Ishak atau Isaac (bahasa Ibrani: יִצְחָק,ModernYiẓḥaqTiberiasYiṣḥāq ; "ia tertawa"; bahasa Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) adalah putra Abraham dari istrinya Sara. Melalui keturunan Ishak inilah lahir bangsa Israel yang kelak akan mewarisi tanah Kanaan dari Abraham.
Kelahiran
Kelahiran Ishak sudah disampaikan oleh Tuhan sendiri ketika mendatangi kemah Abraham dan Sara kira-kira setahun sebelumnya.[1] Ishak lahir pada saat Abraham berusia 100 tahun[2] dan Sara 91 tahun.[3]
Dijadikan korban
Menurut agama Yahudi dan Kristen, Ishak adalah anak yang hendak dikorbankan oleh Abraham kepada Allah di Bukit Moria sebagai bukti ketaatan Abraham kepada-Nya (Kejadian 22). Dalam Al Qur'an, kitab suci agama Islam, nama anak yang dikorbankan tidak disebutkan, sehingga muncul 2 pendapat, yaitu Ishak atau Ismael.Tapi di Al Qur'an menjelaskan bahwa setelah pengorbanan, lahirlah Ishak, sehingga dapat di simpulkan bahwa anak yang di korbankan adalah Ismael. Sesaat sebelum Abraham hendak mengorbankan Ishak, Allah memberikan Abraham pengganti untuk Ishak yaitu seekor domba jantan untuk dijadikan sebagai kurban. Tempat itu lalu dinamainya dengan Tuhan menyediakan (bahasa Ibrani: Yehowah Jireh).
Keluarga
Sara meninggal ketika Ishak berusia 36 tahun.[4] Ketika berusia 40 tahun, Ishak menikah dengan Ribka, anak perempuan Betuel, cucu Nahor, yang masih kerabat Abraham.[5] Ribka ini dibawa dari Mesopotamia oleh Eliezer, hamba setia ayah Ishak, Abraham (Kejadian 24).
Pada usia 60 tahun, dari Ribka, istrinya, Ishak mendapatkan dua orang anak kembar, yaitu Esau dan Yakub yang wataknya sangat berlainan.[6] Keturunan mereka kemudian melahirkan dua bangsa, yaitu Edom dan Israel. Pada masa tua Ishak, Yakub dengan bantuan Ribka, ibunya, berhasil memperdayai Ishak dan mengambil alih hak kesulungan Esau (Kejadian 27).
Ketika Abraham meninggal sewaktu Ishak berusia 75 tahun,[7] Ishak dan Ismael menguburkan Abraham dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre (Kejadian 25:9). Setelah Abraham meninggal, Ishak tinggal di dekat sumur Lahai-Roi (Kejadian 25:11)
Tinggal di negeri orang Filistin
Ketika timbul kelaparan di negeri itu (ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham), Ishak sempat tinggal beberapa lamanya di Gerar di negeri orang Filistin (Kejadian 26). Di sana Tuhan menampakkan diri kepadanya dan menegaskan kembali janji yang diberikan-Nya kepada Abraham, ayah Ishak:
"Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat"[8]
Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.[9] Pada dua sumur pertama, bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak, sehingga Ishak menamai kedua sumur itu berturut-turut "Esek" dan "Sitna".[10] Pada sumur ketiga, tidak ada pertengkaran dan Ishak menamai sumur itu "Rehobot".[11] Kemudian Ishak pergi ke Bersyeba.[12] Pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:
"Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu."[13]
Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.[14] Di sanalah Ishak kemudian mengadakan sumpah untuk tidak saling mengganggu dengan Abimelekh, raja Filistin dari Gerar yang datang mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya; karena itu sumur itu disebut: "Bersyeba" ("syeba" berarti "sumpah", tetapi dapat juga bermakna angka "tujuh").[15]
Kematian
Pada hari tuanya Ishak tinggal di Mamre dekat Kiryat-Arba—itulah Hebron—tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing.[16] Ishak meninggal dalam usia 180 tahun[17] dan dikuburkan oleh putra-putranya, Esau dan Yakub[18] bersama leluhurnya, di Gua Makhpela sama dengan tempat penguburan Abraham seperti yang dijelaskan dalam Alkitab sebagai berikut:
...di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre...[19]
Pandangan Yahudi
Dalam tradisi kerabian, usia Ishak pada saat penjilidan diperkirakan adalah 37 tahun, yang kontras dengan gambaran umum tentang Ishak sebagai seorang anak.[20] Para rabbi juga berpendapat bahwa penyebab meninggalnya Sarah adalah karena kabar akan dikorbankannya Ishak.[20] Pengorbanan Ishak dikutip dalam permohonan rahmat Tuhan dalam tradisi Yahudi selanjutnya.[21] Penafsiran Yahudi pasca-Alkitab sering menguraikan peran Ishak di luar deskripsi alkitabiah dan terutama berfokus pada pengorbanan Ishak yang dimaksudkan oleh Abraham, yang disebut aqedah ("mengikat").[22] Menurut versi penafsiran ini, Ishak meninggal dalam pengorbanan dan dihidupkan kembali.[22] Menurut banyak catatan tentang Aggadah, tidak seperti Alkitab, Setan-lah yang menguji Ishak sebagai utusan Tuhan.[23] Kesediaan Ishak untuk mengikuti perintah Tuhan dengan mengorbankan kematiannya telah menjadi teladan bagi banyak orang Yahudi yang lebih memilih kehidupan martir daripada melanggar hukum Yahudi.[20]
Menurut tradisi Yahudi, Ishak mendirikan shalat Ashar. Tradisi ini berdasarkan Kejadian pasal 24 ayat 63[24] ("Isaac pergi bermeditasi di lapangan pada malam hari").[20]
Ishak adalah satu-satunya patriark yang tinggal di Kanaan sepanjang hidupnya dan meskipun begitu dia mencoba untuk pergi, Tuhan memerintahkan dia untuk tidak melakukannya.[25] Tradisi kerabian memberikan penjelasan bahwa Ishak hampir dikorbankan dan apapun yang dipersembahkan sebagai kurban tidak boleh meninggalkan Tanah Israel.[20] Isaac adalah patriark tertua dalam Alkitab pada saat kematiannya, dan satu-satunya patriark yang namanya tidak diubah.[22][26]
Literatur rabi juga menghubungkan kebutaan Ishak di usia tua, sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, dengan pengikatan kurban: Mata Ishak menjadi buta karena air mata malaikat yang hadir pada saat pengorbanannya jatuh ke mata Ishak.[23]
Paandangan Kekristenan
Gereja Kristen mula-mula melanjutkan dan mengembangkan tema Perjanjian Baru tentang Ishak sebagai tipe Kristus dan Gereja menjadi "anak perjanjian" dan "bapa umat beriman". Tertullian menarik kesejajaran antara Ishak memikul kayu untuk api kurban dengan Kristus memikul salibnya,[27] dan ada kesepakatan umum bahwa meskipun semua pengorbanan dalam Perjanjian Lama merupakan antisipasi dari pengorbanan di Golgota, pengorbanan Ishak begitu "dalam cara yang unggul".[28]
Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Katolik Roma menganggap Ishak sebagai santo bersama dengan para leluhur Alkitab lainnya.[29] Bersama dengan para patriark lainnya dan Orang Benar Perjanjian Lama, hari rayanya dirayakan di Gereja Ortodoks Timur dan ritus Gereja Katolik Bizantium pada hari Minggu Kedua sebelum Natal (11-17 Desember), dengan nama hari Minggu Nenek Moyang.[30]
Perjanjian Baru menyatakan Ishak "dipersembahkan" oleh ayahnya Abraham, dan bahwa Ishak memberkati putra-putranya.[26]Paulus membandingkan Ishak, yang melambangkan kebebasan Kristen, dengan putra sulungnya yang ditolak, Ismael, yang melambangkan perbudakan;[22][33] Hagar dikaitkan dengan perjanjian Sinai, sedangkan Sarah dikaitkan dengan perjanjian kasih karunia, yang di dalamnya Ishak putranya ikut serta. Surat Yakobus pasal 2, ayat 21–24,[34] menyatakan bahwa pengorbanan Ishak menunjukkan bahwa pembenaran (dalam pengertian Yohanin) memerlukan iman dan perbuatan.[35]
Dalam Surat kepada Orang Ibrani, kesediaan Abraham untuk mengikuti perintah Tuhan untuk mengorbankan Ishak dijadikan contoh iman seperti tindakan Ishak dalam memberkati Yakub dan Esau dengan mengacu pada masa depan yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham.[36] Dalam ayat 19, penulis memandang keluarnya Ishak dari kurban sebagai analogi dengan kebangkitan Yesus, gagasan bahwa kurban Ishak merupakan gambaran awal dari kurban Yesus di salib.[37]
Ishak, bersama dengan Ismael, sangat penting bagi umat Islam untuk terus menyebarkan pesan monoteisme setelah ayahnya, Abraham. Di antara anak-anak Ishak terdapat patriark Israel berikutnya, Yakub, yang juga dihormati sebagai nabi Islam.
Ishak disebutkan tujuh belas kali namanya dalam Quran, sering kali bersama ayah dan putranya, Yakub.[38] Al-Qur'an menyatakan bahwa Abraham menerima "kabar baik tentang Ishak, seorang nabi, orang yang saleh", dan bahwa Tuhan memberkati mereka berdua (37:112). Dalam gambaran yang lebih lengkap, ketika malaikat datang kepada Abraham untuk memberitahunya tentang hukuman di masa depan yang akan dijatuhkan pada kaum Sodom dan Gomora, istrinya, Sarah, "tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Yakub." (Al-Qur'an11:71–74); dan dijelaskan lebih lanjut bahwa peristiwa ini akan berlangsung meskipun usia Abraham dan Sarah sudah tua. Beberapa ayat berbicara tentang Ishak sebagai “hadiah” kepada Abraham (Al-Qur'an6:84; Al-Qur'an14:49–50), dan Al-Qur'an24:26–27 menambahkan bahwa Tuhan menjadikan "kenabian dan Kitab berada di antara keturunannya", yang telah ditafsirkan merujuk pada dua putra kenabian Ibrahim, cucu kenabiannya Yakub, dan cicit kenabiannya Yusuf. Dalam Al-Quran, kemudian diceritakan bahwa Ibrahim juga memuji Tuhan karena memberinya Ismael dan Ishak di usia tuanya.(14:39–41).
Di tempat lain dalam Al-Qur'an, Ishak disebutkan dalam daftar: Yusuf mengikuti agama nenek moyangnya Abraham, Ishak dan Yakub (12:38) dan berbicara tentang kemurahan Tuhan kepada mereka (12:6); Putra-putra Yakub semuanya bersaksi tentang iman mereka dan berjanji untuk menyembah Tuhan yang disembah oleh nenek moyang mereka, "Abraham, Ismael dan Ishak"(2:127); dan Al-Quran memerintahkan Muslim untuk percaya pada wahyu yang diberikan kepada "Abraham, Ismael, Ishak, Yakub dan para Leluhur" (2:136; 3:84). Dalam narasi Al-Qur'an tentang Abraham yang hampir mengorbankan putranya (37:102), nama anak laki-laki tersebut tidak disebutkan dan perdebatan terus berlanjut mengenai identitas anak laki-laki tersebut, meskipun banyak yang merasa bahwa identitas adalah elemen yang paling tidak penting dalam sebuah cerita yang diberikan untuk menunjukkan keberanian yang dikembangkan seseorang melalui iman.[39]
Al-Qur'an
Al-Qur'an menyebutkan Ishak sebagai seorang nabi dan orang yang saleh dari Tuhan. Ishak dan Yakub disebutkan dianugerahkan kepada Abraham sebagai pemberian Tuhan, yang kemudian hanya menyembah Tuhan dan merupakan pemimpin yang saleh di jalan Tuhan:
Dan Kami menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Yakub, sebagai suatu anugerah. Dan masing-masing Kami jadikan orang yang saleh.
Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.
^ abEaston, M. G., Illustrated Bible Dictionary, 3rd ed., Isaac.
^Cross and Livingstone, Oxford Dictionary of the Christian Church, 1974, art Isaac
^Kelly, J.N.D. Early Christian Doctrines, A & C Black, 1965. p. 72
^"Para leluhur, nabi dan tokoh-tokoh tertentu dalam Perjanjian Lama telah dan akan selalu dihormati sebagai orang-orang kudus dalam seluruh tradisi liturgi Gereja." – Catechism of the Catholic Church 61