Istilah "perempuan" umumnya digunakan untuk manusia segala umur dan segala golongan. Sebutan umum untuk orang dewasa berjenis kelamin perempuan disebut wanita. Sementara itu, istilah untuk Anak yang berjenis kelamin perempuan disebut "anak perempuan", "cewek",[2] atau "gadis".[3]
Di Indonesia, sapaan yang lebih sopan ataupun panggilan untuk wanita yang dihormati atau yang lebih tua adalah "ibu",[4] atau sapaan-sapaan lainnya menurut bahasa daerah masing-masing wilayah.
Menurut teori populer, kata "perempuan" berasal dari kata "empu" dalam Bahasa Jawa Kuno, yang kemudian diserap dalam Bahasa Melayu, yang berarti "tuan, mulia, hormat".[5] Kata empu tersebut mengalami pengimbuhan dengan penambahan "per-" dan "-an" yang kemudian membentuk kata "perempuan".[6] Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa kata empu dalam perempuan berhubungan dengan kata ampu yang berarti "sokong, penyangga".[7]
Kata "wanita" berasal dari kata vanita dalam Bahasa Sansekerta, yang secara harfiah berarti "yang diinginkan".[6][7]
Doktrin agama tertentu memiliki ketentuan khusus yang berkaitan dengan peran gender, interaksi sosial dan pribadi antar jenis kelamin, pakaian berpakaian yang pantas untuk perempuan, dan berbagai masalah lain yang mempengaruhi perempuan dan posisi mereka dalam masyarakat. Di banyak negara, ajaran agama ini mempengaruhi hukum pidana atau hukum keluarga dalam yurisdiksi tersebut (untuk contoh, lihat syariat Islam). Hubungan antara agama, hukum, dan kesetaraan gender telah banyak dibahas oleh organisasi internasional.[8]
Organ-organ reproduksi yang khas pada perempuan, yiatu:
Ovarium, selain fungsi pengaturannya untuk menghasilkan hormon, menghasilkan gamet betina yang disebut sel telur, yang bila dibuahi oleh gamet jantan (sel sperma) maka dapat membentuk individu genetik baru.
Rahim adalah organ dengan jaringan untuk melindungi dan memelihara janin dan otot yang sedang berkembang untuk dikeluarkan saat melahirkan.
Vagina digunakan dalam persetubuhan dan persalinan, meskipun istilah vagina sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dan salah digunakan untuk menyebut vulva (alat kelamin wanita luar),[11][12] yang terdiri dari lubang vagina, labia, klitoris, dan uretra wanita.
Sedangkan organ-organ nonreproduksi yang khas pada perempuan, yaitu:
Payudara berevolusi dari kelenjar keringat untuk menghasilkan susu, sekresi bergizi yang merupakan salah satu ciri khas mamalia. Pada wanita dewasa payudara umumnya lebih menonjol daripada kebanyakan mamalia lainnya; keunggulan ini, tidak perlu untuk produksi air susu ibu (ASI), dan dianggap setidaknya sebagian sebagai hasil seleksi seksual.[10]
^Kata empu dalam bahasa Melayu berkembang menjadi kata "empunya" yang berarti "dimiliki oleh tuannya atau pemiliknya", yang kemudian menjadi kata punya dalam Bahasa Melayu Modern dan Bahasa Indonesia, yang berarti "milik, memiliki"