Dina (bahasa Ibrani: דִּינָה, translit. Dina Dinah) adalah satu-satunya putri Yakub dan Lea yang disebutkan namanya dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di AlkitabKristen.[1] Tidak banyak yang diketahui mengenai hidupnya kecuali ketika mengunjungi perempuan-perempuan Kanaan, ia dilarikan dan diperkosa oleh Sikhem, anak Hemor, orang Hewi, raja negeri itu. Dengan tipu muslihat, kakak-kakak Dina, Simeon dan Lewi, membunuh Sikhem, Hemor dan orang-orang sekotanya, untuk membalas dendam, seperti yang dicatat dalam kitab Kejadian pasal 34.
Kelahiran
Di Alkitab (Kitab Kejadian pasal 30) dicatat bahwa setelah melahirkan Zebulon, putranya yang bungsu, Lea kemudian melahirkan seorang anak perempuan bagi Yakub dan menamai anak itu Dina.[2] Tergantung dari perhitungan apakah Yakub berada di Padan-Aram selama 20 tahun atau 40 tahun, diduga bahwa saat Dina lahir, Yakub berusia 90 tahun[3] atau 70 tahun.[4] Yang pasti menurut Alkitab, Dina adalah anak Yakub terakhir yang lahir sebelum Yusuf (putra Yakub) (dan kemudian Benyamin) dilahirkan oleh Rahel.[5]
Penculikan Dina
Catatan hidup Dina di Alkitab adalah pengalaman tragisnya ketika Yakub dan keluarganya baru sampai kembali di tanah Kanaan dari Padan-Aram. Dina mengunjungi perempuan-perempuan di negeri itu dan terlihatlah ia oleh Sikhem, anak Hemor, orang Hewi, raja negeri itu, lalu Dina itu dilarikannya dan diperkosanya.[6] Tetapi Sikhem jatuh cinta kepada Dina dan berusaha menenangkan hati gadis itu. Sikhem bahkan berkata kepada Hemor, ayahnya: "Ambillah bagiku gadis ini untuk menjadi isteriku." Lalu Hemor ayah Sikhem, pergi mendapatkan Yakub untuk berbicara dengan dia.[7]
Yakub menerima kabar bahwa Sikhem mencemari Dina, tetapi mendiamkan soal itu sampai anak-anaknya, yang sedang berada di padang menjaga ternak, pulang ke rumah. Sesudah mendengar peristiwa itu saudara-saudara Dina ini sakit hati dan sangat marah karena Sikhem telah berbuat noda di antara orang Israel dengan memperkosa anak perempuan Yakub, sebab yang demikian itu tidak patut dilakukan.[8]
Hemor berbicara kepada Yakub dan keluarganya: "Hati Sikhem anakku mengingini anakmu; kiranya kamu memberikan dia kepadanya menjadi isterinya dan biarlah kita ambil-mengambil: berikanlah gadis-gadis kamu kepada kami dan ambillah gadis-gadis kami. Tinggallah pada kami: negeri ini terbuka untuk kamu; tinggallah di sini, jalanilah negeri ini dengan bebas, dan menetaplah di sini." Sikhem sendiri berkata kepada Yakub dan kakak-kakak Dina: "Biarlah kiranya aku mendapat kasihmu, aku akan memberikan kepadamu apa yang kamu minta; walaupun kamu bebankan kepadaku uang jujuran dan uang mahar seberapa banyakpun, aku akan memberikan apa yang kamu minta; tetapi berilah gadis itu kepadaku menjadi isteriku."[9]
Pembalasan anak-anak Yakub
Lalu anak-anak Yakub menjawab Sikhem dan Hemor, ayahnya, dengan tipu muslihat, dengan berkata kepada kedua orang itu: "Kami tidak dapat berbuat demikian, memberikan adik kami kepada seorang laki-laki yang tidak bersunat, sebab hal itu aib bagi kami. Hanyalah dengan syarat ini kami dapat menyetujui permintaanmu: kamu harus sama seperti kami, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat, barulah kami akan memberikan gadis-gadis kami kepada kamu dan mengambil gadis-gadis kamu; maka kami akan tinggal padamu, dan kita akan menjadi satu bangsa. Tetapi jika kamu tidak mendengarkan perkataan kami dan kamu tidak disunat, maka kami akan mengambil kembali anak itu, lalu pergi."[10]
Lalu Hemor dan Sikhem, anak Hemor, menyetujui usul mereka. Sikhem tidak bertangguh melakukannya, sebab ia suka kepada Dina, lagipula ia seorang yang paling dihormati di antara seluruh kaum keluarganya. Hemor dan Sikhem pergi ke pintu gerbang kota mereka dan berbicara kepada penduduk kota itu: "Orang-orang itu mau hidup damai dengan kita, biarlah mereka tinggal di negeri ini dan menjalaninya dengan bebas; bukankah negeri ini cukup luas untuk mereka? Maka kita dapat mengambil gadis-gadis mereka menjadi isteri kita dan kita dapat memberikan gadis-gadis kita kepada mereka. Namun hanya dengan syarat ini orang-orang itu setuju tinggal bersama-sama dengan kita, sehingga kita menjadi satu bangsa, yaitu setiap laki-laki di antara kita harus disunat seperti mereka bersunat. Ternak mereka, harta benda mereka dan segala hewan mereka, bukankah semuanya itu akan menjadi milik kita? Hanya biarlah kita menyetujui permintaan mereka, sehingga mereka tetap tinggal pada kita." Maka usul Hemor dan Sikhem, anaknya itu, didengarkan oleh semua orang yang datang berkumpul di pintu gerbang kota itu, lalu disunatlah setiap laki-laki, yakni setiap orang dewasa di kota itu.[11]
Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, dengan membawa pedang, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki, termasuk Hemor dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang. Mereka mengambil Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi.[12] Kemudian datanglah anak-anak Yakub merampasi orang-orang yang terbunuh itu, lalu menjarah kota itu, karena adik mereka telah dicemari. Kambing dombanya dan lembu sapinya, keledainya dan segala yang di dalam dan di luar kota itu dibawa mereka; segala kekayaannya, semua anaknya dan perempuannya ditawan dan dijarah mereka, juga seluruhnya yang ada di rumah-rumah.[13]
Komentar Yakub
Yakub berkata kepada Simeon dan Lewi: "Kamu telah mencelakakan aku dengan membusukkan namaku kepada penduduk negeri ini, kepada orang Kanaan dan orang Feris, padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya; apabila mereka bersekutu melawan kita, tentulah mereka akan memukul kita kalah, dan kita akan dipunahkan, aku beserta seisi rumahku." Tetapi jawab anak-anaknya: "Mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang perempuan sundal!"[14]
Asal usul Teks
Peneliti Alkitab dari abad ke-19,Julius Wellhausen, menganggap kisah Dina berasal dari dua sumber teks:
Elohis, yang menceritakan pembelian Yakub tanah di Sikhem dan pendirian altar
Yahwis, yang menceritakan kisah perkosaan dan balas dendam
Wellhausen percaya bahwa cerita Yahwis ini disusun untuk memberi nama buruk bagi Kerajaan Israel utara, yang menjadikan kota Sikhem sebagai ibu kota pertama (teks Yahwis itu sendiri berasal dari Kerajaan Israel selatan. Kisah singkat yang berasal dari sumber Elohis mengenai pembelian tanah oleh Yakub dalam Kejadian 33 merupakan riwayat yang damai dari kerajaan utara tentang asal usul kota Sikhem.[15][16]
Para pakar saat ini meragukan analisis Wellhausen, meskipun pandangan yang umum adalah bahwa Kitab Kejadian pada mulanya merupakan untaian yang terpisah dan baru disusun menjadi satu setelah milenium pertama SM[17] Setelah Wellhausen, ada pakar yang mengusulkan dua lapisan naratif dalam Kejadian 34 itu sendiri, dimana riwayat yang lebih tua meliputi pembantaian Sikhem dan Simeon dan Lewi sendiri, dan riwayat tambahan (ayat 27-29) melibatkan semua anak Yakub [18] Satu sarjana Alkitab kontemporer, Alexander Rofe, menyarankan bahwa kata kerja yang menggambarkan Dina sebagai "najis" ditambahkan pada saat itu juga, mengingat di tempat lain dalam Alkitab hanya perempuan yang sudah menikah atau bertunangan yang dianggap "najis" karena perkosaan. Pula ditambah dugaan bahwa Kejadian 34 mencerminkan "gagasan setelah Pembuangan ke Babel tentang larangan perkawinan dan hubungan dengan orang bukan Yahudi." Gagasan kemurnian ras ini mengacu pada abad ke-5 atau 4 SM, ketika komunitas Yahudi di Yerusalem memurnikan diri dari hubungan dengan orang Samaria.[19] Namun tidak jelas bahwa Dina benar-benar diperkosa dalam bahasa aslinya, karena dalam cerita itu perlakuan Sikhem kepada Dina menggunakan kata kerja yang dapat diterjemahkan "merendahkan" atau "melanggar" yang juga bisa berarti "menaklukkan", meskipun hal itu mungkin saja mencerminkan kebiasaan perkawinan penculikan.[19]
Tradisi Yahudi
Dalam literatur rabinik seperti Midrash diberikan cerita tambahan (yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya) tentang Dina, dan keturunannya dari Sikhem serta hubungan dengan kejadian di kemudian hari. Salah satu kisah yang melibatkan Yakub dalam kemalangan nasib Dina adalah ketika Yakub pergi menemui Esau ia mengunci Dina dalam kotak, karena takut bahwa Esau akan ingin menikahinya,[20] tetapi Tuhan menegur Yakub dengan berkata: "Jika engkau menikahkan anak perempuan-Mu di waktu dia tidak akan tergoda untuk berbuat dosa, dan ia akan memberikan pengaruh yang menguntungkan pada suaminya" (Gen. R. LXXX).[20] Dina yang malu akan tindakan saudara-saudaranya, menuntut Simeon menikahinya[21]
Simeon dan Lewi
Menurut Midrash, Simeon dan Lewi masing-masing hanya berumur 14 tahun dan 13 tahun, ketika Dina diperkosa. Mereka memiliki semangat moral yang tinggi (sebagaimana kemudian, dalam riwayat "Lembu Emas" di kitab Keluaran, suku Lewi menunjukkan komitmen mutlak mereka untuk kepemimpinan Musa dengan membunuh semua orang yang terlibat dalam penyembahan berhala), tetapi amarah mereka di sini salah arah. Sebelum kematiannya, Yakub mengutuk kemarahan mereka dan membagi bagian-bagian suku mereka di tanah Israel, sehingga mereka tidak akan mampu untuk berkumpul kembali dan berlaku sewenang-wenang. Satu midrash menceritakan bagaimana ayah mereka, Yakub, kemudian mencoba menahan emosi panas mereka dengan tetap membagi bagian mereka di tanah Israel, dan meskipun bukan tanah mereka sendiri. Anak Dina dari Sikhem dihitung di antara keturunan Simeon dan menerima sebagian tanah di Israel. Dina dirinya sendiri menjadi "wanita Kanaan" yang disebutkan di antara mereka yang pergi ke Mesir dengan Yakub dan anak-anaknya, karena ketika Dina meninggal, dikisahkan Simeon menguburkannya di tanah Kanaan. (Kejadian 46:10).[20] Menurut tradisi lain, anaknya dari perkosaan Sikhem adalah Asnat istri Yusuf, dan Dina sendiri kemudian menikah dengan Ayub, tokoh dari Kitab Ayub[20][22]Suku Simeon menerima warisan dalam wilayah suku Yehuda dan berprofesi guru keliling di Israel, bepergian dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari nafkah. Suku Lewi menerima beberapa "kota perlindungan untuk pembunuh" yang tersebar di wilayah Israel sebagai imam, dan menggantungkan nafkah mereka pada pemberian bani Israel yang lain.
Perjalanan ke Mesir
Ketika Yakub pindah ke Mesir, dalam Taurat (Kitab Kejadian pasal 46) terdaftar sebanyak 70 orang anggota keluarga yang turut bersama-samanya. Anak Simeon dicatat "Saul, anak dari perempuan Kanaan." [21] Menurut Rashi, Saul adalah putra Dina dari hubungannya dengan Sikhem.[21] Setelah membunuh semua saudara laki-laki di kota, termasuk Sikhem dan ayahnya, Dina menolak meninggalkan istana Sikhem, kecuali Simeon setuju untuk menikahinya guna menghapus rasa malu.[21] Menurut Nachmanides, Simeon setuju untuk menikahinya tetapi tidak berhubungan badan dengannya dan karena itu anak Dina dihitung di antara keturunan Simeon, dan kepadanya diberikan sebagian tanah di Israel pada masa Yosua. Daftar nama-nama kaum keluarga Israel di Mesir diulangi dalam Keluaran 6:14–25.
Sastra
Novel The Red Tent karya Anita Diamant ditulis sebagai otobiografi fiksi Dina berdasarkan teks sejarah. Dalam versi ini, Dina jatuh cinta kepada Shalem, pangeran Kanaan, dan tidur dengannya dalam persiapan untuk menikah. Simon dan Lewi, saudara-saudara Dina, memicu perselisihan antara Yakub dan orang-orang kerajaan Sikhem demi keuntungan mereka sendiri, meskipun Dina sudah memberitahu mereka hal yang sebenarnya.
^Hirsch, Emil G. "Sikhem". [[Jewish Encyclopedia]].Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan); Parameter |Editor= yang tidak diketahui mengabaikan (|editor= yang disarankan) (bantuan); Konflik URL–wikilink (bantuan)