Asyur

Asyur (bahasa Akkadia: 𒀸𒋩, Aššur; bahasa Inggris: Assyria) adalah kerajaan kuno yang terletak di Mesopotamia utara, wilayah yang sekarang merupakan bagian dari Irak utara, sebagian wilayah Suriah, dan Turki tenggara. Asyur adalah salah satu dari peradaban tertua dan paling berpengaruh di dunia kuno, terkenal karena kemajuan militernya, arsitektur megah, dan kontribusinya terhadap budaya serta ilmu pengetahuan.

Sejarah

Awal Mula (2500–2000 SM)

Asyur pertama kali muncul sebagai sebuah kota negara pada milenium ke-3 SM, di sekitar kota AÅ¡Å¡ur yang terletak di tepi sungai Tigris. Pada periode ini, Asyur adalah bagian dari jaringan perdagangan yang berkembang dengan kota-kota lain di Mesopotamia dan Anatolia, seperti Ebla dan Mari. Asyur awalnya berada di bawah pengaruh Sumeria dan kemudian Akkadia, dua peradaban yang mendominasi wilayah Mesopotamia selatan.

Kerajaan Lama (2000–1365 SM)

Periode Asyur Lama ditandai oleh peralihan Asyur dari kota-negara yang independen menjadi kerajaan regional. Pada awal abad ke-2 SM, raja-raja Asyur, seperti Shamshi-Adad I (1809-1776 SM), memperluas kekuasaan mereka ke arah barat dan selatan. Namun, setelah kematiannya, wilayah Asyur mengalami penurunan karena tekanan dari kerajaan tetangga, termasuk Babilonia dan Hatti.

Kekaisaran Asyur Pertengahan (1365–911 SM)

Asyur kembali menguat pada periode Asyur Pertengahan, dimulai dengan pemerintahan raja-raja seperti Ashur-uballit I (1365-1330 SM) yang mengalahkan Kerajaan Mitanni dan menjadikan Asyur kekuatan utama di Mesopotamia. Selama periode ini, Asyur terlibat dalam konflik dengan Hittit, Babilonia, dan Elam. Namun, pada akhir periode ini, Asyur mengalami kemunduran akibat serangan suku Aramean dan ketidakstabilan internal.

Kekaisaran Asyur Baru (911–609 SM)

Kekaisaran Asyur Baru adalah puncak dari kejayaan Asyur, ketika wilayah kekaisaran diperluas hingga mencakup sebagian besar Timur Dekat kuno. Raja-raja seperti Tiglath-Pileser III (745-727 SM), Sargon II (722-705 SM), Sennacherib (705-681 SM), Esarhaddon (681-669 SM), dan Ashurbanipal (668-627 SM) membawa Asyur ke puncak kemegahan militer dan kultural.

Pada masa ini, Asyur terkenal karena kemampuan militernya, inovasi dalam teknik pengepungan, serta penggunaan senjata besi. Asyur juga menciptakan salah satu perpustakaan terbesar di dunia kuno di Nineveh, yang dibangun oleh Raja Ashurbanipal.

Namun, konflik internal, pemberontakan dari wilayah yang ditaklukkan, serta serangan dari koalisi Babilonia dan Media pada tahun 612 SM menyebabkan jatuhnya ibu kota Nineveh dan berakhirnya Kekaisaran Asyur Baru pada 609 SM.

Budaya dan Masyarakat

Agama

Agama Asyur sangat dipengaruhi oleh tradisi Mesopotamia, terutama Sumeria dan Akkadia. Mereka menyembah dewa-dewa seperti Ashur (dewa utama dan pelindung negara), Ishtar (dewi cinta dan perang), dan Marduk. Agama Asyur juga dikenal karena praktik ritualnya yang kompleks, termasuk persembahan hewan, upacara pemurnian, dan ramalan.

Bahasa dan Sastra

Bahasa utama yang digunakan di Asyur adalah bahasa Akkadia, yang ditulis dalam aksara paku. Asyur juga memiliki tradisi sastra yang kaya, termasuk teks-teks keagamaan, epos, serta dokumen administratif dan hukum. Perpustakaan Ashurbanipal adalah salah satu bukti dari kekayaan sastra dan pengetahuan Asyur, yang mencakup teks seperti "Epos Gilgamesh".

Arsitektur dan Seni

Arsitektur Asyur terkenal dengan pembangunan istana megah, kuil, dan benteng yang diperkuat. Bangunan seperti Istana Sennacherib di Nineveh dan Ziggurat di Ashur menunjukkan kecanggihan teknik arsitektur Asyur. Seni Asyur juga terkenal dengan relief batu yang menggambarkan adegan perang, perburuan, dan kehidupan kerajaan.

Ilmu Pengetahuan

Bangsa Asyur juga memiliki pengetahuan yang maju dalam bidang astronomi, kedokteran, dan matematika. Mereka mengembangkan sistem kalender, catatan astronomi yang akurat, dan praktik medis yang maju untuk zaman mereka.

Lihat Juga

Referensi

  1. Roaf, Michael. Cultural Atlas of Mesopotamia and the Ancient Near East. Facts on File, 1990.
  2. Bertman, Stephen. Handbook to Life in Ancient Mesopotamia. Oxford University Press, 2003.
  3. Oates, Joan. Babylon. Thames and Hudson, 1979.

Pranala luar