"Tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa."
"Dan sungguh, Lut benar-benar termasuk salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika Kami telah menyelamatkan dia dan keluarganya semuanya, kecuali seorang perempuan tua (istrinya) bersama-sama orang yang tinggal (di kota), kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain."
Alkitab menjelaskan bahwa Lot adalah keponakan Abraham. Ayahnya bernama Haran, saudara Abraham. Silsilahnya adalah Lot bin Haran bin Terah.[1] Al-Qur'an tidak menjelaskan latar belakang Lot, tetapi beberapa ulama seperti Ibnu Katsir menyebutkan silsilah Lot seperti dalam Alkitab dalam karyanya.[2]
Sebagaimana Abraham, Lot awalnya hidup di Mesopotamia. Disebutkan dalam Alkitab bahwa Haran telah meninggal di Ur Kasdim saat Terah masih hidup.[3] Al-Qur'an menyebutkan bahwa Lot termasuk orang yang membenarkan dan mengikuti dakwah Abraham saat masih di Iraq.[4] Lot juga ikut hijrah ke Kanaan bersama rombongan Abraham dan pengikutnya.[5]
Midras mencatat sejumlah cerita tambahan mengenai Lot, yang tidak terdapat di dalam Tanakh. Kisah ini meliputi:
Abraham memelihara Lot setelah Haran terbakar dalam sebuah kebakaran hebat saat Nimrod, Raja Babel, berusaha membunuh Abraham.
Di Mesir, Midras memuji Lot karena meski dia sangat ingin kaya, tetapi dia tidak membocorkan rahasia Sarah, istri Abraham kepada Firaun.
Berpisah dengan Abraham
Terjadi kekeringan di tanah Kanaan sehingga rombongan Abraham mengungsi ke Mesir selama beberapa waktu. Setelah mereka kembali lagi ke Kanaan, terjadi perselisihan antara para penggembela yang bekerja untuk Abraham (bapak orang beriman kristen) dengan yang bekerja untuk Lot karena tempat kediaman mereka tidak cukup luas untuk mereka berdua yang memiliki harta dan hewan ternak melimpah. Lot kemudianmemilih pindah ke kota-kota di kawasan lembah Yordania dan berkemah di dekat Sodom. Abraham sendiri kemudian pindah di dekat Hebron. Beberapa tafsiran Alkitab menyebutkan bahwa dalam memilih tempat baru, Lot dianggap lebih mendahulukan perhitungan materi. Hal ini karena dia memilih menetap di dekat Sodom lantaran kesuburan tanah, mengabaikan kenyataan bahwa penduduknya suka berbuat jahat.[6] Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai perpisahan Abraham dan Lot, tetapi disebutkan bahwa Allah memang mengutus Lot pada kaum Sodom untuk menyeru mereka kembali ke jalan Allah.[7]
Setelahnya, kawasan lembah Yordania melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Elam yang saat itu dipimpin Raja Kedorlaomer. Dalam Pertempuran Siddim, pasukan Elam kemudian menyerang kota-kota di lembah Yordania dan menawan banyak orang, termasuk Lot dan keluarganya. Abraham yang mengetahui kejadian tersebut kemudian menghimpun 318 budak terlatih dan mengejar pasukan Elam, mengalahkan mereka di daerah Hoba yang terletak di sebelah utara Damaskus, dan kemudian berhasil membebaskan Lot.[8] Kejadian ini tidak tercantum dalam Al-Qur'an.
Seruan
Alkitab tidak menjelaskan bahwa Lot menyeru kaum Sodom agar kembali ke jalan Allah dan hanya memberikan keterangan bahwa penduduk Sodom sangat jahat dan berdosa kepada Tuhan.[9]
Al-Qur'an dan berbagai sumber Islam menyebutkan bahwa penduduk Sodom melakukan perbuatan homoseksual antara sesama lelaki, biasa melakukan perampokan, melakukan berbagai kemungkaran di tempat pertemuan mereka, dan tidak ada yang mau mencegah kemungkaran tersebut.[10] Lot menyeru agar mereka takut pada Allah. Dia menegaskan tidak meminta upah atas seruannya.[11] Lot mengecam tindakan kaum Sodom ini sudah melampaui batas dan menyatakan bahwa perbuatan mereka ini tidak pernah dilakukan orang lain sebelumnya.[12]
Mendapat peringatan Lot, kaum Sodom memberikan penolakan. Mereka mencela Lot sebagai orang yang berlagak suci dan mengancam akan mengusirnya.[13][14][15] Penduduk Sodom juga melarang keras Lot untuk memberi perlindungan pada orang-orang yang akan mereka rampok atau perkosa.[16] Lebih jauh, mereka juga meminta agar Lot segera mendatangkan murka Tuhan yang dia ancamkan selama ini.[17]
Tamu Abraham
Dalam Alkitab disebutkan bahwa saat Abraham sedang duduk-duduk di pintu kemahnya saat panas terik, tiga tamu asing datang dan Abraham bersujud pada mereka sebagai bentuk penghormatan. Abraham kemudian menghidangkan anak lembu, roti, dan susu, dan para tamu tersebut menyantapnya. Setelahnya, mereka mengabarkan bahwa pada tahun depan, Abraham dan Sarah akan memiliki anak laki-laki. Sarah tertawa mendengar kabar tersebut, kemudian Tuhan menanyakan alasan Sarah tertawa, padahal tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Sarah kemudian menyangkal bila tadi tertawa karena takut.[18] Versi Al-Qur'an menjelaskan bahwa para tamu tersebut tidak menyantap hidangan yang disuguhkan dan perbuatan tidak lazim mereka membuat Abraham takut.[19][20][21][22]
Al-Qur'an menjelaskan bahwa setelah rasa takut Abraham hilang, dia kemudian melakukan tanya jawab mengenai nasib kaum Lot pada para tamu tersebut.[23] Alkitab menjabarkan tanya jawab tersebut bahwa saat para tamu tersebut beranjak pergi hendak menghancurkan kaum Sodom, Abraham menyela dan bertanya, "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu?" Tuhan (melalui para malaikat itu) menjawab bahwa Dia tidak akan menghancurkan kota tersebut jika ada lima puluh orang benar. Abraham melanjutkan pertanyaannya sampai hitungan bila ada sepuluh orang benar di sana. Tuhan menjawab bahwa kota tersebut tidak dihancurkan jika masih ada sepuluh orang benar.[24]
Dalam Al-Qur'an, Abraham mengkhawatirkan nasib Lot yang juga ada di kota tersebut. Para malaikat tersebut menyatakan bahwa Lot akan diselamatkan.[25] Tanya jawab antara Abraham dan para malaikat menggambarkan bahwa Abraham tidak tega bahwa kaum Sodom akan dihancurkan dan Al-Qur'an menyebut Abraham sebagai pribadi yang penyantun dan lembut hati. Meski demikian, para malaikat kemudian meminta menghentikan tanya jawab tersebut lantaran kaum Sodom sudah mendapat ketetapan Tuhan dan mereka akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak.[26]
Tamu Lot
Setelahnya, dua malaikat tersebut datang ke Sodom dalam wujud seorang lelaki. Saat itu Lot duduk-duduk di gerbang Sodom dan saat melihat mereka, Lot langsung bangkit dan memberikan sujud penghormatan seraya meminta mereka menginap di rumahnya. Para tamu tersebut awalnya menolak karena hendak bermalam di tanah lapang, tetapi Lut memaksa sehingga mereka mau menginap di rumahnya.[27] Dalam Al-Quran disebutkan bahwa Lot merasa susah karena kedatangan mereka dan mengatakan, "Ini adalah hari yang amat sulit."[28] Hal ini karena Lot takut bahwa penduduk Sodom akan menculik dan memerkosa mereka.
Meski demikian, istri Lot kemudian membocorkan kehadiran para tamu tersebut kepada penduduk Sodom. Alkitab dan Al-Qur'an tidak menyebutkan namanya. Dalam Midrash disebutkan bahwa namanya adalah Edith.[29]:466 Sebagian ulama berpendapat bahwa istri Lot bernama Walahah.[30] Dalam Legenda Bangsa Yahudi disebutkan bahwa Lot meminta istrinya untuk membuatkan hidangan untuk para tamunya. Namun karena tidak memiliki cukup garam, istri Lot kemudian meminta pada tetangganya. Saat tetangganya menanyakan alasan istri Lot tidak mengisi sendiri persediaan garamnya saat siang, istri Lot menjawab bahwa sebenarnya dia memiliki persediaan garam yang cukup untuk keluarganya, tetapi dia membutuhkan lebih karena kedatangan tamu.[31][29]:467
Setelah keberadaan mengenai para tamu tersebar, para laki-laki kaum Sodom dari yang muda sampai tua berbondong-bondong mengepung rumah Lot dan memaksa membawa keluar para tamu tersebut untuk mereka pakai. Lot lantas keluar dan menutup pintu di belakangnya, meminta para penduduk untuk tidak berbuat jahat kepada para tamu tersebut. Dalam keadaan sangat terdesak, Lot menawarkan anak-anak perempuannya kepada mereka, tetapi para penduduk tersebut menolak dan mengancam akan menyiksa Lot lebih dari para tamu tersebut.[32][33][34]
Pemusnahan
Para tamu tersebut kemudian menarik Lot masuk ke dalam rumah dan membutakan mata para penduduk tersebut, kemudian mengatakan bahwa mereka adalah utusan Allah yang diperintahkan memusnahkan kaum Sodom. Para tamu tersebut memerintahkan Lot dan keluarganya untuk segera keluar dari kota tersebut.[35][36][37] Lot mengajak dua calon menantunya untuk pergi karena Sodom akan dihancurkan, tapi mereka justru mengolok-olok Lot. Setelahnya Lot bersama istri dan kedua putrinya diperintahkan untuk berlindung ke pegunungan karena seluruh kawasan lembah Yordania akan dihancurkan. Lot meminta belas kasihan pada para malaikat tersebut agar dia bisa berlindung di Zoar, kota kecil di dekat Sodom, karena dia tidak akan sempat jika harus lari sampai ke pegunungan.[38][39] Sumber dari Alkitab dan Al-Qur'an juga menerangkan bahwa para malaikat memberi peringatan pada Lot dan keluarganya untuk jangan menoleh ke belakang.[36][40]
Setelah matahari terbit, Sodom dan lembah Yordania ditunggangbalikkan, juga dihujani belerang dan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.[41][42] Disebutkan bahwa malaikat mengangkat negeri itu sampai ke awan. Saat terdengar kokok ayam dan lolongan anjing, maka negeri itu dibalikkan dan dijatuhkan.[43]
Alkitab dan Al-Qur'an sepakat bahwa istri Lot termasuk orang yang binasa dalam kejadian tersebut. Alkitab menyebutkan bahwa saat Sodom dihancurkan, istri Lot ikut bersama Lot keluar Sodom, tetapi dia menoleh ke belakang dan dia berubah menjadi tiang garam. Penafsir Alkitab menyebutkan bahwa istri Lot tidak menganggap serius peringatan para malaikat tersebut dan hatinya masih terikat dengan kesenangan-kesenangan di Sodom.[44]Legenda Bangsa Yahudi menyebutkan bahwa istri Lot menoleh ke belakang karena rasa keibuannya untuk memastikan putrinya menyusulnya.[45] Dia diubah menjadi tiang garam karena dia berdosa lantaran garam, yakni membocorkan kehadiran para tamu tersebut saat meminta garam pada tetangganya.[29]:467
Al-Qur'an tidak merincikan mengenai keadaan istri Lot saat binasa dan terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini. Sebagian berpendapat bahwa istri Lot sejak awal memang tidak diajak Lot keluar Sodom dan perintah untuk "jangan menoleh ke belakang" ini ditafsirkan sebagai "jangan tertinggal". Maknanya adalah bahwa saat keluar dari Sodom, Lot diperintahkan untuk jangan meninggalkan keluarganya, kecuali istrinya.[30] Pendapat lain menyatakan bahwa istri Lot memang ikut bersama Lut saat keluar Sodom. Namun saat azab tiba, dia menoleh ke belakang dan berkata, "Duhai kaumku," dan sebongkah batu tiba-tiba jatuh di atas kepalanya, karena dia masih memeluk agama kaumnya dan membocorkan mengenai keberadaan tamu-tamu tersebut pada penduduk Sodom.[46] Al-Qur'an menjadikan istri Nuh dan istri Lot sebagai percontohan dari orang kafir. Keduanya hidup dalam pengawasan orang saleh yang merupakan suami mereka sendiri, tetapi mereka justru berkhianat, dan suami mereka tidak dapat menolong keduanya dari murka Allah.[47]
Lot dan anak-anak perempuannya
Setelah selamat, Lot dan kedua putrinya pergi dari Zoar Lut dan tinggal di gua di sebuah pegunungan. Anak-anak perempuan Lot mengira bahwa mereka adalah satu-satunya wanita yang selamat dari pemusnahan itu sehingga mereka percaya bahwa kewajiban mereka adalah untuk mengandung anak-anak dan meneruskan umat manusia. Saat malam, mereka memberikan minuman anggur pada Lot sampai mabuk, kemudian anak perempuannya yang sulung berhubungan seksual dengannya. Malam selanjutnya, mereka kembali membuat Lot mabuk dan kini anak perempuan Lot yang muda yang berhubungan seksual dengan ayahnya. Masing-masing mereka kemudian melahirkan seorang putra yang menjadi moyang bangsa Moab dan Bani Amon.[48]
Al-Qur'an tidak memuat kisah Lot yang berhubungan seksual dengan kedua anak-anak perempuannya.
Kedudukan
Yahudi
Lot tidak dipandang sebagai nabi dalam Yahudi dan ajakannya pada penduduk Sodom untuk kembali ke jalan Tuhan juga tidak terdapat dalam Tanakh. Dalam Legenda Bangsa Yahudi disebutkan bahwa moral Lot sendiri dipertanyakan karena dia tidak menjaga kehormatan anak-anak perempuannya dengan mencoba menyerahkan mereka pada penduduk Sodom.[45]
Kristen
Lot disebut sebagai orang benar yang tersiksa lantaran hidup di tengah-tengah penduduk yang jahat.[49] Meski demikian, Lot bukanlah nabi. Kepergiannya menuju Sodom tidak untuk menyeru penduduk Sodom sebagaimana sudut pandang Islam, tetapi pertimbangan materi karena wilayah Lembah Yordania memiliki tanah yang subur sehingga menjadi tempat yang cocok bagi penggembala sepertinya. Lot dianggap lebih mengedepankan keuntungan pribadi tanpa menghiraukan penduduknya yang suka berbuat jahat,[50] menjadikan dia sekeluarga mengalami kesulitan setelahnya karena pilihan tersebut.[51]
Islam
Lot termasuk salah satu nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para nabi pada umumnya, Lot juga menjadi percontohan bagi orang saleh. Kisahnya dalam Al-Qur'an juga sangat menonjolkan perannya sebagai rasul, yakni ajakannya agar penduduk Sodom takut pada Allah dan kembali ke jalan yang benar. Al-Qur'an menyebutkan bahwa Lot (dan beberapa nabi yang lain) dilebihkan derajatnya di atas kaum yang lain, sosok pilihan Allah, dan dianugerahi petunjuk ke jalan yang lurus.[52]
Menyerahkan anak perempuannya
Dalam Alkitab disebutkan bahwa saat penduduk Sodom memaksa Lut untuk menyerahkan tamu-tamunya, Lot menawarkan anak-anak perempuannya sebagai gantinya.
"Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu, perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik." — Kejadian 19: 8
Kejadian ini juga tercantum dalam Al-Qur'an.
"Lut berkata, 'Wahai kaumku, inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagimu.'" — Hud (11): 78
"Dia (Lut) berkata, 'Mereka itulah putri-putriku, jika kamu hendak berbuat.'" — Al-Hijr (15): 71
Sumber Yahudi dan Kristen pada umumnya memandang bahwa Lot memang secara harfiah berusaha menawarkan anak-anak perempuan kandungnya. Sebagian tafsiran Alkitab menyebutkan bahwa sangat mungkin Lot melakukan hal tersebut untuk mengulur waktu.[53] Pendapat lain menyatakan bahwa hal tersebut murni karena kekeliruan dan kesalahan Lot. Lot melakukan hal tersebut karena dipandang baik menurut sudut pandang pribadinya, tanpa mempedulikan sudut pandang Tuhan.[54]Legenda Bangsa Yahudi menyebutkan bahwa memang moral Lot dipertanyakan terkait masalah ini.[45]
Dalam Islam, sebagian ulama menjelaskan bahwa makna "putri" di sini adalah kiasan dan tidak merujuk pada anak perempuan Lut, tetapi para perempuan Sodom. Dalam Islam, Lut adalah seorang nabi sehingga dia adalah ayah bagi kaumnya, seperti yang disebutkan dalam sebuah ayat Al-Qur'an dan hadits bahwa Nabi Muhammad adalah ayah bagi kaumnya[55][56] dan istri-istrinya seperti ibu bagi orang-orang beriman.[57] Dengan demikian, Lot meminta para laki-laki tersebut untuk mendatangi para perempuan Sodom, yang dikiaskan sebagai putri-putri Lot, bila hendak melakukan hubungan seksual. Hal ini sejalan dengan ayat Al-Qur'an yang mengisahkan celaan Lot saat berdakwah dan mempertanyakan para laki-laki Sodom yang mendatangi sesama lelaki, bukan perempuan.[12][58]
Ulama lain menjelaskan bahwa memang yang dimaksud dengan perkataan Lot tersebut adalah anak perempuan kandungnya. Maknanya adalah Lut bermaksud menikahkan putri-putrinya dengan tokoh setempat. Diharapkan pernikahan tersebut dapat membuat tokoh-tokoh tadi dapat mempengaruhi dan mencegah yang lain.[59]
Silsilah
Menurut catatan Alkitab, silsilah Lot adalah sebagai berikut: