rupawan. Mengetahui kedatangan mereka, Luth merasa susah dan mengatakan, "Ini adalah hari yang amat sulit."[29] Hal ini karena ditakutkan penduduk Sodom akan menculik dan memerkosa para tamu tersebut. Beberapa ulama memberikan keterangan tambahan terkait permasalahan ini yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an. As-Suddy menjelaskan bahwa para tamu tersebut tiba di Sodom pada pertengahan hari. Tatkala sampai di sungai, mereka bertemu dua anak perempuan Luth yang sedang mengambil air untuk kebutuhan keluarga. Disebutkan putri sulung Luth bernama Ritsa, sedangkan yang bungsu bernama Daghutsa (Ra'ziya menurut Ath-Thabari). Saat para tamu tersebut bertanya mengenai tempat yang bisa dijadikan persinggahan, anak perempuan Luth meminta mereka untuk menunggu terlebih dulu, sementara mereka masuk ke kota dan membicarakan hal ini kepada ayah mereka. Setelahnya, anak-anak perempuan Luth meminta ayahnya untuk menerima mereka karena bila tidak, ditakutkan penduduk Sodom yang akan menjamu mereka dan jelas para tamu tersebut akan diperlakukan tidak senonoh setelahnya. Luth sepakat dan para tamu tersebut dijamu secara diam-diam di kediamannya.[30] Qatadah menjabarkan bahwa para tamu tersebut menemui Luth saat di ladang tempatnya bekerja. Para tamu tersebut meminta dijamu dan Luth awalnya menolak dan menyatakan bahwa kaumnya adalah penduduk paling keji di muka bumi. Luth mengatakan tersebut sampai empat kali. Qatadah menyatakan bahwa sesungguhnya para malaikat tersebut telah diperintahkan agar tidak membinasakan kampung tersebut sampai nabi mereka memberikan persaksian akan kejahatan yang mereka lakukan.[31] Alkitab menyebutkan bahwa tamu yang datang ke Sodom jumlahnya dua orang. Saat itu Luth duduk-duduk di gerbang Sodom dan saat melihat mereka, Luth langsung bangkit dan memberikan sujud penghormatan seraya meminta mereka menginap di rumahnya. Para tamu tersebut awalnya menolak karena hendak bermalam di tanah lapang, tetapi Luth memaksa sehingga mereka mau menginap di rumahnya.[32] Meski demikian, istri Luth kemudian membocorkan kehadiran para tamu tersebut kepada penduduk Sodom. Baik Al-Qur'an maupun Alkitab tidak menyebutkan namanya. Ada ulama yang berpendapat bahwa istri Luth bernama Walahah.[33] Dalam Midrash disebutkan bahwa namanya adalah Edith.[34] Dalam Legenda Bangsa Yahudi disebutkan saat para tamu tersebut datang ke rumah, Luth meminta istrinya untuk menyiapkan jamuan untuk mereka. Namun karena tidak memiliki cukup garam, istri Luth kemudian meminta pada tetangganya. Saat tetangganya menanyakan alasan istri Luth tidak mengisi sendiri persediaan garamnya saat siang, istri Luth menjawab bahwa sebenarnya dia memiliki persediaan garam yang cukup untuk keluarganya, tetapi dia membutuhkan lebih karena kedatangan tamu.[35][34] Kabar mengenai kehadiran tamu tersebut kemudian menyebar, mendorong para laki-laki kaum Sodom berbondong-bondong mendatangi kediaman Luth dan meminta menyerahkan tamu-tamu tersebut. Luth kemudian keluar dan menutup pintu di belakangnya, meminta para penduduk untuk tidak berbuat jahat kepada para tamu tersebut. Dalam keadaan sangat terdesak, Luth menawarkan putri-putrinya kepada mereka, tetapi para penduduk tersebut menolak karena tidak tertarik dengan perempuan dan menginginkan agar tamu-tamu Luth segera diserahkan kepada mereka. Luth juga berandai-andai kalau dia memiliki kekuatan atau dapat berlindung kepada keluarga yang kuat.[36][37][38] KehancuranTamu-tamu tersebut lantas menarik Luth masuk ke dalam rumah dan membutakan mata para penduduk tersebut, kemudian mengatakan bahwa mereka adalah utusan Allah yang diperintahkan menghancurkan kaum Sodom. Para tamu tersebut memerintahkan Luth dan keluarganya untuk segera keluar dari kota tersebut karena kaumnya akan ditimpa azab pada waktu subuh yang sebentar lagi akan datang.[39][40][41] Alkitab memberikan keterangan bahwa setelahnya, Luth mengajak dua calon menantunya untuk pergi karena Sodom akan dihancurkan, tapi mereka hanya menganggap Luth bergurau. Setelahnya Luth bersama istri dan kedua putrinya diperintahkan untuk berlindung ke pegunungan karena seluruh kawasan lembah Yordania akan dihancurkan. Luth meminta belas kasihan pada para malaikat tersebut agar dia bisa berlindung di kota kecil di dekat Sodom karena dia tidak akan sempat jika harus lari sampai ke pegunungan.[42][43] Sumber dari Al-Qur'an dan Alkitab juga menjelaskan bahwa para malaikat memberi peringatan pada Luth dan keluarganya untuk jangan menoleh ke belakang.[44][45] Sumber Al-Qur'an dan Alkitab menyebutkan bahwa setelahnya, tempat tinggal kaum Luth dijungkirbalikkan, juga dihujani belerang dan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.[46][47] Sumber non-Qur'an menjelaskan bahwa malaikat mengangkat negeri itu sampai ke awan. Saat terdengar kokok ayam dan lolongan anjing, maka negeri itu dibalikkan dan dijatuhkan.[48] Baik Al-Qur'an dan Alkitab menjelaskan bahwa istri Luth termasuk orang yang binasa dalam kejadian tersebut. Al-Qur'an sendiri tidak merincikan mengenai keadaan istri Luth saat binasa dan terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini. Sebagian berpendapat bahwa istri Luth sejak awal memang tidak diajak Luth keluar Sodom dan perintah untuk "jangan menoleh ke belakang" ini ditafsirkan sebagai tertinggal. Maknanya adalah bahwa saat keluar dari Sodom, Luth diperintahkan untuk jangan meninggalkan keluarganya, kecuali istrinya.[33] Pendapat lain menyatakan bahwa istri Luth memang ikut bersama Luth saat keluar Sodom. Namun saat azab tiba, dia menoleh ke belakang dan berkata, "Duhai kaumku," dan sebongkah batu tiba-tiba jatuh di atas kepalanya, karena dia masih memeluk agama kaumnya dan membocorkan mengenai keberadaan tamu-tamu Luth kepada penduduk Sodom.[49] Al-Qur'an menjadikan istri Nuh dan istri Luth sebagai percontohan dari orang kafir. Keduanya hidup dalam pengawasan orang saleh yang merupakan suami mereka sendiri, tetapi mereka justru berkhianat, dan suami mereka tidak dapat menolong keduanya dari azab Allah.[50] Alkitab menyebutkan bahwa saat Sodom dihancurkan, istri Luth ikut bersama Luth keluar Sodom, tetapi dia menoleh ke belakang dan dia berubah menjadi tiang garam. Penafsir Alkitab menyebutkan bahwa istri Luth tidak menganggap serius peringatan para malaikat tersebut dan hatinya masih terikat dengan kesenangan-kesenangan di Sodom.[51] Legenda Bangsa Yahudi menyebutkan bahwa istri Luth menoleh ke belakang karena rasa keibuannya untuk memastikan putrinya menyusulnya.[52] Dia diubah menjadi tiang garam karena dia berdosa lantaran garam, yakni membocorkan kehadiran para tamu tersebut saat meminta garam pada tetangganya.[34] Luth dan kedua putrinyaDalam Alkitab disebutkan bahwa setelah selamat, Luth dan kedua putrinya tinggal di gua di sebuah pegunungan. Putri sulung Luth mengatakan pada adiknya bahwa tidak ada laki-laki yang akan mau menghampiri mereka, jadi dia mengusulkan untuk menyambung keturunan dengan ayah mereka. Saat malam, mereka memberikan Luth minuman anggur hingga mabuk, kemudian putri tertuanya berhubungan seksual dengannya. Malam berikutnya, mereka kembali membuat Luth mabuk dan kini putri Luth yang muda yang berhubungan seksual dengan ayahnya. Masing-masing mereka kemudian melahirkan seorang putra yang menjadi moyang bangsa Moab dan Bani Amon.[53] Al-Qur'an tidak memuat kisah Luth yang berhubungan seksual dengan kedua putrinya karena semua itu fitnah yang keji terhadap Nabi Allah Luth a.s. Ibnu Asakir menyebutkan bahwa ada yang mengatakan bahwa salah satu putri Luth adalah ibu atau nenek Syu'aib.[54] KedudukanIslamLuth termasuk salah satu nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para nabi pada umumnya, Luth juga menjadi percontohan bagi orang saleh. Kisahnya dalam Al-Qur'an juga sangat menonjolkan perannya sebagai rasul, yakni dakwahnya agar kaumnya bertakwa kepada Allah dan kembali ke jalan yang benar. Al-Qur'an menyebutkan bahwa Luth (dan beberapa nabi yang lain) dilebihkan derajatnya di atas umat yang lain, sosok pilihan Allah, dan dianugerahi petunjuk ke jalan yang lurus.[55] YahudiLuth tidak dipandang sebagai nabi dalam Yahudi dan seruan dakwahnya pada penduduk Sodom juga tidak terdapat dalam Tanakh. Dalam Legenda Bangsa Yahudi disebutkan bahwa moral Luth sendiri dipertanyakan karena dia tidak menjaga kehormatan putri-putrinya dengan mencoba menyerahkan mereka pada penduduk Sodom.[52] KristenLuth disebut sebagai orang benar yang tersiksa lantaran hidup di tengah-tengah penduduk yang jahat.[56] Meski demikian, Luth bukanlah nabi. Kepergiannya menuju Sodom tidak untuk berdakwah sebagaimana sudut pandang Islam, dan memang tidak disebutkan mengenai dakwah Luth dalam Alkitab, tetapi pertimbangan materi lantaran kawasan Lembah Yordania memiliki tanah yang subur sehingga menjadi tempat yang cocok bagi penggembala sepertinya. Luth dipandang lebih mementingkan keuntungan pribadi tanpa mempedulikan penduduknya yang suka berbuat jahat,[57] sehingga dia dan keluarganya tertimpa kesulitan di kemudian hari karena pilihannya.[58] Putri-putri LuthDalam Al-Quran disebutkan bahwa saat penduduk Sodom memaksa Luth untuk menyerahkan tamu-tamunya, Luth menawarkan putri-putrinya sebagai gantinya.
Kejadian ini juga tercantum dalam Alkitab. Luth berkata pada para penduduk Sodom yang berusaha menculik para tamu tersebut,
Sebagian ulama menjelaskan bahwa makna "putri" di sini adalah kiasan dan tidak merujuk pada anak perempuan Luth, tetapi para perempuan Sodom. Dalam Islam, Luth adalah seorang nabi sehingga dia adalah ayah bagi kaumnya, seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Nabi Muhammad adalah ayah bagi kaumnya[59][60] dan disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa istri-istri Nabi seperti ibu bagi orang-orang beriman.[61] Dengan demikian, Luth meminta para laki-laki tersebut untuk mendatangi para perempuan Sodom, yang dikiaskan sebagai putri-putri Luth, bila hendak melakukan hubungan seksual. Hal ini sejalan dengan ayat Al-Qur'an yang mengisahkan celaan Luth saat berdakwah dan mempertanyakan para laki-laki Sodom yang mendatangi sesama lelaki, bukan perempuan.[62][63] Ulama lain menjelaskan bahwa memang yang dimaksud dengan perkataan Luth tersebut adalah anak perempuan kandungnya. Maknanya adalah Luth bermaksud menikahkan putri-putrinya dengan tokoh setempat. Diharapkan pernikahan tersebut dapat membuat tokoh-tokoh tadi dapat mempengaruhi dan mencegah yang lain.[64] Sumber Yahudi dan Kristen pada umumnya memandang bahwa Luth memang secara harfiah berusaha menawarkan anak-anak perempuan kandungnya. Sebagian tafsiran Alkitab menyebutkan bahwa sangat mungkin Luth melakukan hal tersebut untuk mengulur waktu.[65] Pendapat lain menyatakan bahwa hal tersebut murni karena kekeliruan dan kesalahan Luth. Luth melakukan hal tersebut karena dipandang baik menurut sudut pandang pribadinya, tanpa mempedulikan sudut pandang Tuhan.[66] Legenda Bangsa Yahudi menyebutkan bahwa memang moral Luth dipertanyakan terkait masalah ini.[52] MakamDipercaya bahwa makam Luth terdapat di Bani Na'im, Palestina. Makam tersebut terdapat di dalam masjid yang berada di tengah kota. Bani Na'im telah diasosiasikan dengan Luth sejak sebelum Islam, sebagaimana disebutkan dalam karya Hieronimus[67] pada abad ke-4 M yang menyebutkan bahwa makam tersebut berada di kota bernama Capharbaricha, yang tampaknya merupakan nama lama dari Bani Na'im.[68] Lihat pulaCatatan
Rujukan
Daftar pustaka
|