Amon (bani)
Amon (bahasa Ibrani: עַמּוֹן, Modern Ammon Tiberias ʻAmmôn ; "Umat"; Abjad Arab: عمّون), masyarakatnya disebut sebagai bani Amon dan bangsa Amon, adalah suku bangsa kuno yang disebut dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Mereka menempati wilayah di sebelah timur sungai Yordan, Gilead, dan Laut Mati, yang sekarang ini termasuk wilayah negara Yordania.[1][2][3] Kota utamanya adalah Raba atau Rabat-Amon, yang sekarang menjadi lokasi kota Amman, ibu kota Yordania. Milcom dan Molech atau Molokh (yang diduga sama) disebut di Alkitab sebagai allah bani Ammon.[4] Asal usulMenurut catatan Alkitab dalam Kitab Kejadian pasal 19, bani Amon dan Moab adalah keturunan 2 putri Lot (keponakan Abraham), yang masing-masing dilahirkan dari kedua putrinya sendiri. Dikisahkan bahwa setelah kehancuran kota Sodom dan Gomora, pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan. Sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. Kata kakaknya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon.[5] Alkitab menyebut bani Amon dan bani Moab sebagai "bani Lot" (misalnya Ulangan 2:19). Dalam Alkitab dicatat pertikaian terus menerus antara bani Amon dan Israel. Di Kitab Keluaran tertulis bahwa bangsa Israel dilarang oleh bani Amon melalui wilayah mereka.[6] Di Kitab Hakim-hakim, bani Amon bekerja sama dengan Eglon, raja Moab melawan bangsa Israel. Serangan-serangan bani Amon terhadap orang-orang Israel yang tinggal di sebelah timur sungai Yordan menjadi alasan pemersatu suku-suku di bawah Saul.[7]
Hubungan dengan AsyurAmon tetap merdeka di dalam Kekaisaran Asyur melalui pembayaran upeti, di saat bangsa-bangsa lain diserbu atau diduduki.[10] Prasasti Monolith Kurkh mencatat bahwa tentara raja Amon, Baasha ben Ruhubi, berperang bersama Ahab, raja Israel dan sekutunya, Siria, melawan Salmaneser III dalam perang Qarqar pada tahun 853 SM, mungkin taklukan Hadadezer, raja Aram Damaskus. Pada tahun 734 SM raja Amon Sanipu menjadi taklukan raja Tiglat-Pileser III. Penerus Sanipu, Pudu-ilu, juga berkedudukan serupa di bawah Sanherib dan Esarhadon. Sebuah daftar upeti Asyur yang ditemukan dari periode ini menunjukkan Amon membayar seperlima upeti Kerajaan Yehuda.[11] Kemudian, raja Amon, Aminadab I, termasuk salah satu pemberi upeti, setelah penyerangan Asyurbanipal yang sampai ke Arabia. Raja lain, Barakel, dibuktikan keberadaannya dari beberapa stempel, dan raja Hissalel, yang memerintah sekitar 620 SM disebut dalam tulisan di botol yang ditemukan di Tel Siran, Yordania, bersama putranya, raja Aminadab II, yang memerintah sekitar 600 SM. Masa Persia, Yunani dan RomawiTidak banyak informasi tentang bani Amon dalam periode Persia dan Yunani. Nama mereka muncul pada zaman Makabe, yaitu bani Amon bersama suku-suku sekitarnya berusaha sekuat tenaga untuk melawan dan membatasi kebangkitan kekuasaan Yahudi di bawah Yudas Makabe.[12] Catatan terakhir tentang bani Amon ditemukan dalam tulisan Yustinus Martir (abad ke-2 Masehi0) Dialogue with Trypho (§ 119), di mana disebutkan jumlah mereka masih banyak dan berkumpul di sebelah selatan Palestina. BahasaHanya beberapa nama asli Amon yang dilestarikan, misalnya Nahas dan Hanun, keduanya di dalam Alkitab. Bahasa Amon diyakini dari akar Semitik, mirip dengan bahasa Ibrani dan bahasa Moab.[13] EkonomiSebagaimana Kerajaan Moab, Kerajaan Amon mempunyai sumber alam batu pasir dan batu kapur. Sektor agraria juga berkembang dan mempunyai tempat vital sepanjang King's Highway ("Jalan Raya Raja"), yang menghubungkan Mesir dengan Mesopotamia, Siria, dan Asia Kecil. Sebagaimana bani Edom dan Moab, perdagangan sepanjang jalur ini memberi pendapatan besar bagi bani Amon. Sekitar 950 SM Amon menunjukkan peningkatan kemakmuran, dalam bidang agraria dan perdagangan, serta mampu membuat kota-kota benteng. Ibu kotanya sekarang menjadi Benteng Amman.[10] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|